One Shot-WIS

24 5 0
                                    

Namanya Flora. Umurnya 10 tahun. Flora Fermosa Eleftheria. Flora, artinya adalah bunga. Fermosa diambil dari bahasa Galisia yang berarti Indah. Sedangkan Eleftheria maknanya adalah kebebasan dalam bahasa Yunani.

Keadaanya tidak jauh beda dari arti namanya. Ia terlahir sebagai gadis yang cantik dan menawan. Sejak lahir, ia sudah menghirup udara kebebasan. Sangat bebas. Aku tak tahu bagaimana ia merasakan kebebasan yang melekat pada dirinya.

Dia hanya memiliki satu teman, yaitu aku. Dia sangat pendiam dan aku menyebutnya mahal suara. Kami sangat dekat dan tak akan pernah berpisah sebelum ajal yang menjeput. Dia selalu mengajakku ke mana saja bila dirinya sedang bosan. Aku juga dapat merasakan kebosanannya akan kehidupan. Apakah dia tidak bosan bermain denganku?

Aku tau, Flo. Hidupmu adalah sendiri. Menunggu sesuatu yang mungkin takkan ada kepastiannya. Kau membuang waktu hanya menunggu sesuatu itu. Kau pun tak memberi tahuku apa sesuatu itu. Kau hanya menulis 3 baris puisi tentang sesuatu itu yang tak bisa kumengerti artinya.

Rembulan kemarilah
Bawalah pasanganmu Bintang
Aku hanya ingin melihat senyumanmu

"Mungkin, ia sedang menunggu seseorang" pikirku pada saat itu.

Esoknya, seharian ia menunggu di depan teras rumah. Tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari bibirnya, lagi. Namun yang ditunggu tak kunjung tiba. Hari-hari berikutnya, ia selalu murung tanpa sebab. Mungkin ia murung karena seseorang yang telah ditunggunya.

Entahlah, dia tidak bercerita kepadaku. Pada hari pertama di bulan ini, ia keluar dari rumah kardus ini. Tidak biasanya, dia tak membawaku pergi dengannya.

Esoknya kudapati ia sedang membuat sesuatu dari kertas dan menuliskannya. Aku ingin bertanya kepadanya, namun ia sedang buru-buru dan meninggalkanku lagi di rumah yang tak layak ini. Sehelai kertas dan sebuah surat ditinggalkannya di sebelahku.

Aku membaca kertasnya terlebih dahulu. "Aku akan segera pulang" itu tulisannya, dan benar saja sekitar satu jam kemudian ia pulang dengan senyuman yang terus disunggingkan pada bibirnya yang tipis itu. Dia sedang bahagia, aku tahu itu. Aku senang jika dia bahagia terus seperti itu.

Keesokan harinya, ia mengenakan baju bagus dan tas selempang yang disampirkan di bahunya. Lalu dia menulis sesuatu lagi di dalam kertas. Dia menyelipkan kertas dan surat yang belum kubaca kemarin di lipatan buku. Aku membacanya, disitu tertulis "Bacalah surat ini jika aku sudah pulang". Dia berjalan santai keluar dari rumah dan tidak mengajakku lagi.

1 jam

2 jam

10 jam

24 jam

Aku menunggunya. Kemanakah dia? Ingin sekali aku membuka surat itu. Siapa tahu, ia meninggalkan pesan untukku. Tunggu, bagaimana pikiranku ini? Dia memberi amanat dan tak boleh kulanggar.

Sudah seminggu ini dia tidak pulang ke rumah. Aku sangat mengkhawatirkannya. Suara derap kaki mulai terdengar. Itu pasti Flora. Suara itu berhenti, aku menengoknya sedikit. Ternyata seorang bapak tua dengan anak laki-laki di sebelahnya.

Bapak itu berkata pada anaknya
"Elang, ini rumah Flora, nak!" ucap bapak tua itu

"Flora itu siapa, Pak? Rumahnya jelek sekali," itulah tanggapan anak kecil itu yang telah kuketahui bernama Elang.

"Ia yang mendonorkan jantungnya padamu, nak" jawab sang bapak

"Sekarang ia ada dimana, Pak? Aku ingin berterima kasih padanya!" tanya Elang sangat semangat

"Ia di tempat peristirahatan terakhir, nak! Yang diciptakan oleh Dia, telah kembali ke Dia. Flora mendonorkan jantungnya padamu karena ia butuh uang. Padahal, ayah sudah katakan kepadanya ia nantinya tak bisa hidup lagi. Flora memang gadis yang baik dan juga cantik. Dia gadis yang tidak bisa bicara, namun sorot matanya selalu berbicara" terang bapak itu.

Kau ingkar janji, Flo. Katamu, kau akan terus bersamaku sampai ajalmu tiba. Kau tidak bersamaku pada saat-saat terakhir hidupmu. Lalu, kubuka surat yang pernah dituliskannya. Aku tidak melanggar janjiku, Flo. Kau telah pulang ke rumah untuk perbuatan mulia.

Dear Diary,
Hari ini aku akan mendonorkan jantungku kepada anak laki-laki yang pernah menolongku dulu. Kini aku yang menolongnya. Walaupun nantinya kau akan kutinggalkan, kau akan tetap merasakan rasa sayangku kepadamu. Aku hidup sendiri di dunia ini. Ayah dan ibuku tak ingin membesarkanku karena aku tak dapat berbicara dan Elang adalah adikku. Awalnya, aku sedih karena ternyata ibuku sudah meninggal dan ayahku pergi entah kemana. Sekarang, aku tidak berterus-terusan menghindar dari kenyataan. Sedangkan Elang tinggal bersama paman jauhku. Terima kasih Diaryku. Tetap kutinggalkan kau, sampai menemukan pengganti. Dan sekarang aku bebas tanpa halangan apapun.
Love, Flora Fermosa E

Aku tau, Flo. Kau gadis baik yang tak bisa berbicara. Kau juga tak mempunyai ayah dan ibu. Aku tau karena kau menuliskannya curahan hatimu setiap hari. Aku, Diarymu akan terus menyanyangimu.

Elang adalah penggantimu, Flo. Terima kasih untuk persahabatan ini. Sampai jumpa~

When It Speaks (Diary), You Can't Lie!

-A on Saturday, June 06th 2015

SS "When It Speaks"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang