Loving You 4

1K 68 7
                                    

Chapter 4

Jiyeon menangis semalam karena dia melihat dengan kedua mata kepalanya kalau Kris dijodohkan dengan Yoona. Ini adalah sesuatu yang sangat tidak terduga. Jiyeon menyadari kesalahannya saat menikah dulu dia sama sekali tidak memberi kabar pada keluarganya di Korea.

Flashback
Saat di Jerman, Jiyeon dan Kris bertemu ketika mereka duduk di bangku kuliah. Mereka berdua berasal dari jurusan yang sama namun beda angkatan. Jiyeon adalah adik tingkat Kris. Setelah enam bulan menjalin asmara, keduanya memutuskan untuk menikah padahal waktu itu Kris baru saja lulus kuliah dan Jiyeon masih berstatus mahasiswa. Sebelum menikah, keduanya mati-matian mencari pekerjaan ke berbagai tempat. Mulai dari toko, restauran, hingga ke perusahaan-perusahaan. Akhirnya keduanya pun mendapat pekerjaan di dua perusahaan yang berbeda. Meski masih berstatus sebagai mahasiswa, Jiyeon mampu menunjukkan loyalitasnya pada perusahaan dan rekan-rekan kerjanya.

Karena sudah merasa cukup siap untuk menikah, Kris melamar Jiyeon pada Ayah angkat Jiyeon yang seorang warga negara Jerman. Ayah angkatnya setuju. Dia juga menyukai Kris karena namja itu termasuk orang yang tanggungjawab.

Pernikahan pun dilaksanakan. Tidak ada keluarga yang datang. Jiyeon dan Kris sama sekali tidak menghubungi keluarganya di Korea.
Saat hendak mengucap ikrar, tiba-tiba seseorang datang dengan nafas terengah-engah. Dia tersenyum melihat mempelai pria dan wanita kelihatan sangat serasi.
"Baiklah, kita mulai lagi," ucap sang pastur.
Pastur pur menuntun keduanya hingga mengucap janji setia sehidup mati bersama.
Flashback

'Aku menyesal, Kris,' ucapnya dalam hati ketika ia telah membuka mata pada tengah malam. Jiyeon baru menyadari kalau dia barusan tertidur di depan pintu dengan masih mengenakan kostum kantornya lengkap. Lehernya sedikit pegal karena tadi tidur dalam posisi duduk.
Jiyeon bangkit dari duduknya kemudian melepas blazer yang menutupi kemeja lengan panjangnya dan melemparnya di atas ranjang. Ia mendesah pelan, mengusap wajah cantiknya sebelum akhirnya melangkah pelan menuju kamar mandi.

Gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi yang berada di kamar tidur milik Jiyeon. Jiyeon hanya mencuci muka. Tiba-tiba ia mendengar suara perutnya keroncongan. Astaga, dia belum makan malam. Jiyeon merasa malas menyuapkan sesuap nasi ke dalam mulutnya. Ia sangat tidak berselera makan.

Dilihatnya wajah cantik yang masih muda itu di pantulan cermin. Ya, dia memang masih muda dan cantik. Sebagai seorang Jiyeon, tidak seharusnya ia segalau ini. Kris hanyalah mantan suami, bukan pacarnya. Mantan suami? Kata itulah yang selalu terngiang dalam benaknya. Bagaimana bisa kata 'mantan suami' berubah menjadi 'calon kakak ipar'?

"Kenapa Tuhan mempermainkanku dalam takdir?" ucapnya lirih sembari mengambil handuk kecil yang tergantung di sebelah kanannya.

Cekleeek!
Jiyeon membuka pintu kamarnya. Dia menoleh kanan-kiri, tak ada siapapun di luar kamar. Biasanya jam segini Yoona terbangun lalu menonton tv di ruang keluarga. Tak ada suara tv menyala, itu artinya Yoona masih tidur. Jiyeon berusaha membuang ingatannya saat melihat Kris dijodohkan dengan Yoona tadi. Kenyataan yang sangat pahit. Tapi apalah daya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin kalau Jiyeon memberitahukan semua orang tentang pernikahannya dengan Kris, tak akan ada yang berubah. Bahkan mungkin tak ada yang percaya.
Jiyeon melangkahkan kaki menuju dapur. Dia sangat lapar karena terakhir makan tadi siang. Itupun hanya sedikit karena ia buru-buru diajak rapat oleh beberapa karyawan untuk membahas proyek berikutnya.

Jiyeon pov
Aku mencari makanan di dalam kulkas. Saat melihat ramen yang tergeletak di atas meja dapur yang siap dimasak, ingatanku tentangnya hampir saja membayangiku. Beruntung aku segera sadar dan meyakinkan kalau itu hanya lamunan yang tidak berguna sama sekali.
Karena aku telah melihat ramen yang tergeletak di atas meja dapyr itu, aku segera memasaknya. Perutku sudah sangat menantikan makanan enak masuk ke dalamnya.
Malam semakin larut. Aku baru saja menghabiskan satu mangkuk ramen yang menurutku lezat. Apa mungkin karena sudah lama aku tidak makan ramen ya?
Kuhela nafas panjang kemudian membuangnya secara teratur. Kulakukan pernapasan dalam seperti itu beberapa kali.

Loving You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang