Aku sangat geram ketika melihat siapa yang duduk di kursi incaranku. Huft, pria menyebalkan itu lagi.
"Kau!" ujarku dan pria itu berbarengan
"Sedang apa kau disini? Cepat pergi, ini kursiku." usirku
Pria itu malah menaikan satu kakinya ke kakinya yang satu lagi, tangannya ia lipat di dada, sungguh tingkah yang menyebalkan, "Tidak bisa, aku sudah duluan disini"
"Tidak bisa, aku sudah mengincarnya!" kataku menyolot
"Hei, siapa cepat dia dapat" kata pria itu
"Tidak bisakah kau mengalah untuk wanita?" sindirku
Dia malah semakin menyebalkan "Tidak jika wanita itu sepertimu."
Aku mengernyitkan dahi "Memangnya apa yang salah dari diriku?"
"Kau itu bawel, galak, ketus, menyebalkan, dan bodoh!" kata pria itu. Ya ampun, tidak ada bagus-bagusnya diriku di mata pria itu. Menurutnya dia sempurna?
"Hei, apa menurutmu kau sempurna?" aku menggeram
Pria itu menaikkan satu alisnya "Aku tak berkata seperti itu, tapi yang pasti, aku lebih baik daripada kau."
Oh my god, pria ini memang benar-benar menyebalkan.
"Hei asal kau tahu saja pria jelek, kau ini lebih menyebalkan dan lebih bodoh dariku!" kataku tak mau kalah
"Hahaha jelek kau bilang? Aku setampan ini kau bilang jelek?" pria itu malah tertawa, aku merasa diremehkan, dasar pria sok tampan.
"Kau ini sok tampan!"
Pria itu mendekatkan wajahnya ke depan wajahku, "Memang aku tampan!"
Aku mendorong jidatnya sehingga ia kembali ke posisi semula "Jelek!"
"Hei, aku tampan!"
"Tidak!"
"Tampan!"
"Tidak, bodoh!"
"Hei, kau yang bodoh!"
"Aku pandai, kau yang bodoh!"
"Aku yang pandai, bodoh!"
"Aku!"
"Aku, bodoh!"
"Ya. Memang kau bodoh hahaha"
"Hei gadis gila, kau ini tidak mengerti tanda baca ya?"
"Apa kau bilang? Gadis gila? Kau yang gila!"
"Aku normal, kau yang gila"
"Kau!"
"Kau!
"Kau!"
"Stop!!!" teriak Taylor setelah pusing mendengar pertengkaran kami. "Bisakah kalian diam? Kalian membuatku pening!"
"Ya, aku tidak akan ribut jika dia tidak menyebalkan." ujarku menyalahkan pria menyebalkan itu.
"Hei! Kau yang menyebalkan!" pria itu tak terima
"Kau, bodoh!"
"Kau, gila!"
"Kau"
"Kau"
"Stop!" teriak Tay,lagi. "Apakah kalian tidak bisa diam sebentar?"
Aku memelototi pria itu,begitupun pria itu.
"By the way, siapa pria ini? Mengapa kau tak pernah mengenalkannya padaku?" tanya Tay
"Tay! Ini pria menyebalkan yang aku ceritakan. Kau tak perlu mengenalnya, aku saja malas bertemu dengannya, apalagi mengenalnya." ujarku sambil melirik sinis pada pria itu
"Hei menurutmu aku mau mengenalmu?"
Aku menjulurkan lidahku.
"Dasar cewek gila!" kata pria itu
"Apa kau bilang?" aku memanas lagi
"Hei sudah cukup!" kata Tay memisahkan, untung ada Tay disini, jika tidak, pria itu mungkin sudah habis aku mutilasi.
---
•Justin P.O.V•
Hu, acara di kampus bukan mengasikkan malah menjadi membosankan karena ada gadis gila itu. Oh god, mengapa aku harus di pertemukan dengan gadis macam itu? Species apakah dia? Mengapa menyebalkannya melebihi apapun? Aku tak membayangkan bagaimana nasibku ini, dia saja tinggal di samping apartement-ku, bisa-bisa telingaku ini pecah.
Aku membuka pintu apartement. Dan aku terkejut melihat seseorang yang duduk di sofa-ku.
"Mac?"
Pria itu menoleh ke arahku, "Hai bro, kau ini darimana saja? Mengapa apartement-mu tak kau kunci?"
Oh iya, aku lupa mengunci apartement. Memang sudah kebiasaanku seperti itu.
Aku duduk di samping Mac, "sejak kapan kau disini? Mengapa kau tidak bilang padaku jika kau akan datang hari ini?" aku sih bukan heran karena Mac ada di apartement-ku, memang aku sudah mengirimkan alamatku dari awal. Tapi mengapa dia tidak bilang jika akan datang sekarang?
"Ya, aku datang sedari siang tadi, tapi orang yang pertama aku temui itu Maddie, pacarku tersayang."
Aku menonjok pipi Mac, tidak kencang. "Dasar kau!"
"Kau habis dari mana tadi?" tanya Mac
"Habis pergi, ada acara"
"Dinner dengan pacar?" tanya Mac
"Aku tidak punya pacar, bodoh!"
"Payah sekali kau, adikmu ini saja sudah punya." ledek Mac
"Kau baru datang tapi sudah menyebalkan, sama menyebalkannya dengan gadis itu."
"Gadis siapa? Calon pacarmu?"
Aku terkejut "Tidak, ih amit-amit"
Mac mengernyitkan dahi. "Just, tadi aku bertemu dengan gadis manis seumuran denganmu, dia asik dan menurutku dia cocok untukmu."
"Oh ya? Bagaimana bisa kau bertemu dengannya?"
Mac berdehem "Dia membantuku menemukan taman kota. Tempat aku bertemu dengan Maddie."
"Oh"
"Kau mau ku kenalkan?"
"Mm, boleh jika memang dia gadis yang menarik."
"Sangat menarik, kapan-kapan akan ku kenalkan."
---
•Ariana P.O.V•
Aku bersama Taylor sekarang sedang berada di starbucks, ya jalan-jalan saja.
"Ari, menurutku pria yang bertengkar denganmu kemarin tampan" kata Tay
Aku mengidiw, "Cih, tampan?"
"Ya, sangat tampan malah."
"Kau menyukainya, Tay?" tanyaku jijik
Taylor berdecak, "Bukan, maksudku mengapa kau tak memacarinya saja? Kau kan sudah lama menjomblo"
Aku membulatkan mata "Are you crazy, Tay?"
"No, lagipula dia tampan. Cocok untukmu."
Aku berdecak sebal "Kau menyebalkan Tay! Sungguh."
"Awas jangan terlalu membencinya, nanti lama-lama berubah menjadi cinta" ledek Tay
Aku memelototi Tay "Kau ini bicara apa, bodoh? Itu tidak mungkin terjadi! Tidak akan pernah."
"Oh ya?" Tay menggodaku
Aku semakin sebal dengan Tay "Sekali lagi kau meledekku, nih terima" ujarku sambil mengepal tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanficDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...