Gomawo Dongsaeng

1K 27 7
                                    

Suasana rumah sakit yang begitu sepi setiap lorong yang disinari sinar mentari di setiap sisinya. Kamar-kamar pasien yang satu persatu di kunjungi oleh dokter dan seorang perawat untuk diperiksa. Beda halnya dengan salah satu kamar pasien yang satu ini..

"ANDWEE!!" suara teriakan dari salah satu kamar pasien.
"Ya!! kenapa kau berlaku seperti ini hah?" dibalas dengan bentakan.
"Untuk apa aku setiap hari seperti ini? Jika sama saja aku tidak akan bisa sembuh dan sehat seperti semula" pria yang berteriak tadi mulai dengan semua amarahnya.
"Ya Min Suga. Aku tau jika kau tidak akan bisa sembuh seperti semula. Tapi setidaknya kau harus melakukan perawatan ini untuk sedikit menghilangkan rasa sakitmu" jawab dokter bersama pria yang berteriak tadi.
"Obat, obat, dan obat. Setiap hari aku meminum obat tapi apa yang terjadi eoh? Aku malah merasa semakin buruk, lihatlah badanku semakin kurus tak karuan termakan oleh penyakitku Jin hyung" pria bernama Min Suga itu mulai tidak kuat lagi dengan keadaan ini.
"Suga aa. Kau pasti bisa sembuh setelah nanti kau akan mendapatkan transplantasi jantung" uisanim atau dokter yang bernama Seok Jin itu memunguti obat yang tadi di buang Suga.
"Siapa? Siapa orang bodoh yang akan memberikan jantungnya pada orang lemah seperti ku ini hah?" bentakan Suga lagi-lagi membuat Jin menatapnya tajam dan terdiam seketika setelah mendengar perkataan suga barusan.
"Wae? Kenapa kau malah diam hyung? Kau tak bisa menjawabnya kan. Aku benar-benar pria yang hidup dengan kesulitan kenapa aku tidak bisa seberuntung mereka-mereka yang hidup bebas di luar sana" Suga mulai membuat bendungan di pelupuk matanya.
"Suga aa, kau masih beruntung dengan keadaanmu yang seperti ini. Kau tak pernah tau kalau ada orang di luar sana yang lebih tidak beruntung dari dirimu" Suga menoleh kearah Jin memahami perkataannya.
"Cepatlah kau minum obatmu jika tidak jantungmu akan kambuh lagi" Jin meninggalkan Suga sendiri didalam kamarnya.
"Apa yang dikatakan Jin hyung? Aku tidak mengerti masih ada orang yang lebih tidak beruntung dari pada aku" batin suga.

Setelah meminum obat tersebut suga keluar kamar dan menuju ke taman bawah rumah sakit. Suga memposisikan dirinya dengan baik di sebuah kursi kayu di taman itu. Menghela nafas dalam-dalam.
"Tuhan kenapa kau memberiku penyakit sepert ini? Aku sungguh tersiksa dengan ini"

"Annyeong, Bolehkah aku duduk di sebelahmu?" suara seorang lelaki yang membangunkan Suga saat dia mulai memejamkan matanya.
"Ohh ne duduk saja" Suga menggeser posisi duduknya.
"Kau pasien Jin hyung?" tanya lelaki itu pada suga.
"Ne. apa kau juga?"
"Mmm, aku juga pasiennya aku sudah lama dirawat oleh dia sejak penyakit ini timbul pada diriku 3tahun yang lalu" lelaki itu berbicara tanpa melihat Suga tetapi menatap langit yang cerah.
"Baru 3tahun ya? Hah.. sedangkan aku memiliki penyakit ini sudah sejak aku umur 5tahun. Aku sungguh tersiksa dengan sakitku ini, karena ini aku jadi tidak bisa bebas kemana-mana sesukaku" Suga yang mulai ikut menatap langit.
"Memangnya kau sakit apa?"
"Aku terkena jantung sudah hampir stadium akhir, Jin hyung bilang aku yang paling kuat bertahan dengan penyakit ini sampai sekarang. Tiap hari aku menjalani perawatan tapi keadaan tidak membaik malah memburuk, lihat saja badanku yang kurus kering seperti ini. Tidakkah ini sangat menyedihkan?"
"Kau masih beruntung dengan penyakitmu. Ohh ya Jung Kook imnida, sepertinya kau lebih tua dariku bisakah aku memanggilmu hyung?" jawab lelaki yang bernama Jung Kook itu.
"Baiklah tak apa. Aku Suga, Min Suga. Apa maksudmu kalau aku masih beruntung mempunyai penyakit ini?" Suga tak paham dengan perkataan Jung Kook tadi.

"JUNG KOOK!!" teriak seorang lelaki dari arah lorong rumah sakit. Jung Kook mengenal suara itu dia mencari sumber suara tersebut.
"Ne hyung. Waeyo?" Jung Kook menjawab suara lelaki tadi yang tidak lain lagi adalah Jin dokter yang merawatnya dan juga suga yang tadi bersamanya.
"Cepatlah keruanganku. Kau sudah waktunya untuk diperiksa lagi scan perkembangan kesehatanmu" jawab Jin pada Jung Kook.
"Baiklah hyung" Jung Kook berdiri dari tempat duduknya dan berlari kecil menghampiri jin.
"Aku lupa hyung, chakaman. HYUNG besok kita berbicara lagi ya" Jung Kook tak lupa berpamitan pada Suga dan juga melambaikan tangannya pada Suga.
Suga pun membalas lambaian tangan jung kook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gomawo dongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang