My Love in the Past

8. Sayonara, Irina

Lentidak bisa tidur. Dia terus berpikir bahwa besok dia akan berpisahdengan Irina. Tak tahunya, air matanya menetes. Len kaget, lalusegera disekanya. Meski begitu, dia juga ingin saudarinya kembali.Rin benar-benar dalam bahaya. Kalau mereka tidak segera bertukarkembali, keseimbangan dunia juga akan berubah.

"Andaisaja hal ini tidak pernah terjadi." gumam Len.

Hariesok tiba. Rin mendapatkan giliran konser solo. Irina agak grogimeski sudah pernah maju karena kali ini dia akan berada diataspanggung tanpa Len.

Lensegera menuju ke ruang tengah dan langsung menyalakan TV. Len melihatIrina sudah bernyanyi hingga di tengah lagu. Melihat Irina bernyanyisambil tersenyum membuat Len semakin sedih.

'Iniadalah terakhir aku melihat senyumanmu'

"Terimakasih, semuanya," ucap Irina kepada para penonton. "...Aku punyasebuah lagu istimewa karena aku yang menciptakannya. Semoga seseorangyang ingin kunyanyikan lagu ini bisa mendengarnya."

Dihari yang cerah, dengan langit biru

Setiaplangkahku, detak jantungku

Denganmata ini aku melihatmu

Kitabertemu dengan tak sengaja

Setelah itu hariku penuh warna

Kamu yang aku kagumi

Entah mengapa semuanya berubah

Menjadi indah

Meskipun kautak disini

Aku bisamendengar suaramu

Jangan kaupergi, jangan kau pergi

Aku s'lalumenunggumu

[keterangan lagu: lirik merupakan ciptaan pribadi dengan nada lagu The Day ofDecisive Battle-Kagamine Rin, paragraf pertama merupakan awalan,paragraf kedua merupakan bridge, paragraf ketiga merupakan reff.]

Semuapenonton bersorak dan bertepuk tangan. Irina sangat bahagia. Selainpenonton menyukai lagu ciptaannya, dia bisa menyampaikan perasaannyakepada Len. Len yang melihatnya menjadi terharu. Air matanya tidakbisa berhenti, diantara bahagia dan sedih.

"Terimakasih, Len." Ucap Irina. Dia sudah siap dengan pakaian dinginRusia-nya. "...Sebelum aku pergi, aku punya sesuatu untukmu. Mohonditerima."

Irinamenyodorkan sebuah kotak tanpa bungkus kado ke Len. Len menerimanyadengan sungkan. Dia menjadi penasaran dengan isinya.

"A-akuakan selalu menyimpan perasaan cintamu...di hatiku." Ucap Irinamalu-malu. Kemudian dia menekan tombol "Enter".

"Arigatou(terimakasih), Kagamine Len." Kata Irina sambil tersenyum. Tangannyadiangkat memberi hormat pada Len. Cahaya silau muncul dari layarkomputer, seperti tragedi Rin yang lalu. Air mata Irina menetes,kemudian sosoknya lenyap.

Sepanjangmalam Len menangis. Dia benar-benar menghadapi kenyataan yang ingindia anggap sebagai mimpi. Tiba-tiba dia teringat dengan kado dariIrina yang belum ia buka. Diambilnya dan dibukanya. Di dalam terdapatsebuah pistol yang digunakan Irina saat menembak pembunuh di TokyoTower waktu itu. Disana juga terdapat selembar foto yang terlihatusang. Foto Irina bersama Leevonia, anjingnya.

Pagihari tiba. Len terkejut apa yang ia dapati di atas kasur yangberseberangan dengan kasurnya. Rin sudah kembali. Dia sedangtertidur.

"Irina!Eh, Rin! Bangun!" teriak Len sembari menggoyang-goyangkan tubuhRin dengan tidak sabar. Rin terbangun, lalu gantian kaget. Rinlangsung memeluk Len erat-erat sampai Len tercekik.

"Ya-yamette(hentikan)!"pinta Len. Rin melepasnya.

"Gomen(maaf)!Len, aku benar-benar kangen!" kata Rin. Len bengong.

"LEN!!"teriak Rin, membuat Len buyar dari lamunannya.

"Eh,iya, Irina, eh, maksudku Rin" jawab Len. Rin kaget mendengar Lenmengatakan "Irina".

"Irina?Siapa dia?" tanya Rin penuh selidik.

"Bukan!Bukan siapa-siapa!" sangkal Len. Dia jadi malu pernah menyukaigadis yang mirip dengan Rin. Sekarang dia jadi agak canggung kalauberhadapan dengan saudarinya.

"Habisnya,aku dipanggil Irina melulu disana. Sepertinya orang yang bernamaIrina punya masalah. Lalu ada orang yang mirip sekali dengan Luka-needan Miku-nee, tapi sayangnya gk ada yang mirip kamu.". Len sedaritadi hanya tersenyum mendengar kecerewetan Rin. Rin baru menyadari.

"Ke-kenapa,sih, kamu? Serem..." ucap Rin. Dia agak menjauhkan diri dari Len.

"Akusenang bisa melihatmu,lagi...Rin." kata Len sambil tersenyum.

Sayonara,Irina.