" Bila cinta harus berkorban dan tidak seharusnya memiliki, tapi izinkan aku berkorban. . .
Karena itu adalah perasaanku. . .
Kini aku aku tahu beratnya menjadi lebah, tapi aku tak'kan putus asa tuk melihat
kau bahagia. . . "
@_CHAPTER 8_@
Sabtu hari ini aku sedang mengendarai mobilku, dan aku tidak putus asa untuk mencari sebuah ruko.
Sebelum aku pergi dari rumah, aku bertemu dengan Lesderia didepan pintu pagarku dan sepertinya Ia terlihat sedang menunggu kemunculanku.
"Ada apa?" tanyaku sambil menutup pintu pagar.
"Apakah kau ada waktu" tanyanya ataukah balasanya, aku bingung dengan apa yang ia ingin kan. Dan aku jawab ada dan tapi kan cuma mencari ruko, tapi biasalah hanya untuk salam basa-basi dengan wanita seksi ini.
Dan sekarang ini kami telah berada di sebuah kafe family yang menghidangakan sajian siap saji dan mumpung hari masih pagi kami memesan paket sarapan pagi yang berbeda.
"Apakah kau masih menyukai Dewa, Dev?" tanya Lesderia sambil menyantap makananya. Aku tidak tahu apa tujuanya dan mengapa ia bisa tahu hubungan kami, tanyaku didalam hati.
Dengan penasaran yang begitu banyak dikepalaku, kemudian aku memberanikan untuk bertanya
"Mengapa kau bisa tahu hubungan kami?".
"Aku bertanya kepada Dewa. Apakah kau ingat pertama kita berkenalan.?" Tanya Lesderia kemudian dan sembari menyeruput kopi hitamnya. Dan semuanya makin jelaslah sudah bagaikan air yang jernih.
"Jadi apa yang kau inginkan, Les" tanyaku sambil mengambil kearah to the point. Kalimat yang secara langsung. Ia langsung memperhatikan diriku. Seolah terkejut dengan apa yang aku katakan, ia langsung berhenti dan meletakan sendok dan garpunya diatas piringnya dan membentuk silang diatas piringnya. Sendok dan garpu.
"Ok bila kau langsung kepokok masalah dan aku menyukainya, karena waktu adalah uang." ia mengambil jedah dan menunggu sesuatu dan suasana menjadi hening karena aku sedang menunggu penjelasan darinya. Kami terlihat sama-sama menunggu.
"Jelaskan apa permasalahanya, Les dan aku tahu waktu adalah uang." kataku membenarkan
"Aku ingin kau menolong Dewa" ucapnya seketika dan aku semakin bingung dibuatnya.
"Bila kau masih mencintainya, tolonglah dirinya dan hanya diri-mu yang bisa'' suara wanita itu melemah dan ia hanya menatap kearah piringnya dan air matanya jatuh. Tetes demi tetes.
"Ada apa Les" tanyaku dalam kebingungan dan dilanda hal yang negatif, karena sekarang ini aku sudah berpikiran yang tidak-tidak dengan Mas Dewa.
"Aku mohon Devi" pintanya dengan wajah yang memelas. Dan tiiba-tiba saja ia bangkit dan berlutut didepanku dan semua mata pengunjung menatap ke arah kami.
Dan aku segera bangkit dan menarik Lesderia bangkit dan ia sudah terseduh-sedan.
Akupun ikut menitikan air mata dan kini kami saling berpelukan ala telethabis.
Dan setelah itu aku dan Lesderia menuju kerumah sakit dan mengecek darah dan ginjal-ku dan hasilnya memuaskan, karena darah-ku dan ginjal-ku sama seperti Mas Dewa dan yang membuat kupaling bahagia adalah: ginjalku akan berpindah rumah dan apalagi darahku dan darah Mas Dewa sama bertype A+ positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Of Wedding Gown
RomanceDevi bermimpi tentang gaun pengatinya hilang dan kemudian mimpi itu menjadi nyata dan apa yang akan terjadi kepadanya dan apalagi calon suaminya tidak hadir diupacara pernikahan mereka Apakah kisah mereka hanya akan sampai disini sajakah? Dan siapa...