"Oke. Selanjutnya aku tunggu undangan makan siang kapan-kapan untuk melengkapi perdamaian ini."
"Aku? Undanganku?" Dengan canggung Gayatri mengambil beberapa langkah mundur untuk mengembalikan jarak diantara mereka.
"Atau kamu lebih suka mengundangku untuk makan malam, atau kencan akhir pekan? Apapun itu." Tak ada seringai jahil atau senyum di wajah Abi, hanya tatapan kalem dari matanya.
"Kenapa harus aku yang mengundangmu?" Nada suaranya tak kalah datar
"Kamu yang membuka aura permusuhan diantara kita."
"Hey!"
"Sebelumnya kita menyelam dan ngobrol, kamu ingat? Tapi esoknya kamu menghadiahi aku tinjumu dan mengataiku pengemudi kacau."
Gayatri kembali melangkah mundur dengan muka merah padam. Rasa malu, jengah dan kesal mulai datang mendengar ocehan Abimanyu.
Dengan tampang tetap super kalem Abi kembali melangkah maju memperpendek jarak antara mereka."Bagaimana?"
Dengan helaan nafas panjang ia berusaha menetralkan perasaannya yang campur aduk."Bagaimana aku harus menghubungimu?"
"Tanyakan saja apa yang kamu perlukan. Alamat,kantor, ponsel, atau apa saja."
"Aku bukan petugas sensus!" Gayatri menyembur masih dengan sisa rasa kesalnya.
Abimanyu tau bagaimana gadis didepannya berusaha menahan emosi. Dia melangkah mundur hingga punggungnya mendekati pintu. Kemudian melempar senyum jahil penuh kemenangan."Silakan cari tau sendiri. Aku tunggu kabar selanjutnya. Selamat siang." Secepat kilat dia meraih handel pintu. Membuka dan menghilang dibaliknya dengan senyum lebar terukir dibibirnya dan meninggalkan Gayatri yang ternganga merasa dibodohi.
Sadar tamunya telah pergi, Gayatri bergegas mendekati pintu dimana Abi menghilang dan segera menguncinya. Kemudian menuju pintu lainnya di ruangan itu dan melakukan hal yang sama. Setelah itu dengan langkah lebar mendekati kursi dibelakang meja kerja dan menghempaskan tubuhnya. Kedua telapak tangannya menutup wajahnya dengan siku yang bertumpu diatas meja. Perasaan tenang yang baru saja berhasil didapatnya mendadak jadi kacau karena ulah tamu berparas tampan yang baru saja meninggalkan ruangannya.
--
makasih kepada semua teman-teman
yang mau baca cerita ini. yang nunggu lanjutannya, yang vote dan yang follow, Itu berarti banget buat saya. Saya tau cerita ini ga ada apanya dibanding temen-temen disini
dan maaf part ini terpotong karena sesuatu terjadi pada gadget saya.
Dan saya ucapkan selamat jalan untuk temen kita Ai-ailee semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya