Buat yang merasa gimana-gimana gitu dirumah atau pun lagi nongkrong atau lagi nonton atau lagi dinner bareng someone nya , erhm yuk mari di intip cerita absurd saya :)
Happy reading ♡
~~~~~~~
Kirana mengetuk-ngetukkan jari nya sembari menunggu seseorang di cafe tempat mereka janjian. Kirana yang mulai lelah setelah menunggu selama tiga jam akhirnya bertindak dengan menelfon seseorang yang entah siapa.
"Na lo dimana?" Tanya Kirana keras hampir saja membuat para pengunjung cafe itu pingsan.
"Gue dirumah. Ada apa?" Jawab yang diseberang sana
"Gue otw ke rumah elo ya. Tungguin jangan sampai lo pergi!!" Kembali Kirana mengeraskan suaranya dan menghentakkan kakinya berjalan meninggalkan cafe.
~~~
Yang ditunggu akhirnya datang. Diana yang sudah menunggu Kirana dengan cemas diluar rumah akhirnya menghembuskan napas lega setelah melihat Kirana turun dari taxi dan berjalan kerumah Diana.
"Ada apa sih non? Kok cembetut gitu? Lagi ada masalah ya?" Selidik Diana
"Tau akh. Gelap surem bete." Kirana berjalan meninggalkan Diana menuju kursi di teras rumah Diana.
"Kan katanya lo mau jalan sama Viko? Kok gak jadi? Viko telat? Atau lupa?" Selidik Diana lagi.
"Bodo ah. Mau lupa kek, telat kek, mati aja sekalian." Ketus Kirana.
"Hush! Se kesal-kesalnya elo gak boleh ngatain sampe mati segala. Pamali namanya. Elo tau kan ada pepatah yang mengatakan kalo mulutmu adalah harimaumu. Dan ucapan mu adalah doa mu." Cerocos Dian bak seorang penasehat.
Eits jangan salah Diana emang penasehat. Tapi penasehat khusus untuk teman terdekat termasuk Kirana salah satunya.
"Iya maaf. Habis gue kesel sih, yang buat janji siapa yang ngingkarin siapa coba. Bayangin ya, gue udah nunggu selama tiga jam. Helloooooo gue ini apa? Nunggu mulu? Capek!!" Kirana mengeluarkan unek-uneknya dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Lo yakin Viko gak dateng?" Tanya Diana lagi.
"Yakinlah. Udah tiga jam juga." Masih dengan emosi Kirana menatap Diana
"Ini bukan pertama kalinya loh, elo itu nungguin Viko sampe berjam-jam. Masih inget waktu di taman sekolah elo nungguin Viko sampe 6 jam? Dan inget juga gak waktu Viko kecelakaan dan elo rela nungguin dia selama dua hari yang gak sadar-sadar. Sampe mata elo tuh bengkak. Inget gak?" Cerocos Diana lagi panjang lebar.
Kirana tampak berfikir dan merenungi semua perkataan Diana, seolah Diana itu memang catatan segala macam tentang kehidupan Kirana, tapi kenyataannya memang benar, hampir semuanya diketahui oleh Diana, tanpa terkecuali.
"Terus elo mau mutusin Viko gitu aja?" Selidik Diana menatap tajam Kirana.
Kirana masih sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa menyadari seseorang yang menemaninya duduk telah pergi.
"Gue emang pengen mutusin Viko. Tapi gue gak bisa dengan gampang bilang gitu aja. Cobaan bersama Viko itu emang berat, apapun cobaan gue itu selalu berujung menunggu, dan menunggu. Jadi.."
"Jadi kamu gak bakalan mutusin Viko hanya karena 'menunggu' terus kan?" Kirana kaget dan menatap ke sumber suara dengan tatapan sulit diartikan.
"Kamu??" Kirana masih tidak percaya dengan apa yang dia saksikan sekarang.
"Maafin aku ya udah buat kamu menunggu terus selama ini, aku gak tau begitu besar pengorbanan kamu ke aku walaupun hanya menunggu setidaknya aku bahagia masih ada yang nungguin aku. Apapun yang terjadi aku gak bakalan mau kita putus. Titik." Viko menekankan disetiap kata-kata menunggu dan tersenyum kepada Kirana.
"Aku juga gak bakalan mutusin kamu cuma karena menunggu. Titik" Akhirnya Kirana dan Viko berpelukan setelah mengeluarkan isi hati yang terganjal selama ini.
Diana menatap lega kedua sahabat nya itu dan tersenyum melihat kisah cinta mereka yang sulit dibaca dan di artikan oleh orang-orang yang tak mengenal mereka.
¤¤¤
So.. apa yang kalian dapat dari cerita ini? Author butuh masukan dari kalian :) terimakasih ({})
Copyright©2015_ItaNinta