Louis : bisakah kau mengangkat teleponku, dude?
Me : what's up?
5 menit kemudian...
Belum juga ada balasan dari Louis. Zayn meletakkan iPhone-nya di dalam laci mejanya dan beranjak keluar dari kamarnya.
Didapatinya Perrie yang tengah mengenakan heels-nya di ruang tamu.
"Where are you going, Darl?" Tanya Zayn, menghampiri Perrie.
"Ke suatu tempat" jawab Perrie, datar.
Zayn semakin mendekat dan duduk di sebelah Perrie. "Are you mad?" Tanyanya lagi.
Perrie tidak menjawab. Namun, dapat dilihat oleh Zayn bahwa Perrie saat ini memang seperti sedang marah. Bukan hanya saat ini, akhir-akhir ini Perrie memang sedikit berubah. Zayn tahu mengapa hal itu terjadi dan Zayn berpikir bahwa menikah itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menikah itu butuh kesiapan yang mantap.
"Aku pergi dulu" tanpa menoleh sedikitpun, Perrie meninggalkan rumah begitu saja. Meninggalkan Zayn yang masih diam di tempatnya.
Apakah ini cobaan dari Tuhan lagi? Tentu.
Zayn terlihat sangat frustasi. Dia menyandarkan pundaknya di kursi sambil memijat pelipisnya.
Seandainya mereka disini. Seandainya aku bisa berbicara pada mereka saat ini. Se-
"Tunggu" gumam Zayn. Sedetik kemudian, Zayn berlari menuju kamarnya.
Begitu sampai, dia langsung membuka laci mejanya dan benar saja. Sudah ada sebuah pesan yang masuk di ponselnya. Dengan cekatan, Zayn meng-unlock iPhone-nya dan membaca isi pesan tersebut.
Louis : Starbucks at 5pm.
Setelah Zayn membaca pesan tersebut, diliriknya jam di dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 4.35pm.
Tanpa basa-basi lagi, Zayn mengambil coatnya di dalam lemari. Tak lupa pula kacamata hitam dan kupluk.
"Okay, Let's Go!!!" Seru Zayn di depan cermin setelah yakin bahwa penampilannya saat ini sudah bisa memastikan tidak akan dikenali oleh orang-orang bahwa dia adalah seorang Zayn Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Guys! (Zayn Malik FanFic)
FanfictionKeputusan yang besar ada di tanganku. Dan kurasa inilah jalanku... I'm Sorry Guys! I'm Sorry Boys-One Direction! I'm Sorry Directioners!