He leave (again)

41 1 0
                                    

Aku menatap layar laptopku setengah putus asa. Bagaimana mungkin Chanyeol tidak memberi tahuku kalau besok dia akan pergi ke Brunei? Selama dia masih di Seoul saja rasanya setengah mati untuk berusaha menemuinya. Apalagi kalau dia pergi? Aku bisa mati karena merindukannya. Hiks

Piip! Aku bisa mendengar suara pintu apartemenku terbuka. Aku tahu kalau itu Chanyeol. Kenapa dia baru datang sekarang huh? Saat dia akan segera meninggalkanku? Ah! Kadang aku benci menerima kenyataan kalau namjachingu ku adalah seorang idol.

Aku bisa mendengar langkah kaki Chanyeol mendekat. Rasanya aku ingin segera berlari memeluknya dan merengek akan keputusannya pergi tanpa memberi tahuku. Tapi, kali ini aku memilih diam tetap menatap laptopku. Biasanya selalu aku yg akan merengek dan mengatakan aku merindukannya. Sementara Chanyeol hanya tertawa dan mengusap rambutku kemudian berujar singkat 'nado'. Sampai kadang aku bertanya apa dia benar-benar merindukanku.

'Jagiyaa .. kenapa kau diam saja huh?' Bisik Chanyeol seraya memelukku dari belakang

Aku masih tetap diam. Tanpa mempedulikan Chanyeol yg saat ini sibuk memainkan rambut panjangku. Kebiasaanya setiap kali bertemu denganku. Entah kenapa dia selalu melakukan itu. Setiap aku tanya dia hanya akan tertawa tanpa jawaban. Menyebalkan bukan? Ish.

'Jagiyaa ..' bisiknya lagi seraya mempererat pelukannya

Aigo. Aku bisa merasakan pipiku mulai memerah akibat hembusan nafas Chanyeol yg terasa hangat di leherku. Tapi aku harus tetap menahan diriku.

Aku ingin Chanyeol menyadari kalau dia belum memberi tahuku apapun tentang kepergiannya. Aku melepaskan tangan Chanyeol yg melingkar di pinggangku. Kemudian kembali fokus melihat-lihat website di laptopku.

'Jagiyaa .. kau ini kenapa huh?' Tanya Chanyeol tiba-tiba seraya menutup laptopku dengan paksa

Aku meliriknya dengan tatapan kesal, kemudian kembali membuka laptopku tanpa berbicara sedikitpun. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Chanyeol mengerjapkan matanya heran. Tapi, siapa peduli? Bohong. Sebenarnya aku sangat peduli. Apalagi besok dia akan pergi. Hiks

'Ji Youngie .. jebal' bisik Chanyeol terdengar memohon

Aku mulai merasa bersalah mendengar suaranya yg terdengar lirih. Oh Tuhan. Aku ingin segera memeluknya, tapi aku tidak boleh melakukannya. Aku pun memilih kembali mengetikkan sesuatu di laptopku, walau jariku mulai bergetar dan pandanganku mulai kabur akibat air mata yg entah sejak kapan menutupi mataku.

'Ji Youngie ..' kata Chanyeol lagi, kini dia menarik tanganku dan memelukku erat.

Aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi semuanya sia-sia karena dia memelukku terlalu erat.
'Mianhae .. aku tahu aku salah karena tidak memberi tahumu' aku Chanyeol seraya mengusap rambutku

Air mata yg tadi aku tahan kini mulai mengalir. Aku pasti akan merindukan namja ini. Pasti.

'Tapi aku harus melakukannya .. ini bagian dari pekerjaanku. Kau memaafkanku kan?'

Aku mengangguk lemah masih dalam pelukannya. Aku memeluk Chanyeol erat, tidak ingin melepaskan namja ini.

'Aku akan segera kembali, Jagi ..' katanya dengan senyum manis seraya mengusap air mataku

Lagi-lagi aku hanya mengangguk lemah sebagai jawabannya.
'Jagiyaa .. tersenyumlah. Jebal' kata Chanyeol seraya mengecup bibirku lembut. Terlalu lembut hingga rasanya aku tidak ingin melepaskannya.

----tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

special gift (Chanyeol EXO)Where stories live. Discover now