Penangkal Kejahatan

18.1K 1.1K 4
                                    

♡♡♡

Pertandingan pun di mulai. Baekhyun, Kyungsoo, dan Lay duduk di barisan bangku paling depan. Itu pun kemauan Kyungsoo. Lay dan Kyungsoo berteriak kala Club sekolah mereka menjebol ring lawan.

"Ya! Bersoraklah Baekhyun-ssi!!" ujar Lay senang.

Baekhyun menggeleng singkat.

"Dia kenapa?" tanya Lay pada Kyungsoo.

"Ah, aku tau, lihat lah! Di lapangan itu belum ada Park Chanyeol. Makanya dia tidak bersorak." Ledek Kyungsoo.

"Park Chanyeol?" Lay ingat, namja yang tadi Sosaengnim suruh keluar. Namja tinggi dan wajahnya memang tampan itu.

"Mwoya? Andwaeyo.." balas Baekhyun.

"Peserta akan di gantikan dengan nomor punggung 27, Park Chanyeol.."

"Chanyeol! Lihat lihat.." Ujar Kyungsoo heboh.

Baekhyun melihat namja tinggi itu dengan baju basket berlabel 27 itu memasuki lapangan. Kulitnya bersih dan ia kelihatan semakin tampan. Diam diam Baekhyun tersenyum dan kembali menikmati pertandingan.

"Yeayyyy!! Huuuu!!!" teriak penonton karena sekolah mereka kini memimpin.

Pertandingan penentuan menang di langsungkan. Chanyeol kini mengambil alih. Ia mendrrible bola itu dan menuju ring lawan dengan cepat. Bahkan ia pun tak terkecoh dengan trik lawan. Dan...

"Yeayy!!"

Poin kemenangan untuk sekolah mereka. Karena Chanyeol.

"Baekhyun-ssi.."

"ah ne, waeyo Bibi Han?" tanya Baekhyun ramah saat Bibi Han menghampirinya.

"Kau ingin membantu Bibi membagikan air ini pada mereka bukan?"

Baekhyun melihat nampan berisi botol botol mineral dan mengikuti mata Bibi Han menuju ke arah gerombolan pemain basket tadi.

"Mwo?!" Baekhyun memekik.

"Kau tidak ingin membantu bibi?" Wajah Bibi Han memelas.

Jujur Baekhyun tidak suka situasi ini. Ia tidak tega melihat Bibi Han yang sudah banyak membantunya itu tampak sedih.

"Baiklah, aku akan membawakan pada mereka.." Baekhyun tersenyum lalu membawa nampan itu dan meninggalkan Kyungsoo dan Lay sebentar.

Baekhyun POV

Aku menghela nafas berkali kali. Aku sudah berdiri di sisi lapangan. Memandang dari jauh kelompok Chanyeol yang tengah tertawa di sana. Ah menyebalkan!

"Hei, kajja.. jangan diri di sana saja."

Aku menoleh. Lay.

"Eoh, kenapa kau..-"

"Ne, aku boleh membantu mu kata Bibi Han."

Lay juga membawa beberapa botol air mineral di tangannya.

"Lalu Kyungsoo?"

"Tadi ada anak lelaki yang mengajaknya pergi dari asrama.."

Kai. Aku yakin anak hitam itu yang membawa Kyungsoo.

"Ah, gomawo.. kajja."

Aku dan Lay segera menghampiri kelompok Basket sekolah kami. Aku membagikan satu persatu air pada anak anak di sana. Kecuali Chanyeol. Lay sudah memberinya lebih dulu. Rasanya memandang Chanyeol sangat gugup. Apa karena kejadian semalam? Apa karena tanda ini? Molla. Yang penting aku lega karena Lay sudah membantu ku untuk tidak menatap Chanyeol di sini.

****

Badan ku tertahan saat itu juga. Lay menarik tangan ku.

"Lihat itu.."

Aku mendengus saat kaki panjang Chanyeol hampir saja membuat ku jatuh seperti hari hari sebelumnya.

"Gomawo.."

Ku lihat wajah Chanyeol kembali datar. Rasakan! Untung saja Lay cepat cepat menarik ku.

Chanyeol POV

Aku merapikan buku ku sebelum bel pulang berbunyi. Ingin sekali rasanya Jung Sosaengnim gagu untuk sementara, aku benar benar tidak mengerti apa yang ia bicarakan.

"Chanyeol-a.."

Aku menoleh pada Sehun yang duduk di depan ku.

"Aku tidak bisa pulang bersama mu hari ini. Paman ku akan menjemput ku nanti untuk makan malam."

"Ne.." jawab ku.

"Aku juga harus ke rumah halmeoni ku Chanyeol-a.." Ujar Kai kemudian.

"Arraso, aku akan pulang sendiri.."

"Jinjja?" Sehun dan Kai memekik bersamaan.

"Wae?" kataku malas. Aku sudah tau mereka akan meledekku.

"Haha, awas jika di jalan kau.-"

"Yak!! Aku akan menonjok mu sekarang juga!" aku memotong ucapan Sehun yang kini terkikik di tempatnya.

Kringggggggggggg

Baru saja aku merangkul tas ku, Sehun dan Kai sudah berhambur keluar kelas. Dasar! Enak saja meledek ku seperti tadi.

"Chanyeol-ssi, bisa kau membantu ku membawa buku buku ini?"

Aku berdecak dan segera membantu Sosaengnim membawa beberapa tumpukan buku.

Aku mulai sedikit resah karena Sosaengnim tak kunjung menemukan kunci yang pas untuk loker buku nya. Ku lirik terus jam yang tertempel di depan ruang guru. Pukul 9 malam. Sungguh, ini menyusahkan ku saja!

Cklek..

Aku buru buru meletakkan tumpukkan buku itu di dalam loker.

"Gamsahabnida Chanyeol-ssi.."

Aku tidak peduli dan segera berjalan menulusuri koridor. Tunggu. Kenapa di koridor ini penerangannya padam? What The fck, apa ini hari halloween?

Tap.. tap..tap...

Suara apa itu? Yak! Itu suara derap langkah ku. Tentu saja!
Ku percepat lagi langkah ku dan sampai ujung koridor.

"...Tidak sabar aku memainkan PSP milik Luhan Hyu..- PSP?!"

Aku menepuk jidat ku. PSP itu, ku letakkan di loker bawah meja kelas. Dan.. tertinggal. Aku mengacak rambut ku frustrasi, lalu aku harus kembali ke kelas untuk mengambilnya?











Next chapter is the last!!!
Review review review!!

You Don't Know Love [Chanbaek/Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang