Play Under the Lullaby

627 23 0
                                    

"Ibu bilang tak boleh bermain sampai malam. Masih banyak orang yang saling membunuh diluar sana."

"Aku hanya ingin bermain bersama kalian. Sebentar saja, setelah itu kita pulang."

Beberapa anak berumur berkisar delapan atau sembilan tahun bercakap berhadapan di bawah jingga yang meraja. Dari perawakan mereka, terlihat bahwa mereka adalah anak dari seorang bangsawan kaya raya.

Seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh, Belanda masih menjajah Indonesia dan bunuh membunuh masih sering terjadi di Indonesia. Beberapa anak bangsawan yang berlimpah harta mungkin tak usah risau dengan penjajahan tersebut, namun bagi anak lain, mereka hanya mampu tinggal di rumah mereka sambil merasakan rasa takut.

Seorang gadis kecil memutar manik matanya malas. Gadis kecil berbaju terusan putih dengan rambut nyaris sebahu yang sangat hitam dan berkilau itu menyilangkan tangannya di depan dada. Sepatunya mirip dengan sepatu penari dengan pita kecil di atasnya. Tinggi gadis itu tak lebih dari bahu orang dewasa–lebih mirip anak berumur enam tahun. Kulitnya putih dan matanya sipit serta wajahnya yang oriental. Ia sering menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga.

Tangan mungil seorang gadis berbaju hitam dengan rambut pirang panjang dan manik biru langit menghinggapi pundak si gadis timur dan mengguncang tubuhnya. "Aku hanya ingin main sebentar saja. Tolonglah, Sohyun... "

Sohyun menengadahkan kepalanya dan menatap jingga yang menguasai langit. Ia kemudian melihat kepada kawan-kawannya sebelum kemudian mengangguk. "Hanya sekali main."

"Baiklah! Sekarang ayo kita bermain Hompimpah!" seru Nina sambil mengulurkan tangannya. "Balikan tangan kalian antara punggung atau telapak tangan. Orang dengan telapak tangan yang berbeda itulah pemenangnya. Aku akan menyanyikan 'Hompimpah alaihum gambreng' ketika kita menggoyangkan tangan. Yang menang akan bermain permainan baru."

Anak-anak disekitarnya mengangguk pasti. Nina tersenyum manis sebelum kemudian menggoyangkan tangannya dan bernyanyi, "Hompimpah alaihum gambreng!"

Dan sepersekian detik berlalu dengan saling pandang dan kembali pada satu arah. "Kau menang," kata seorang anak lelaki. Dan yang lain menyahutinya dengan kecewa dan segera mengangguk. Sohyun melirik sekilas pada Nina.

Satu tatapan diantara kumpulan anak tersebut menyiratkan kesenangan, berbeda dengan tatapan sedih dari anak lain. Namun sebagaimana perasaan Sohyun yang merasakannya, tatapan itu lebih mengerikan daripada tatapan dendam yang ia rasakan dari teman-teman sekolahnya yang baru.

Nina menggenggam jemari Sohyun dan melompat girang. "Lihat! Kau menang!" seru Nina. Nina menarik tangan Sohyun dengan cepat kemudian berbisik, "dan kau masuk ke dalam permainan baru, Sohyun."

Sohyun mengerutkan dahinya. Sepertinya menyenangkan masuk dalam permainan baru. Tapi permainan baru seperti apa yang dimaksud Nina? Apakah permainan itu permainan yang tak ia ketahui lagi?

Singkatnya, kedua anak ini akhirnya berjalan berdampingan menuju tujuan yang sama. Nina banyak bercerita tentang kehidupannya selama tinggal disini. Ayahnya yang seorang Belanda menikah dengan ibunya yang asli Indonesia. Ia bercerita bahwa ayahnya adalah seorang penjelajah yang menapakkan kakinya ke Indonesia dan bertemu dengan ibunya. Dan jadilah mereka sekeluarga tinggal disini–Indonesia sampai sekarang.

"Ibu bercerita padaku bahwa ayah adalah seorang yang sangat penyayang dan romantis. Ibu sering tertawa sendiri ketika menceritakannya," jelas Nina. Wajah sumringah dan pipi yang naik membuat dirinya semakin imut dan lucu. "Tapi kemudian Ibu akan kembali menangis karena ayah meninggalkan kami begitu saja."

Sohyun melirik pada Nina. Sohyun menyeringai seolah mengisyaratkan bahwa, ini hidup. "Lalu ... apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Sohyun dengan kesibukannya menendang batu kerikil di depannya. Nina segera menarik tangan Sohyun untuk menghadap padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Play Under the Lullaby [BaekYeon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang