BAB TUJUH

1.6K 193 24
                                    

(Roni pov)

Bisa kulihat matanya yang membelalak saking kagetnya.

"Roni, apa kau punya fotonya?" Tanya Elena

Aku mengangguk, dengan sigap kuambil pigura cokelat yang berisi foto Zikri yang tengah berdiri di depan sebuah pohon.

Saat aku memberikannya, bisa kulihat wajah Elena yang menggelap.

"Ini....Ika" bisik Elena

"Ika? Kau memanggilnya begitu?"

Elena mengangguk "kalian mengenalnya hanya sebagai Zikrika?"

Aku mengangguk

"Nama lengkapnya Zikrika Anggraini" lanjut Elena  "aku biasa memanggilnya Ika, aku dipindah ke panti asuhan sejak tujuh tahun yang lalu. Saat kedua orang tuaku meninggal"

Elena menghela nafas dan kembali melanjutkan "dia tetanggaku, aku biasa bermain di bawah pohon bersamanya"

"Dia tinggal dengan kakeknya karena kedua orangtuanya juga sudah tiada"

Aku hanya bisa terdiam saat melihat Elena. Gadis itu terlihat sangat berduka.

"Dia teman terbaikku. Teman satu-satunya, karena yang lain menganggapku aneh. Aku terpisah darinya saat aku dipindah ke panti asuhan. Sejak itu aku selalu berkirim surat dengannya. Tapi kirimannya terhenti sejak dua tahun lalu"

Elena menunduk "tapi tak kusangka, surat darinya terhenti karena hal itu"

Bisa kulihat air matanya yang menetes dan hilang di atas selimut putihku. Membuat bekas bercak-bercak bening.

Elena mengusap pipinya dan menatapku "apa ada lagi yang disampaikannya?"

Aku mengangguk "dia memintaku untuk memberikan surat ini padamu"

Aku menyerahkan selembar amplop kecil berwarna putih padanya. Elena membuka amplop itu dan membaca surat di dalamnya.

Setelah selesai, dia menunjukkan surat itu padaku.

Dear Elena,

Sudah tujuh tahun kita tak bertemu. Jika kau membaca surat ini, artinya aku sudah pergi. Maaf aku tak bisa membantumu Elena. Jika kau bertemu seorang lelaki berambut cokelat gelap bernama Roni Siswanto, ikutlah dengannya. Dia akan melindungimu.

Maaf Elena, aku tau kalau kau disiksa di panti asuhan itu. Tapi aku tak bisa, karena si ibu asuh sangat rapi dalam modus operandinya.

Dan terima kasih Elena karena sudah mau berteman denganku. Rasanya aku senang akhirnya punya teman sebaik dirimu.

Juga kepada para anggota Underground Bullet, kalian yang terbaik!

Yang terakhir, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Roni.... partnerku yang seliar macan kumbang.

Salam,
Zikri

Air matanya mengalir semakin deras. Tanpa bisa kutahan, aku langsung menariknya kedalam pelukanku. Membiarkan air matanya membasahi kaosku.

Tanganku mengusap punggungnya dengan lembut hingga lambat laun tangisannya mengecil dan akhirnya terdiam.

Aku membuka pelukanku dan senyumku mengembang melihat dirinya yang tertidur dalam pelukanku.

Aku menggendong tubuhnya ke tengah ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Saat aku akan beranjak dari ranjang, tiba-tiba dia berbisik pelan

"Roni, jangan pergi"

My Wild Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang