Mayang menyodorkan botol kecil yang baru saja ia ambil dari salah satu rak dapur Juan. "Nih, namanya kaldu jamur. Besok-besok micinnya kamu ganti pakai ini, atau bisa juga diganti dengan saus abalon. Sesekali pakai saus tiram juga tidak apa-apa, tapi jangan beli saus tiram sembarangan, kami cuma pakai saus tiram premium merek Lee Kum Kee."
"Iya, Nya." Hana mencatat semua perkataan penting Mayang sambil mengekori ke mana pun wanita itu pergi.
"Ini apaan?" Mayang akhirnya menemukan sisa jus yang masih ada di dalam tabung blender."
Hana mengambil gelas, mempersilakan Mayang mencicipi. "Ini jus apel hijau sama pisang kepok, Nya. Katanya bagus untuk asam lambung."
Tanpa ragu Mayang meminum setengah gelas jus pemberian Hana. Kebetulan tenggorokannya sudah kering akibat terlalu banyak mengomel. "Enak, Han! Eee tapi kamu tambahin gula ya ke jusnya?"
"Iya, Nya. Cuma satu sendok makan." Hana mengangguk, menjawab sejujur mungkin.
"Besok-besok gulanya diganti madu. Tuh di kulkas ada madu australia terbaik. Semua minuman Juan pemanisnya jangan kasih gula, ganti sama madu." Usai menunjukkan botol madu di pintu lemari es, kini Mayang kembali ke ruang tamu. Ia menunjukkan isi belanjaannya ke Hana. "Nih, Juan suka makan anggur. Bisa dibilang buah favoritnya cuma anggur, jadi kamu jangan lupa selalu sedia anggur di kulkas. Anggur apa saja boleh, asal seedless. Tahu seedless?"
"Tidak, Nya."
"Tanpa biji! Tanya sama orang supermarket, mana yang tanpa biji. Biasanya Autumn Royal, Moondrop, Autumn King, banyak deh. Semuanya Juan suka. Pokoknya habis makan malam, siapkan anggur untuk dia, biar anak saya rutin makan buah setiap hari."
"Baik, Nya."
"Ini ya, kamu harus petik anggur dari tangkainya, cuci bersih pakai air galon. Lalu letakkan di mangkok, rendam sama air dengan sedikit garam minimal lima menit. Baru tiriskan, sajikan di piring kecil. Jangan kasihkan Juan kondisi belum dicuci. Nanti anak saya makan pestisida lagi."
"Siap, Nya."
Mayang berdiri, tampak akan pulang, tapi masih belok ke kamar Hana untuk melihat-lihat dulu. "Juan baik, ya. Beliin kamu kasur baru, kasih kamu kamar. Coba kamu ikut majikan sebelah, mereka nyuruh pembantunya tidur di dapur, menggelar tikar buat alas tidur. Jadi pembantu mereka tidak punya kamar pribadi kayak gini. Mewah lagi kamar kamu."
"Iya, Nya. Saya bersyukur bisa bekerja di sini."
"Naaaaah, makanya kerja baik-baik. Jangan ada niat buruk, saya pasang CCTV tersembunyi loh di sini. Jadi saya bisa tahu kalau kamu macem-macem di belakang saya dan Juan." Tentu saja Mayang berbohong. Ia mengatakan hal tersebut semata-mata untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal yang tidak-tidak.
"Iya, Nya." Hana merasa tak perlu khawatir sekalipun diintai seribu CCTV, toh dirinya tak pernah berbuat hal kriminal.
"Han, meskipun di kamarmu ada AC, jangan dipakai! Nanti Saroh tak suruh kirim kipas angin, biar lebih hemat. Ngerti kamu?" Mayang memperingati, Hana mengiyakan setulus hati. "Oo iya, makan kamu banyak enggak?"
"Banyak, Nya. Satu piring."
"Hmmm, gini ya. Kamu kan tahu sendiri kalau semua bahan makanan Juan kualitasnya premium. Beras saja dia pakai beras Jepang atau beras merah yang organik. Kalau Juan tidak makan di rumah, kayak siang ini kan dia makan di kantor. Maka kamu jangan masak nasi dan lauk, makan mie instan saja. Tambahin telor satu enggak apa-apa."
"Ta-tapi, Nya. Kata ibu saya kalau tidak makan nasi sama dengan tidak makan." Untuk hal yang satu ini Hana tak bisa mengiyakan begitu saja. Nasi bagai harta karun yang tak bisa Hana kompromikan. Dirinya sering masuk angin jika cuma makan roti atau mie. "Kalau tidak makan nasi, takutnya saya tidak punya tenaga untuk kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAJIKAN ADALAH MAUT [REPOST]
RomanceJuan tak bisa menahan diri ketika pembantunya yang lugu dan agak udik tiba-tiba menjelma jadi gadis cantik nan seksi. Siapa yang merubah Rohana menjadi Hana yang seperti itu? karya @melo_di_kata Sudah tamat di KBM dan Karyakarsa