Chapter One : 2 kind of personality

53 0 0
                                    

( Masa Orientasi Sekolah. D-1 )

"Karin kristiana?" aku mendongak. Seorang kakak kelas, panitia mos senior sedang menatapku dengan tatapan yang bisa menakuti kucing yang lewat, pikirnya. Tapi aku tidak. Aku terbiasa dengan situasi seperti ini. Tangannya disilangkan didada. Dibelakangnya ada dua orang temannya yang ikut memandangku. Kesal.

"ya....eh,.. kak?" jawabku bingung.

"kenapa enggak ngumpulin tugas MOS? Lo tau kan, peserta MOS wajib membuat semua tugas yang diberikan." tanyanya lagi Dengan ekspresi yang masih kesal.

Aku meringis. Huh!.

"Males. Udah telat. Enggak sempat buatnya. " kataku cuek.

Ekspresi kaget melintasi wajahnya. Dia memiliki wajah yang lumayan cantik. Dengan bola mata bulat, bewarna coklat senada dengan rambut kecoklatan yang alami. Mungkin dia memiliki gen bule dalam dirinya. Kurasa, dia adalah senior tercantik disini. Dan juga ter- angkuh.

"OMG! What the? Apa – apaan gaya ngomong lu barusan? gue senior disini. lu masih anak baru udah kurang ajar!" bentaknya. Dia kelihatan sangat marah. Tangannya diangkat naik turun ke udara sementara dia berkata – kata.

Aku memutar bola mataku.

"lha..? Kan kakak nanya, gue eh.. aku kan cuman jawab. Kok jadi emosi gitu sih? Santai ajalah, kak." Kataku sambil menatap matanya. Dia menahan nafas geram. Aku masih memandangnya. Tepat kedalam matanya, dengan ekspresi santai. Aku Menantangnya.

Dan seketika kami langsung menjadi pusat perhatian. Semua mata dalam ruangan aula sedang menatap ke arahku. Semua murid – murid berbisik dan geleng-geleng kepala. Termasuk Billy —ketua osis— yang kemudian berjalan ke arah kami. Dia terlihat kesal.

"siapa nama lu ? karin kristiana ya? Eh kelas berapa lu? Lu mau sok jago disini? Lu masih junior. Gausah sok jagoan ya. Terus mulut lu, harus diajarin sopan santun. Sama senior ngomonya seenaknya ya! Gak pernah diajarin nyokap-bokap lu ya?" bentaknya geram. Kedua temanya berusaha menahanya, dengan mengusap-usap pundak serta bergumam sesuatu seperti udah nay, udah sabar.

"yaudah, santai aja dong!" bentakku.

Kurasa dia bukan tipe cewek yang pernah dibentak orang. Karna saat kulihat, dia sedang menahan tangisan. Aku jadi sedikit bersalah.

Rasa bersalahku langsung menguap saat kulihat dia tersenyum.

Oh ternyata cuma akting, pikirku

Dia tertawa. Dengan mantap melangkahkan kakinya dan tepat berdiri dengan jarak yang sangat dekat denganku. Matanya menatapku lurus. Dia memajukan mukanya. Aku merinding saat dia berbisik di telinga kiriku dengan suara rendah.

"you are so going to regret this, you little bitch."

"billyy.... Siniiiiii" teriaknya lantang.

"Hey, ka g—"

Belum sempat aku membalas perkataanya. Aku terhenti saat kak billy datang menghampiri kami.

"ada apa ini, naya?" tanyanya

"Billy, liat nih.. tugasnya gak ada. Terus rambutnya gak sesuai aturan, udah gitu dia sok banget. Gue tadi dibales cuek banget kan—" dia masih terus berkoar-koar tapi billy sudah tidak mendengarkannya. billy kemudian memandangku. Menilai.

"mana tugas MOS kamu? Terus kenapa rambut kamu tidak diikat sesuai peraturan?" nada suaranya ramah tapi ada ketegasan di sana.

"maaf kak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang