MY LORD VAMPIRE #4

10.7K 309 9
                                    

Aku lebih merasakan daripada melihat saat tetesan darah mengallir di leherku. Lalu vampir di belakangku, yang dipanggil Moira itu, menjilati luka yang dibuatnya. Seketika aku merasakan mual yang amat sangat. Jantungku berdegup panik dan keringat dingin mulai terbentuk di keningku. Aku memejamkan mata ketika merasakan sapuan dingin lidah Moira di leherku.

            “Dia manis, Aldhen. Apa kau sudah mencicipinya?” kata Moira parau.

            “Aldhen, biar kuhancurkan dia,” geram Lucien.

            Aku membuka mata sedikit dan melihat betapa dingin dan kerasnya wajah Aldhen. Tidak, kumohon jangan sampai Aldhen lepas kendali. Aku tidak ingin dia mengamuk dan dihukum lagi oleh Dewan Agung. Aku berusaha menyampaikan perasaanku lewat tatapan putus asaku, tapi Aldhen sama sekali tidak melihat ke arahku. Tatapannya hanya terpaku pada Moira.

            Aku merasakan Moira melangkah mundur, menyeretku dengan mudah bersamanya. “Tidak ada ucapan perpisahan? Ungkapan cinta, atau mungkin kemarahan?” Moira memprovokasi.

            “Kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup, Moira,” kata Jean tajam.

            “Haha, tau apa kau saudariku tercinta? Kau sudah menolak tawaranku dan tetap bergabung dengan para pecundang itu,” kata Moira.

            Astaga, apa aku tidak salah dengar? Jean saudari Moira? Aku tidak bisa membayangkan Jean memiliki hubungan darah dengan vampir berdarah dingin yang tengah mencekik leherku ini. Meski bersikap ketus, Jean jauh lebih baik daripada Moira. Syukurlah dia ada di pihak Aldhen, bukan sebaliknya.

            “Moira,” suara Aldhen dingin dan terkendali, tapi mata peraknya mengelam dengan cepat oleh sesuatu yang lebih berbahaya dari amarah.

            “Jangan bicara apadaku dengan nada itu, Aldhen! Kekasihmu ada di tanganku. Apa kau ingin hal yang sama terulang? Kau ingin melihat kekasihmu dibunuh lagi?” kata Moira tajam.

            Rahang Aldhen mengeras. Aku memandangnya dengan tatapan memohon, dan kali ini dia membalas tatapanku. Untuk waktu yang sekejap, aku merasa melihat ketidakberdayaan dan kemarahan berkelebat di mata Aldhen. Tidak, jangan lepas kendali hanya karena aku, batinku.

            Moira terus menyeretku hingga kami sampai pada anak tangga terbawah. Keributan mulai berkurang, tapi kehancuran sudah terjadi di mana-mana.

            Kenapa? Kenapa semuanya terjadi saat ini? Saat aku baru saja menyadari perasaanku pada Aldhen? Air mata membakar mataku dan meleleh di pipiku. Aku tak mau semuanya berakhir saat aku baru memulainya. Kemarahan itu memberiku kekuatan untuk bertahan. Aku berhenti gemetar dan berhasil menjejakkan kakiku di anak tangga terakhir sehingga tinggiku sejajar dengan Moira.

            “Apa gunanya kau menyerang Aldhen, Moira?” tanyaku.

            Cengkeraman di leherku mengencang, tapi aku menolak untuk mengalah. Aku akan melawan sampai napas terakhirku atau tidak sama sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY LORD VAMPIRE #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang