"Tinggalah bersamaku, putri!" ucap pria berwajah tampan dihadapanku.
"Tapi pangeran.." ucapku gugup.
"Kumohon," pintanya dengan raut wajah memohon.
"Maaf.. Aku tidak bisa!" ucapku sebari meninggalkan pria itu.
"Ria! Ria!" terdengar ada yang memanggilku. Tapi, bukan suara pria tadi.
Aku pun menengok ke belakang.
Byur
"wah, banjir! Banjir! Tsunami!" teriakku.
"Banjir dari mana Ria?! Cepat bangun!" teriak seseorang di ambang pintu.
Aku pun mengucek-ngucek mataku. Lalu, perlahan-lahan membuka kelopak mataku.
"Hmm.. Ah! Yang tadi itu mimpi?!" teriakku histeris.
"Apa sih Ria, teriak-teriak tidak jelas!" ucap gadis yang lebih tua lima tahun dariku.
"Ah, kakak sih! Jadi mimpi indahku terganggu!" ucapku marah padanya.
"Sudahlah jangan pikirkan mimpi! Mimpi itu belum tentu akan terwujud!" ucap kakakku dengan wajah yang memerah karena marah.
"Biasa saja, tidak usah marah-marah!" protesku sebari mengerucutkan bibirku.
"Sudahlah, sana mandi! Ada tamu menunggumu," ucap kakakku. Dia pun pergi meninggalkanku.
"Iya," ucapku pelan.
Lalu aku langsung melesat ke kamar mandi.
Oh iya! Namaku Ariana luffita, dan yang tadi itu kakakku namanya Andreana luffita. Sedangkan bundaku bernama Liana luffita. Ayahku? Aku tidak tahu siapa ayahku. jika aku menanyakan tentang ayah pada bunda, bunda pasti menangis. Sedangkan jika bertanya pada kakak, pasti aku langsung dimarahi.
Sesudah mandi, aku langsung memakai pakaianku sehari-hari. Kenapa aku tidak sekolah? Pasti ada yang berpikir seperti itu. Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa aku tidak dibolehkan sekolah, tidak di bolehkan ke desa. Sekarang saja, kami (aku, kakakku, dan bundaku) tinggal di sebuah hutan. Sampai-sampai aku heran, kenapa ada tamu ke rumah kami.
Jangan berpikir aku itu tidak pernah belajar karena tidak sekolah. Walaupun aku tidak sekolah, aku selalu belajar dengan kakakku. Tapi.. Aku heran, kenapa aku tidak terlalu pintar -dalam kurung bodoh- soalnya, kakakku dan bundaku itu sangat pintar. Sudahlah jangan dipikirkan.
Sesudah berganti pakaian, aku langsung menemui tamu yang dikatakan kakak.
"Ria, kesini!" ucap kakakku padaku.
Aku pun menghampiri kakakku. Aku pun tersenyum pada tamu itu.
"Permisi, ada urusan apa anda ke sini?" tanya bundaku pad tamu itu.
"Saya hanya ingin bertanya, apa benar dua anak anda membunuh seekor beruang tempo hari?" tanya taum itu pada bundaku.
"I-iya benar," ucap bundaku. dari tatap matanya, bundaku sedang gugup.
"Saya ingin menyampaikan pesan dari kepala sekolah, bahwa dua anak anda dimasukkan di sekolah sihir," ucap orang itu.
"Maaf, maksud anda, saya dan adik saya harus sekolah disana?" tanya kakakku pada orang itu, dengan penekanan di kata 'harus'.
"Tidak harus, itu terserah pada kalian berdua," ucapnya. "Tapi, menurut saya, sebaiknya kalian masuk saja. Tidak semua orang beruntung bisa masuk ke sekolah sana."
"Maaf saya tidak bisa," ucap kakakku santai.
"Bagaimana dengan anda?" tanya orang itu padaku.
"Ehmm.. Aku.." ucapanku terhenti saat melihat raut wajah bunda yag terlihat gelisah.
"..bolehkah aku tanya pada bundaku dulu?" tanyaku pada orang itu.
"Terserah," ucap orang itu dingin.
Aku pun bertanya bundaku.
"Terima saja, jangan sia-siakan kesempatan ini," ucap bundaku sambil tersenyum.
"Iya, aku akan bersekolah disana," ucapku pada orang itu.
"Kalau begitu, ini seragammu" ucap orang itu sambil menyodorkan beberapa pakaian.
"Dan.. Kau harus mengemasi barang-barangmu, kau akan tinggal di asrama saat bersekolah disana," ucap orang itu. Aku sangat terkejut saat orang itu, berkata seperti itu.
"Oh, ya nyonya," ucap orang itu pada bundaku.
"I-iya?" tanya bundaku.
"Sepertinya, aku pernah melihatmu," ucapnya pada bundaku.
"T-tapi.. Itu tidak mungkin, saya ting-" ucapan bundaku terpotong oleh ucapan orang itu.
"Benar juga, itu tidak mungkin. Permisi.." ucap orang itu, lalu pergi dari rumah kami.
Aku masih terkejut, tidak ku sangka.. Aku akan bersekolah di sekolah sihir. Sepertinya.. Hari-hariku akan berubah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIZARD
FantastikRia adalah gadis yang tinggal dihutan bersama ibu dan kakaknya. ia tidak diperbolehkan keluar dari hutan. tiba-tiba, ada yang menawarinya sekolah di sekolah sihir terkenal yang sangat jauh dari hutan tempat ia tinggal. lalu, apakah impiannya...