Loving You 2

1.2K 65 4
                                    

Chapter 2

Tuan Park mengamati Jiyeon yang sedang tertidur pulas sekali. Dia tersenyun memandang wajah cantik putri kandungnya itu.
"Kau tampak cantik, Jiyeon-a. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi seorang wanita dewasa. Semoga eommamu di sana bisa bahagia melihatmu yang tumbuh dengan baik dan mendapat kasih sayang dari semua orang." Tuan Park mencium kening Jiyeon dan membelai rambut putrinya yang berwarna coklat tua itu.
Sementara itu, Yoona yang ingin mengambil air minum di dapur, mendengar ucapan appanya pada Jiyeon. Yoona mengintip di celah pintu yang tidak ditutup rapat. Dalam hatinya, Yoona ingin sekali diperlakukan begitu. Tapi kemudian ia sadar kalau hal seperti itu tidak mungkin terjadi.

Yoona pov

Appa sudah sangat baik padaku. Kebaikannya melebihi kebaikan appa kandungku dulu. Aku tidak boleh iri pada Jiyeon. Karena sebenarnya Jiyeon lah yang berhak mendapatkan kasih sayang appa seperti itu. Aku sudah mendapatkannya waktu Jiyeon ada di Jerman. Jadi, sekarang ini wajar saja kalau appa sangat merindukan Jiyeon karena bagaimanapun, Jiyeon adalah putri kandung appa.
Aku menuruni anak tangga satu per satu lalu menuju dapur untuk mengambil minum. Setelah itu aku kembali ke kamarku. Saat melewati kamar Jiyeon, pintunya tertutup. Mungkin appa kembali ke kamarnya dan tidur.
Kedua mataku belum mengantuk. Apakah aku harus begadang lagi? Entah kenapa aku malas sekali ke kamarku. Aku melirik knop pintu kamar Jiyeon lalu membukanya. Tidak dikunci. Aku langsung masuk.
Benar kata appa, Jiyeon tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Aku tersenyum melihat dongsaengku yang lucu itu. Meski aku dan Jiyeon sudah dewasa, aku tetap menganggap Jiyeon sebagai dongsaeng kecilku yang sangat berharga.
Jiyeon tidur sangat pulas meskipun masih ada aroma alkohol di sekitarnya. Aku berbaring di sampingnya untuk menikmati kebersamaan kami. Tetapi, aku masih belum mengantuk. Ya... insomnia lagi dan lagi.
Yoona pov end

Di dalam mobil mewah, Kris tertidur hingga baru bangun di pagi hari. Dia mengingat-ingat kejadian kemarin dan kenapa dia bisa tertidur di dalam mobil.
"Aiissshh..." Kris mengacak rambutnya sendiri lalu tancap gas pulang ke rumahnya.
15 menit kemudian Kris menginjakkan kaki di lantai rumahnya yang terletak di daerah Cheongdamdong. Ia berjalan melewati ruang makan. Di sana ada appa dan eommanya sedang menikmati sarapan ala orang kaya. Kris hanya melirik mereka, tanpa memberi salam.
"Dari mana saja? Semalam tidur dimana? Kenapa baru pulang?" Appanya memberondonginya dengan beberapa pertanyaan.
Kris menghentikan langkahnya. Lalu menjawab "Tadi malam aku tertidur di mobil. Kalau appa tidak percaya, bisa cek CCTV jalan. Pasti ada mobilku di pinggir jalan."
"Kau parkir sembarangan?"
"Anhi. Aku memarkirnya bukan di sembarang jalan." Kris mulai menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu.
Kelopak matanya masih terasa berat. Ngantuk menghampiri. Kris menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Tiba-tiba kenangan dua tahun yang lalu teringat lagi di memorinya.

Flashback.
Pagi-pagi, Jiyeon sudah bangun untuk menyiapkan keperluan Kris karena hari ini Kris harus berangkat pagi. Ia mengikuti seleksi masuk perusahaan BUMN di Jerman dan hari ini adalah tes wawancara. Jiyeon yang pandai memasak, segera membuatkan bubur kesukaan Kris. Ia sangat lihai dalam urusan dapur. Ya, Jiyeon pernah kursus memasak makanan Eropa selama dua bulan.
Masakan sudah matang. Ia pun membangunkan Kris yang masih tidur mesra di atas ranjangnya, ditemani bantal dan selimut.
"Oppa, ireona. Nanti kau bisa telat."
Kris tak bergeming bahkan tak bergerak sedikitpun.
"Oppa, sarapanmu sudah siap. Aku buatkan bubur tapi..."
"Aku akan memakannya," kata Kris yang sudah membuka matanya. Sejurus kemudian dia berdiri dan berjalan menuju ruang makan. Jiyeon dibuat heran olehnya. Ia pun menyusul suaminya ke ruang makan.
Kris menghabiskan hampir seluruh bubur yang dibuat oleh Jiyeon. Jiyeon tersenyum geli melihat tingkah suaminya itu.
"Waeyo?" Kris sadar kalau dirinya sedang dipandang istrinya. "Hari ini aku akan membantu Lay lembur di restorannya. Jadi nanti siang kita harus makan bersama." Kris melanjutkan sarapannya.
"Tumben sekali Lay oppa mengambil lembur. Apa karyawannya tidak ada yang membantu?" tanya Jiyeon yang telah menyilangkan kedua tangannya.
"Entahlah. Mungkin mumpung dia lagi rajin."
Jiyeon tertawa lepas mendengar kata-kata dari Kris. Sedangkan Kris hanya tersenyum melihat istrinya tertawa di pagi itu.
Flashback end.

Loving You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang