Yuga POV.
Aku menggeliat diatas kasur, mengambil selimut dan membalut seluruh tubuhku dengannya. Seperti kepompong. Posisi tubuhku yang sekarang sudah berbeda 180 derajat dari posisi awal. Tapi biarlah, yang penting tidurku nikmat malam ini. Aku bertekad akan menghabiskan hari minggu ini dengan sleep full day.
DRRT DRRT.
DRRT DRRT.
DRRT DRRT.
Suara handphone ku berbunyi. Ah, siapa yang berani mengganggu event sleep full day punya Yuga? Baru saja aku ingin kembali memejamkan mata dan kembali menikmati mimpi yang indah. Dasar Penganggu.
Aku mengambil Handphone di atas nakas dan mengangkat panggilan, tanpa melihat caller ID orang tersebut. Lalu segera mempersiapkan kata - kata untuk mengumpat seseorang di seberang sana. Siapa suruh mengganggu waktu berhargaku pagi ini?
"Hallo Yuga. Kamu dimana?"
Eh Tunggu, kok lembut banget suaranya?
"Yuga kamu sudah bangun? Ini Lumina. Hari ini jadi kan kita test seleksi PTN? Aku sudah nunggu kamu dari jam 8 loh. Kok belum dateng juga?" Oh ternyata Lumina.
...
...
...
APA? LUMINA?
Ku lihat jam dindingku, jarum pendek nya berada di antara angka delapan dan sembilan. Sementara jarum panjang nya mengarah ke angka enam.
JAM SETENGAH SEMBILAN!!!
"Eh? Maaf ya baby, aku baru bangun. Yaudah kamu tunggu aja dirumah, 20 menit lagi aku sampai disana. Aku ngebut deh, biar kamu ga nungguin aku kelamaan. Hehehe."
Sial. Bagaimana aku bisa lupa dengan hari bahagia seperti ini. Berjalan berdua dengan Lumina selalu berhasil membuat ku senang sepanjang hari.
"Gak usah pake acara ngebut deh, santai aja. Aku gak mau kamu kenapa - kenapa nanti." Kalau biasanya perempuan lain akan mengamuk, dia hanya menghela napas berusaha menahan kesal. Dan berkata seperti tidak terjadi apa - apa.
Tuh kan, Lumina emang wanita idaman setiap pria. Jelas dia cantik, pintar, baik, ramah, dan masih banyak lagi hal istimewa yang ada dalam dirinya. Buktinya di waktu deadline seperti ini aku tidak di perbolehkan untuk mempercepat laju kendaraanku, padahal waktu kami singkat. Dia lebih mementingkan keselamatanku. Aku merasa menjadi lelaki beruntung karena bisa memilikinya.
Oh iya, ngomong - ngomong hubungan kami ini telah berlangsung selama 3 tahun lamanya. Aku dan Lumina bertemu ketika kita masih kelas satu Sekolah Menengah Atas. Lumina menjadi incaran para pria di sekolahku dulu. Berbondong – bondong kaum Adam menghampirinya dan berusaha merebut hatinya. Tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil. Sampai akhirnya aku datang dan mematahkan hati mereka semua. Dari banyak nya pria yang berusaha mati – matian tersebut, hanya aku yang berhasil memikat hati Lumina. Di ingat ya, hanya aku.
"Yaudah kalau gitu aku mau mandi dulu ya."
"Iya. Jangan ketiduran di kamar mandi lagi loh. Soalnya aku gak ada disana untuk ngebangunin kamu." Ujarnya sembari tertawa.
Bahkan tawa renyah nya terdengar sangat indah di telingaku.
"Iya baby. I love you."
"I love you too."
Dan panggilan kami pun berakhir. Dengan senyum mengembang, ku arahkan kakiku menuju kamar mandi. Aku akan mempersiapkan diri setampan mungkin agar Lumina makin jatuh hati kepadaku. Membayangkan wajahnya saja sudah membuatku bahagia. Aku akan merasa lebih bahagia lagi jika berada disampingnya. Hanya Lumina yang mampu membuatku seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Loving You
RomanceAku berjalan sendirian, menelusuri hitam putihnya kehidupan. Terkadang, apa yang di rencanakan tak sesuai dengan angan - angan. Aku masih ingat bagaimana relief wajah tampan lelaki itu. Lelaki yang hanya bisa berjanji tapi nyatanya ingkar. Pergi tan...