Breaks up

339 38 4
                                    

Oppa? J

[Baru saja dikirm]

Jiyeon menatap nanar layar ponselnya. Membaca berkali-kali kalimat yang baru saja ia kirimkan untuk kekasihnya, Jung Daehyun, kakak kelasnya sendiri. Walupun mereka pasangan di sekolah, waktu bertemu mereka semenjak menjalin hubungan lebih jarang dibandingkan waktu mereka pendekatan. Apa yang salah dari hubungannya? Jiyeon bertanya-tanya terus pada dirinya sendiri. Bukankah sekarang mereka menjadi pasangan, yang seharusnya hubungan mereka terasa manis tidak hambar.

Jiyeon merenung. Duduk di bangku paling belakang, sendirian, kelas kosong karena sekarang jam pulang. Jiyeon terlalu malas pulang, lebih memilih berada di kelas, merenung, mengintrokpesi diri-mencari kesalahan apa yang ia lakukan hingga Daehyun tak pernah membalas pesannya.

Perubahan yang terjadi pada Daehyun sangat drastis. Dari mereka bertemu hingga sekarang. Dulu Daehyun ada untuk Jiyeon, jika Jiyeon mengirim pesan, tak butuh lama bagi Daehyun membalas pesan Jiyeon. Daehyun begitu perhatian pada Jiyeon, kata-katanya hangat dan romantis.

Dibandingkan dengan masalalu masa sekarang Daehyun menjadi dingin. Pesan Jiyeon hanya ia baca tidak dibalas, sekalipun membalas pesan Jiyeon butuh waktu paling lama 5 hari kemudian. Bertemu dengan Daehyun pun susah, sekali bertemu Daehyun tak banyak bicara dan tak jarang ditengah-tengah perbincangan ia tiba-tiba menghilang. Tanpa kabar. Tanpa jejak. Seperti hantu.

Jiyeon merasa hubungan mereka bukan sepasang kekasih. Lebih tepatnya seperti orang asing. Ia sudah lama berpikiran positif tentang Daehyun, ia tetap mengirim pesan memberi dukung Daehyun. Mengajaknya pergimain keluar, menulis kata manis pada Daehyun walaupun Daehyun tak membalasnya. Tetapi hari ini ia berjanji akan berhenti menghubungi Daehyun, jika pesan yang ia kirim ini hanya di baca tidak dibalas oleh Daehyun.

Dan mungkin Jiyeon akan melepas Daehyun. . . .

Sebagai kekasihnya

.

.

.

Flashback

Ditengah jam istirahat Jiyeon sibuk menggambar. Jiyeon duduk di bangkunya pojok kanan paling belakang dekat dengan jendela. Mengenakan kemeja putih seragam sekolahnya, rok pendek hitam dan tak lupa convers merah dengan kaus kaki hingga di bawah lutut.

Ia menggambar sambil mendengarkan music. Sedangkan temannya, Bang Minah, asik membaca novel di bangku depan Jiyeon. Minah bersandaran pada dinding, menompangkan kakinya di kursi temannya yang sedang pergi entah kemana. Dari posisinya, Minah dapat melirik ke arah Jiyeon dan arah papan tulis berada.

"Jiyeon-ah" panggilnya tanpa berkutik dari novelnya.

"Wae . . " begitu juga Jiyeon.

"Kau ingat pembicaraan kita kemarin, tentang aku memperkenalkan-mu dengan seseorang,"

"Aku sudah bilang, aku tidak tertarik,"

"Mian, walaupun kau menolak, aku tetap melakukannya karena aku sudah berjanji pada sunbae,"

Semenjak Minah selalu berusaha menjodohkan Jiyeon semenjak mereka mengunjungi café milik kakak kelas mereka. Diam-diam orang itu mendekati Minah, ia meminta bantuan pada Minah agar dikenalkan dengan Jiyeon. Namun Jiyeon tak begitu tertarik dengan perjodohan yang dilakukan Minah, Jiyeon merasa belum ada keinginan menjalin hubungan dengan siapapun, ia lebih menikmati kesendiriannya saat ini.

"Aku tetap tidak mau,"

"Sunbae segera datang ke sini,"

Jiyeon berhenti menggambar, "Mwo!!" ia menatap kesal pada Minah yang masih membaca novel.

Bitter RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang