Truth or Dare

3.4K 203 30
                                    

Choi Jonghun tidak pernah menduga bahwa kehidupannya akan terusik setelah mengenal seorang Lee Hongki. Awalnya ia hanya sekedar mengenal pemuda itu dengan catatan akhir yang buruk—berandal yang berisik. Baru dari beberapa saat yang lalu ia mulai mengabsen semua kepribadian yang ada pada pemuda itu. Hampir semua pendapatnya salah besar dan bahwa Lee Hongki adalah seorang yang sangat tidak laki-laki.

Oh.

Oh.

Jonghun tahu ia mulai tertarik dengan mahasiswa bermulut besar itu. Suatu keajaiban bahwa seorang Jonghun mau repot-repot berterima kasih kepada jadwal perkuliahan yang mengharuskan mereka berada dalam kelas yang sama hari ini. Lee Hongki bukan termasuk dalam tipenya. Pada dasarnya, meskipun ia gay, ia adalah orang yang sangat pemilih.

Apa barusan disebutkan bahwa Jonghun seorang gay? Jawabannya mungkin iya, karena tidak semua penduduk universitas tahu bahwa Pangeran Es yang selalu dipuja-puja para gadis itu gay. Jonghun sendiri tidak pernah mendeklarasikan langsung bagaimana orientasi seksualnya pada warga universitas, mungkin hanya ada satu—atau dua—sahabatnya yang mengetahui hal ini.

Dan seperti seekor kucing yang diiming-imingi tulang ikan, begitulah keadaan Choi Jonghun sekarang.

.

.

Dua jam yang lalu...

Lee Hongki dan kedua temannya sedang heboh dan berisik memainkan permainan mainstream yang populer belakang ini. Truth or Dare. Permainannya mudah. Tidak akan membuat siapapun kelelahan secara fisik. Kecuali—selalu ada kecuali dalam setiap permainan—jika kau memilih keputusan yang salah dan kau akan berakhir dikerjai oleh teman sepermainanmu.

Maka sekarang giliran Lee Hongki, moncong botol minuman kosong yang diputar sudah mengarah padanya. Tawa renyah yang tadi keluar dari mulutnya setelah mengerjai teman-temannya itu, hilang. Oh, shit! Apa ia baru saja berpikir bahwa ia akan dikerjai balik?

"Truth or Dare?" tanya Seunghyun, salah satu temannya, dengan smirk yang membuat Hongki bergidik. Ia tak boleh salah memilih.

"Truth," jawabnya.

Seunghyun menepuk tangannya. "Baiklah Dare, jadi—"

"Hey, hey, aku bilang Truth!" sangkalnya.

"Minan apa kau dengar bahwa Hongki Hyung mengatakan Truth?" tanya Seunghyun pada bocah gempal di sampingnya. Namanya Choi Minhwan.

Bocah itu menggeleng ditanyai seperti itu. "Tidak, aku dengar dia bilang Dare."

Hongki menggeram kesal, ia menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya untuk mencekik Seunghyun. "Hey, aku bilang Truth! Bodoh! Seunghyun bodoh!"

"Hyung, kau bisa membunuhnya!" Minhwan berusaha melepaskan tangan Hongki saat melihat lidah Seunghyun terjulur-julur kehabisan napas. "Kau bilang Dare, masalah selesai."

"Tidak bisa, kalian curang!" teriak Hongki.

"Ayolah, kau membuat kita semua dipelototi!"

Cekikan Hongki mengendur dan tangannya terkulai di samping sisi tubuhnya. Ia meringis menerima tatapan tajam dari beberapa siswa yang saat itu juga berada di kelas yang sama padanya. Dosen mereka telat datang—jadi kegiatan paling berarti bagi Hongki dan teman-temannya adalah permainan itu. Tapi tampaknya siswa lain merasa terusik.

"Jadi, Dare—"

"Truth!"

"Kau ini hanya membuang-buang waktu kami." Seunghyun mendengus setelah napasnya kembali setelah tercekik tangan Hongki. Ia berdeham sebentar karena bagaimanapun juga tenggorokannya jadi sakit.

TRUTH or DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang