Chapter III

1K 76 0
                                    

Aku memandang keluar jendela. Hari ini awan hitam menghiasi langit. Mungkin akan turun hujan dan sialnya aku tidak membawa payung. Sebenarnya tidak masalah jika ada Jong in di sini. Aku bisa meminjam payungnya karena dia selalu menyiapkan 2 payung di lokernya tapi hari ini Jong in tidak masuk karena dia sedang izin ke rumah neneknya yang sedang sakit. Aku kembali menfokuskan diri ke guru Kim yang telah selesai mengajar. Tidak lupa dia memberi kami tugas dan itu berhasil membuat teman-temanku mengeluh secara bersamaan. Kalau Jong in hadir, aku pasti akan mendengar suara dengusan malasnya dan mendengar rengekkannya yang manja minta di ajarkan tentang tugas guru Kim. Aku jadi merindukan sahabatku itu, sedang apa dia sekarang?.
Aku membereskan barang-barangku dan memasukkannya ke dalam tas. Aku keluar dari kelas dan berjalan menuju halaman depan sekolah. Hujan lebat menggujur kota seoul sekarang. Prediksiku benar. Sepertinya aku mempunyai bakat menjadi peramal. Aku tertawa sendiri memikirkan hal itu. Langkahku terhenti saat berada di depan lobi sekolah. Sepertinya aku harus menunggu hujan reda dulu baru aku bisa pulang. Sesekali aku melambaikan tangan kea rah temanku yang meninggalkan sekolah dan ada juga yang menawariku pulang bersama tapi aku menolaknya karena aku tidak enak harus berbagi payung dengan temanku. Payung mereka tidak terlalu besar untuk digunakan berdua.
"hye jin. Kenapa kau belum pulang?" aku menoleh ke arah kiriku saat aku mendengar seseorang bertanya padaku.
"Chanyeol sunbae....." kataku tertahan saat melihat siapa yang berada di sampingku. Tubuhnya tinggi menjulang di sampingkku membuatku harus mendonggakkan kepalaku jika ingin melihat wajahnya. Untuk kesekian kalinya dia tersenyum padaku dan itu berhasil membuat jantungku berdetak cepat dan nafasku terasa berat.
"kenapa kau belum pulang?" tanyanya sekali lagi membuatku sadar dari pesonanya. Aku hanya bisa tersenyum kaku. Sekali lagi kakiku mengetuk lantai.
"aku sedang menunggu hujan reda. Aku tidak membawa payung sunbae". Jelasku dengan suara gemetaran karena gugup.
"oh begitu. Kebetulan hari ini aku dijemput dengan mobil. Mari aku antar pulang". Tawar Chanyeol sunbae yang sekali lagi berhasil membuatku tertahan. Apa Chanyeol sunbae serius? Tapi jika di lihat tatapannya sepertinya dia serius.
"ti... tidak usah sunbae. Rumah kitakan tidak searah. Aku takut merepotkan sunbae". Tolakku halus. Sebenarmya aku ingin sekali menerimanya tapi aku malu. Chanyeol sunbae tersenyum lagi.
"Gwanchanayo. Rumahmu kan dekat dari sini jadi tidak merepotkan sama sekali. Kajja".
Chanyeol sunbae menarikku masuk dalam rangkulannya dan menggunakan jaketnya untuk melindungi kami dari hujan. Kami berdua berlari menembus hujan menuju parkiran. Bisa dirangkul dan berdekatan dengan Chanyeol sunbae membuatku seperti di alam mimpi. Sesekali aku memandang wajah Chanyeol sunbae yang sangat dekat denganku. Aku menatapnya sambil berdoa. Tuhan aku mohon padamu, jika ini adalah sebuah mimpi maka jangan bangunkan aku sekarang. Buatlah aku terus tertidur dengan mimpi ini.
###
"Hye jin. Kenapa kau belum pulang?". Tanya Chanyeol sunbae padaku saat aku hanya duduk di kursiku.
Tadi kami sedang latihan untuk pekan olahraga dan seni sekolah minggu depan tapi sekarang anggota club musik sudah pulang semua dan menyisakan aku dan Chanyeol sunbae. Hubunganku dengannya semakin dekat semenjak dia mengantarku pulang beberapa hari yang lalu. Dia menghampiriku lalu duduk di kursi sampingku. Aku mulai bisa mengendalikan detak jantungku saat bersamanya jadi aku tidak perlu takut lagi jika harus berlama-lama berdekatannya dengannya. Ini bukan karena aku tidak menyukainya tapi aku berusaha membuatnya nyaman bersamaku. Aku takut, kalau aku sering gugup di dekatnya dia akan merasa tidak nyaman padaku.
"aku sedang menunggu Jong in. dia masih latihan di ruang club dance". Kataku jujur. Aku memang sedang menunggu Jong in karena hari ini kami berdua sudah berjanji pulang bersama. Semenjak dia berkencan bersama Soojung dan aku dekat dengan Chanyeol sunbae, kami berdua jarang pulang bersama. Chanyeol sunbae mengangguk mengerti.
"kalau begitu, aku akan menemanimu menunggu Jong in selesai latihan". Kata Chanyeol sunabe membatku kaget. Aku senang tapi aku juga merasa tidak enak.
"tidak usah sunbae. Lebih baik sunbae pulang saja. Aku tidak apa-apa menunggu sendiri di sini". Tolakku halus. Sekali lagi Chanyeol sunbae hanya mengangguk mengerti. Aku merasakan ponselku bergetar di dalam saku jasku. Aku mengambil ponselku. Ada pesan dari Jong in.
'maaf Hye jin. Aku tidak bisa pulang bersamamu. Soojung membutuhkan bantuanku. Seklai lagi maaf'.
Aku menghela nafas berat saat selesai membacanya. Ada rasa sedikit kecewa saat membaca pesan Jong in.
"ada apa? Sepertinya ada kabar buruk". Aku tersenyum kaku pada Chanyeol sunbae tapi dia menatapku penasaran.
"tidak ada apa-apa sunbae. Tadi itu pesan dari Jong in. dia tidak bisa pulang bersamaku hari ini karena Soojung sedang membutuhkan bantuannya". Kataku.
"kalau begitu, kita pulang bersama saja". Tawar Chanyeol. Karena tidak enak jika menolak terus, jadi aku menerima tawarannya. Aku dan Chanyeol sunbae keluar dari ruang club musik sambil mengobrol dengan santai. Chanyeol sunbae cukup membuat hatiku tenang dan membuat rasa kecewaku pada Jong in sedikit mereda. Makasih Chanyeol sunbae.
###

My BestFriend My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang