Buka kita buka hari yang baruu
Tebarkan senyum wajah gembira
Dalam suasana baruuu
Bukalah bukalah semangat baru
Uyeuyeuyeeaahh bukalah semangat baru
Ooo na na na naaaa~
Seperti biasa, aku selalu bernyanyi dan berakting layaknya penyanyi terkenal. Aku tau suaraku bagus (baca: seperti kuda diperkosa) -- hanya saja orang lain enggan mengakuinya. Yakkk! Itulah kebiasaan ku bila sedang berada di kamar mandi. Untuk menghilangkan ketakutan, aku bernyanyi sesuka hati dengan volume maksimal, menganggap kamar mandi adalah studio musik paling megah. Pasta gigi sebagai mic, dan gayung aku taruh di kepala, menganggap itu sebagai topi nya, oh ya tak lupa handuk yang berubah fungsi menjadi gaun mewah.
Itu semua akibat keparnoan yang ditimbulkan dari menonton film horror. Aku suka film horror, hanya saja terlalu takut untuk menontonnya. Idiot memang. Terkadang aku berpikir bila soudtrack lagu lengser wengi diganti dengan lagu cherry belle mungkin tidak akan se-horror itu, kan? Mungkin itu ide yang bagus hahah. Baiklah, lupakan.
"FIAN CEPETAN DONG!! IBU JUGA MAU MANDI NIH MAU KERJA!" Suara dari seberang sana terdengar sangat jelas. Huh tipe tipe majikan murka nih..
" Okay mama sayange, aku dataaaaaanggggg!" Berbekal selembar handuk yang menempel, aku keluar dari kamar mandi dengan kaki yang berjinjit agar "nyonya besar" tidak marah saat melihat jejak kaki ku di lantai putih nya.
Tetes tetes air berjatuhan karena aku baru mengeringkan setengah badanku.
Setelah selesai memakai seragam dan sarapan, aku berangkat sekolah." Dadaaa sinchannn!" Satu ciuman kecil mendarat di pipi mulus peliharaan ku. Anjing kecil manis nan ngeselin. Sinchan.
Kali ini nggak bakal telat!
Pagi ini matahari belum menampakkan dirinya, masih betah berada sendiri di peraduan nya. Gelap masih menyelimuti langit bulan Juli.
***
Aku berjalan menuju kelasku yang lumayan jauh. Itung itung olahraga di pagi hari. Aku berhenti ketika seseorang memeluk ku dari belakang.
Eitss.. tenang kawan. Aku asli jomblo.
"Eh eh siapa nihhh?" Aku menolehkan kepala ku ke belakang. Kudapati seorang perempuan dengan wajah berseri seri tersenyum ke arahku.
"Heheeee. Temenin ke kantin yuk Fiiiii. Laperrrrr" dengan wajah memelas sambil memegang perut, ia menarik narik tanganku.
"Omg Visyaaa! Kirain siapa yaelah, bisa kali nggak perlu ngagetin. Bentar dulu kek nyet. Ini taruh tas aja belum" aku memasang wajah malas. Sahabat ku ini memang senang muncul tiba tiba. Datang tak diundang, pulang tak diantar.
"Yaudah aku anterin sampai kelas. Habis itu langsung ke kantin ya beb" Visya memampang wajah usil nya itu.
" Y. " jawabku. Singkat. Padat. Jelas.
Aku dan Visya berjalan menyusuri lorong lorong menuju kantin. Tak lupa aku membawa novel kesayangan ku --Sunshine Becomes You. Kami berjalan diiringi tawa yang tiada henti. Menertawakan sesuatu yang tidak lucu, alias garing. Tapi Visya ini memang anak yang super duper cerewet. Setiap hari selalu saja ada bahan obrolan. Aku pun sampai heran.
"Haaaaaaaaahhh i miss The Idiots so fucking much. Dispen mulu di kelas" ujarnya kesal.
" Trus suasana kelas yang kaya pasar, so crowded" aku menambahkan.
Selama berjalan, Visya terus berceloteh tentang segala hal. Ini dia salah satu yang menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart
Teen Fiction"people change, but memory don't" You know what changes people? A broken heart. You will meet Fian, an ordinary girl with ordinary life. ..but when you are trying to not look back, your past come again into your life. Destroy your defense, but you c...