Still Into You

5.8K 285 72
                                    

Dalam balutan gaun putih, aku duduk berlutut diiringi derai hujan. Perih dan nyeri yang menyelimuti hatiku sama sekali tidak memberiku sedikit pun celah untuk meraih pegangan. Aku terus terjatuh, tenggelam bersama kenyataan pahit yang tak mampu kutanggung.

Aku kehilangan Andrew.

Kakak laki-lakiku, yang telah kuyakini sebagai separuh nyawaku, juga satu-satunya tempatku bernaung sejak orangtua kami meninggal dalam kecelakaan dua tahun yang lalu. Hanya ia satu-satunya tempatku untuk bersandar, mencurahkan segala cinta, juga membuat hidupku memiliki tujuan.

Mengapa kau meninggalkanku? ratapku dalam hati. Jika kau tetap di sini, semua penyiksaan ini tidak harus kualami! Pernikahan palsu ini tidak perlu kujalani!

Tetes demi tetes air mata mengaliri wajahku. Bersatu bersama bulir-bulir air hujan yang masih turun dari langit.

"Aku membutuhkanmu...." Isakku pada makam bisu di hadapanku.

Hanya Andrew yang kubutuhkan. Apa yang harus kulakukan untuk membawanya kembali?

Hidup seakan kembali mentertawakanku saat jawaban itu menyeruak masuk. Karena tak ada yang dapat kulakukan. Takkan pernah ada. Ia meninggalkanku dan aku tak lagi memiliki siapa pun. Aku hanya memiliki diriku sendiri.

Oh, seandainya saja itu yang benar-benar terjadi, mungkin semua ini akan menjadi sedikit tertahankan. Pada kenyataannya, kakakku justru menukar dirinya dengan sahabatnya yang selalu membenciku untuk hidup denganku. Bisakah kalian membayangkannya? Kakakku meminta sahabatnya untuk menikahiku jika sesuatu terjadi padanya, dan di sinilah aku, mengenakan gaun pengantinku tepat setelah upacara pernikahanku hanya untuk menangis tersedu menyesali hidup.

Tak pernah sekali pun aku mengira pernikahanku akan dilakukan dengan begitu dingin, hampa, serta penuh luka. Apalagi dengan orang yang tidak memberiku cinta. Seumur hidup, aku selalu berpegang pada sebuah mimpi bahwa entah kapan, seseorang akan memberiku dirinya dan menjadikan diriku segalanya. Orang itu akan menghabiskan sisa hidupnya denganku untuk merajut harapan. Itu adalah mimpiku.

Namun kini, tidak hanya aku harus melepas kakakku, aku pun harus melepas mimpiku. Aku harus menghabiskan hidupku dengan seorang pria yang dengan jelas menunjukkan bahwa ia tidak akan pernah mencintaiku.

Tiba-tiba sebuah payung menaungiku dari derasnya hujan. Seorang pria dengan jas berwarna abu-abu yang serasi dengan pita pada gaunku, menunduk menatapku dengan pandangan yang begitu tenang. Matanya yang sewarna dengan langit cerah menarikku untuk terhanyut, hingga aku bahkan tidak sempat bereaksi ketika ia menyentuh wajahku.

Jerallga Logane. Suamiku. Sahabat dari kakakku.

Aku memalingkan wajah dan menolak sentuhannya. Meski tak menatap wajah sempurnanya adalah hal yang sulit untuk dilakukan, aku tahu aku tak sanggup menatapnya dan mengagumi keindahannya tanpa menyadari bahwa ia merenggut mimpiku. Bahwa ia adalah segala yang melambangkan kepergian kakakku.

"Semua ini permintaan Andrew. Aku tidak bisa mengabaikannya. Ia adalah orang yang telah menyelamatkanku dan aku berutang segalanya pada dirinya. Ia hanya ingin kau tetap aman dan tidak hancur setelah kepergiannya. Karena itu kau harus memaafkannya. Kau tidak harus memahaminya, cukup memaafkannya," ucap Rallga dengan nada datar yang selalu digunakannya.

Aku menatap mata birunya yang tidak memperlihatkan ekspresi apa pun. Berusaha mencari Jerallga Logane yang datang ke dalam keluargaku untuk kali pertama lima tahun yang lalu. Jerallga Logane yang meskipun hampir tidak pernah bersuara, selalu memiliki kehangatan dalam mata birunya ketika menatapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang