Beberapa bulan ini Tristan merasa lega, karena salah satu istrinya di ambil alih oleh sahabat baiknya.
Alvin dan Clara.
Akhirnya ada juga lelaki baik yang bisa menjaga istrinya. Walaupun begitu ada rasa cemburu di hatinya, saat melihat dengan mudahnya Clara mencium Alvin di hadapan dirinya. Sedangkan dia yang lebih dari 10 tahun di klaim sebagai suami tidak pernah di cium.
Dasar Perempuan!
"kau keberatan aku menikahi istrimu" Alvin yang sedari tadi memperhatikan perubahan sikap Tristan setelah dia menyampaikan kabar bahwa dia ingin melamar salah satu istrinya.
"nggak sama sekali" jawabnya.
Tristan bersandar di kursinya, mengabaikan berkas-berkas yang ada di hadapannya, fikirannya sekarang fokus pada sahabatnya yang datang secara mengejutkan setelah jam makan siang selesai.
"Clara tadi ingin ikut juga, tapi aku yang melarang, karena aku mau memintanya padamu secara langsung"
"aku bukan orang tua yang membesarkannya, tidak perlu seperti itu. Aku ini hanya lelaki yang di manfaatkannya untuk menjauhi godaan lelaki lain, walaupun pada akhirnya, dia tergoda" Tristan memandang Alvin dengan tatapan kesal
Senyum tercetak jelas di bibir Alvin "terimakasih karena secara tidak langsung kau menjaganya"
"ya, secara tidak langsung dia juga sudah menjagaku"
Tristan mengingat masa lalu, dimana Clara sering menghalau gadis-gadis yang menurutnya hanya menginginkan isi dompet Tristan.
"oke, tidak ada dendam di antara kita" Alvin berkata dengan nada serius, Tristan tertawa menanggapinya.
"sayang. . . " suara lembut perempuan menginterupsi obrolan mereka.
Cantik, tentu saja.
Perempuan itu adalah foto model yang baru merintis karir, walau pun sudah berapa kali menjadi cover majalah tapi karirnya masih bisa di bilang biasa saja, dan perempuan itu adalah kekasih baru Tristan.
Musuh besar Clara dan Maura.
Tristan selalu menghindarkan kedua istrinya agar tidak bertemu dengan Revita, kekasih barunya.
"heii" Tristan menyambut kekasihnya dengan senyum menawan. Lelaki mana yang tidak bahagia di saat suntuk dengan pekerjaan datanglah perempuan cantik untuk menghiburnya.
Dengan langkah yang terlihat pasti dan menggoda Vita menghampiri Tristan di mejanya, mencondongkan sedikit tubuhnya agar bisa menjangkau Tristan untuk memberikan kecupan, tidak memperdulikan Alvin yang berada di belakangnya dan menikmati pemandangan indah bagian belakang tubuhnya, Vita masih sibuk menguasai bibir Tristan.
"ehemmm" Alvin terpaksa menghentikan aktivitas mereka, karena walaupun tubuh pasangan kekasih itu terpisah meja, mereka tetap saling menjamah. Bayangkan kalau meja itu mendadak hilang, Alvin bisa saja mendapatkan live show.
"hallo" Vita memberikan senyum indah nan menggoda miliknya. Sekarang Alvin tau mengapa Tristan bisa terjerat dengan pesona perempuan ini.
"hallo" Siapa yang mau melewatkan kesempatan saat di sapa perempuan cantik, lagi pula Clara sedang tidak ada.
"Vin, kenalin Revita, Vita."
Hanya sekedar nama tanpa embel-embel, pacar atau apa.
"Halo Vita" Alvin tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan
"jangan berulah! kalo ga mau lamaran gagal sebelum di ucapkan" Tristan memperingatkan sahabatnya yang mulai berulah.
Cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Princess
Romance"kalian berdua, tidak ada yang benar-benar mau menjadi istriku kan?" "kenapa kau berkata seperti itu, sejak dulu kami berada di sampingmu, tidak pernah meninggalkanmu" Maura membela dirinya dan juga Clara "ya, dengan tujuan tertentu" jawab Tristan...