Apa kabarmu sekarang ?
Ah, aneh sekali aku ini. Sebenarnya kenapa pula aku harus repot bertanya? Toh sejujurnya aku sudah tahu kabar beritamu. Setiap pagi, setelah ibadah dan bersih bersih badan. membaca lini masa dan kicauanmu di media sosial jadi kebiasaan yang tak pernah kulewatkan. Kalau saja kamu menemukan tulisan ini dan tahu bahwa kata-kata yang sedang kamu baca adalah tentangmu kujamin kamu hanya akan terkekeh pelan mengetahui betapa kagumnya aku.
Rasanya aku tak keberatan kalau harus kehabisan roti tawar hingga tak bisa sarapan. Selama masih bisa mengetahui kabarmu, lapar sepertinya masih bisa kutahan.
Tapi untuk hari ini, aku ingin kau tahu sesuatu. Aku tak peduli jika kau bilang aku pecundang. Kau juga boleh menganggapku orang yang tak punya keberanian. Saat kalimat pengakuan hanya bisa kuucapkan dengan terbata, yang hanya bisa lewat kata kata izinkan tulisan ini jadi perantaranya.
Bersama atau tidaknya kita nanti, kau tetap perlu tahu. Kehadiranmu tak pernah kusesali. Keberadaanmu mengajarkanku banyak hal yang harus kusyukuri..
Sebagai manusia biasa, tentu aku ingin kita bisa bersama.Sudah terbayangkan betapa menyenangkannya hari-hari waktu kamu selalu bisa ditemukan di sisi. Tapi jika pun rencana dan harapan itu tak terwujud, keberadaanmu tak pernah kusesali.
Kau mengajarkanku bahwa cinta adalah perkara memberi. Menjadi sebaik-baik pribadi, tanpa perlu khawatir apakah kasih yang sebesar itu akan kembali.
Kehadiranmu membuatku percaya. Bahwa cinta selalu berada di bawah tanganNya yang paling kuasa. Beberapa hal perlu diusahakan, namun hasil akhirnya hanya butuh diserahkan.
Mencintaimu dalam diam sekian lama membuat mataku terbuka begitu banyak bentuk usaha yang bisa dilakukan di luar merayu dan mengobral janji manis belaka.
Terima kasih, sudah pernah ada. Terima kasih atas pelajaran yang kamu bawa tanpa harus mencekokiku dengan ceramah yang berentet panjangnya.Jika nanti kita bersama, tak perlu kamu khawatir. Kamu mendapatkanku, orang yang selama ini dalam diam terus mendoakan berbagai kebaikan untukmu.
Namun jika takdir kita memang bukan jadi satu, kamu pun harus camkan ini dalam kepalamu. Doa-doa itu tak pernah hilang. Apapun yang terjadi, kamu tak akan kehilangan seorang pemohon kebaikan yang handal.
Selamat melanjutkan perjalanan. Semoga kelak kita bertemu di satu persimpangan yang memang telah tertakdirkan.