Rahasia besar yang disembunyikan orangtuanya, membuat Tobias tidak dapat berdiam diri lebih lama. Tepat saat perayaan natal berlangsung, Tobias menggunakan kesempatan ini untuk mencari sebuah jawaban yang sangat diinginkannya.
Dirinya merasa yakin sang nenek akan memberitahukan semua yang ingin diketahui. Tanpa berpikir panjang untuk menolak permintaan sanga mama untuk pergi ke rumah nenek, Tobias telah bersiap terlebih dahulu dan duduk manis didalam mobil sebelum mama memanggilnya.
Seperti dugaan Tobias, rumah sang nenek ramai dengan semua saudara-saudara sepupunya dan juga orang tua mereka. Dengan mengekor dibelakang sang mama yang telah turun terlebih dahulu, Tobias menyelinap masuk ke taman belakang rumah nenek.
Ditemani dengan segelas minuman bersoda dan juga beberapa toples kue, Tobias masih menatap lurus menerawang jauh sambil memikirkan semuanya. Sesekali dia melirik ke belakang berharap neneknya akan mendekatinya seperti biasanya.
Lama Tobias menunggu dengan ditemani beberapa saudara sepupunya, tepat jam dua siang, sang nenek berjalan masuk ke dalam rumah, membuat Tobias bergegas berdiri dari tempatnya dan berjalan mendekati sang nenek.
"Oma," panggil Tobias pelan.
"Tobi? Ada apa, nak?" tanya neneknya ramah.
Lama Tobias terdiam mengatur kalimatnya, hingga sang nenek bingung dengan sikap cucunya ini.
***
Tobias duduk dengan tegak di atas tempat tidur Omanya masih dengan berusaha mencari bahasa yang tepat untuk bertanya. Oma menunggunya dengan sabar sambil menatap mata Tobias yang jelas mengisyaratkan sesuatu hal.
Lama mereka menunggu, akhirnya Tobias berhasil membuka mulutnya kembali.
"Oma," panggil Tobias pelan. Oma hanya menatapnya sayang masih sambil menunggu kelanjutan kalimatnya.
Dengan perlahan Tobias mengeluarkan selembar foto dari saku jaketnya yang sengaja diambil sesaat sebelum mereka pergi tadi.
Diulurkannya foto tersebut dengan perlahan pada Oma sambil menatap wajah Oma penuh harap. Foto yang terbalik itu secara cepat mencuri perhatian Oma dan dengan senyum yang belum luntur sejak tadi, Oma mengambil foto tersebut dari tangan Tobias.
Nemun dalam hitungan detik, senyum yang sedari tadi menemani Tobias kini hilang tak berbekas berganti dengan sebuah tatapan kecemasan dan ketakutan, yang dapat dilihat Tobias dengan jelas.
"Oma tau siapa dia, kan?" tanya Tobias kembali. Kini harapannya muncul dan dengan antusias dia menunggu jawaban Oma.
"Tobi, kamu...."
"Oma, Tobias minta Oma tolong jawab dengan jujur. Siapa dia Oma?" tanya Tobias mulai tidak sabar. "Oma."
"Tobias..." reaksi yang sama seperti yang ditunjukkan oleh sang Mama, membuat Tobias mulai putus asa dan terdiam tanpa dapat mengucapkan apapun.
"Oma, Tobias hanya ingin tahu siapa dia Oma. Tobias hanya ingin tahu itu. Tolong Oma, jelasin semuanya..." pinta Tobias penuh harap. Tapi Oma hanya tetap diam dan menatap kedalaman mata Tobias mencoba mencari cara lain agar cucunya tidak mendesaknya seperti ini. "Oma," pinta Tobias lagi. Wajah penuh harap Tobias tidak juga berhasil membuat Oma meloloskan permintaan cucunya.
"Tobias," panggil Oma dengan semua ketenangan yang sempat dikumpulkannya. "Belum saatnya kamu mengetahui semuanya. Dan bukan Oma yang seharusnya menjelaskan semuanya ini."
"Tapi, Oma... Oma pasti tahu semuanya, kan?" tanya Tobias dengan emosi yang memuncak. "Kenapa nggak Oma ceritain aja? Kenapa Oma harus sama seperti Mama yang diam?" tanya Tobias kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Choise
Teen FictionBagaimana jadinya kalau cewek yang kamu suka adalah cewek yang membuatmu menderita seumur hidup, melupakan jati dirimu, dan berpura-pura menjadi orang lain demi menyenangkan banyak orang?