[New (abnormal) Neighbor]
Seorang cowok dengan handuk yang dililitkan dipinggangnya keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan busa shampoo masih menggumpal di rambutnya. Itu ia lakukan hanya untuk mengetahui kehebohan apa yang berada didepan rumahnya saat ini. Hanya untuk itu. Tak heran jika ia dijuluki 'kepo bego' oleh sebagian teman dekatnya.
Cowok itu membuka gorden kamarnya dan melihat kebawah. Ketempat dimana terdapat dua buah mobil pick up berwarna hitam dengan furniture-furniture rumah dimasing-masing mobilnya.
Ada tetangga baru nih. Pikirnya. Lalu matanya tak sengaja melihat seorang gadis dengan rambut acak-acakan dan wajah yang terlihat seperti baru bangun tidur keluar dari sebuah mobil sport berwarna putih. Disusul oleh dua pasangan paruh baya yang sepertinya adalah orang tua sigadis.
Mampus. Tetangga gua cantik.
'Ceklek'
Cowok itu menoleh kearah pintu dan melihat seorang wanita paruh baya yang tak lain tak bukan adalah Mama sedang menatapnya tak percaya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"IQBAAAAAAAL! KAMU NGAPAIN BERDIRI DIDEPAN JENDELA KAYA GITU? BERSIHIN DULU BADAN SAMA RAMBUT KAMU! KEBIASAAN!" Cowok yang diteriaki namanya itu tentu saja langsung terkesiap dan berlari kekamar mandi secepat kilat. Namun apa daya karena lantai kamarnya basah, ia harus rela terjungkir dengan kepala membentur lantai cukup keras. Mama hanya bisa menggelangkan kepala melihat kelakuan anak bungsunya yang sudah berumur hampir tujuh belas tahun itu masih bersikap kekanakan.
"Kalau udah beres mandinya langsung kedepan. Mama ada dirumah tetangga baru kita. DAN GAUSAH TIDURAN DILANTAI KAYA GITU! CEPETAN BERSIHIN BADAN SAMA RAMBUT KAMU ATAU MAMA HANCURIN KAMAR MANDI YANG ADA DIKAMAR KAMU!"
- -
Jam dinding menunjukkan pukul setengah delapan malam saat Iqbaal, Mama, dan keluarga tetangga barunya menyelesaikan acara makan malam. Mama dan Teman Barunya terlihat sudah akrab dan kini sedang membicarakan mall yang baru dibuka satu bulan yang lalu.
Iqbaal meminum air putih diatas meja sebelum matanya berpapasan dengan mata coklat terang milik gadis cantik dihadapannya.
Sumpah demi celana dalem berlogo superman punya yayang Cara Delevingne beserta apa yang ada didalemnya, tetangga baru gue cantik. Maksud gue, anaknya. Tadi siapa ya namanya? Iqbaal tersenyum tipis kepada gadis tersebut sebelum mengalihkan pandangannya kearah lain dengan wajah memanas. Masalahnya, gadis yang duduk dihadapannya ini memang kudu dibilang cantik. Dengan wajahnya yang anggun dan kebule-bulean, rambut panjangnya yang berwarna coklat gelap, dan juga bibir tipisnya yang..... sudahlah.
"Iqbaal, Steffi-nya diajak keliling komplek gih biar tau. Biar akrab juga." Iqbaal menoleh kearah Mama yang saat ini sedang tersenyum misterius.
"Hm? Iya." Iqbaal bangkit dari duduknya, mengisyaratkan gadis bernama Steffi untuk mengikutinya.
- -
Hening. Ini sudah menit kesepuluh namun gadis disampingnya tidak juga mengeluarkan sebuah suara. Gadis itu terus menerus memperhatikan ponselnya sedari tadi. Gak mungkin kan kalau dia bisu? Tapi Iqbaal memang belum mendengar suara gadis ini sedari tadi.
"Ehm, kamu----"
"Fakk! ganteng bangeeeeeet!" Iqbaal menoleh saat mendengar suara gemas Steffi. Gadis itu tersenyum pada ponselnya sendiri. "Plisplis...ini ganteng sumpah!" Iqbaal yang mendengar fangirlingan gadis disampingnya hanya tersenyum canggung.
"Nama aku Iqbaal." Ucap Iqbaal tiba-tiba tanpa ditanya. Steffi mendongak dan melihat Iqbaal dari atas hingga kebawah, lalu mengangkat ponselnya kedepan wajah Iqbaal sambil tersenyum antusias.
Dilayar ponsel gadis itu terlihat sebuah poto pria berkulit putih pucat sedang tersenyum kearah kamera. Oh, korea.
"Iya ganteng." Ucap Iqbaal seadanya.
Dan lagi, kenapa Iqbaal selalu terjebak dengan orang yang menyukai spesies seperti itu?
Poor Iqbaal.
------
[ N O T E ]
Oke gue tau ini aneh. Tapi bagusan versi sekarang atau dulu? Beda banget ya huhu maaf;((
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You
FanfictionIqbaal nggak tahu kenapa tetangga barunya itu bersikap lancang dengan merangkak kekamarnya. Iqbaal nggak tahu kenapa tetangga barunya itu suka menangis tibatiba. Iqbaal harusnya nggak peduli, tapi keberadaan Stefhanie yang terlalu sering didekatnya...