See You on Monday?

8K 651 28
                                    

Yunhee sedang menyilangkan tangannya di depan dada, dia berdiri begitu tegap dan memberikan lawan bicaranya sebuah ekspresi yang sulit untuk digambarkan.

Sejak tadi Hyukjae terus meminta pengertiannya untuk perjalanan bisnis ini, ditambah dengan penjelasan detil bahwa istrinya sudah berada di sana menunggunya. Itu hanya membuat Yunhee semakin kesal, Hyukjae hanya belum cukup pintar untuk menyadari itu.

Jadi, ketika keduanya berdiri di pintu masuk bandara Incheon, ketegangan kembali mencuat.

"Ini tidak akan lama, aku akan segera kembali." Hyukjae berkata seraya mengelus pipi kanan Yunhee.

Tapi sayangnya, Yunhee hanya menatap pria itu dengan tatapan datar. Ucapan Yunhee lah yang kemudian membuat Hyukjae hampir lupa caranya bernapas. "Urus perceraianmu dengannya secepat mungkin di sana, aku tidak mau tahu bagaimana. Aku ingin ketika kau kembali ke Korea, kau sudah bukan lagi menjadi suaminya."

Untuk sesaat Hyukjae tertegun, tenggorokannya terasa kering. Tapi dia berusaha untuk mengeluarkan suaranya. "Yunhee—"

"Kau sudah dapat dana yang cukup banyak dari Tuan Cho, 'kan?" Sela Yunhee sebelum Hyukjae sempat menyelesaikan ucapannya. "Jadi tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan istrimu, tanpa dia perusahaanmu akan tetap selamat."

Aneh dan cukup berani.

Dua hal yang tidak pernah Hyukjae kira akan ada pada diri Yunhee. Wanita itu berbicara sangat blak-blakan, bukannya itu tidak bagus, tapi permintaan satu ini adalah hal tidak terduga menurutnya. Dia berpikir, Yunhee akan membiarkannya menyelesaikan urusan perceraian ini, bahkan tanpa diminta. Tapi kali ini, wanita itu memintanya, tidak, bahkan menuntut.

Hyukjae mendekat dan menangkupkan kedua tangannya pada wajah Yunhee, dia mengecup keningnya lalu berkata, "Baiklah."

***

Ada perdebatan hebat di kepala Yunhee saat dia mengantar kepergian kekasihnya di bandara dua jam yang lalu, hingga dengan sangat malas dia mendorong piring berisi burgernya menjauh.

Sebenarnya, Yunhee tidak tega menuntut sesuatu dari Hyukjae. Dia tidak memiliki pria itu secara utuh, dia tidak memiliki hak untuk melakukan hal itu. Tapi ego-nya menguasai dirinya, karena dia tidak punya pilihan lain selain berkomitmen sesegera mungkin dengan Hyukjae. Apalagi setelah Kyuhyun melewati garis paling berbahaya yang pernah dia buat padanya. Dia hampir saja mengatakan semua yang telah terjadi antara Kyuhyun dan dirinya pada Hyukjae. Namun dia berubah pikiran, karena melakukan hal itu tidak hanya akan menyulut amarah Hyukjae, tetapi juga akan membahayakan hubungan profesional yang terjalin antara Hyukjae dan Kyuhyun sejauh ini. Tidak, Yunhee tidak akan pernah melakukan hal itu.

Untuk sementara, Yunhee harus menyingkirkan kecemasannya terhadap Hyukjae dan fokus pada masalah saat ini. Hari ini bukanlah hari terbaiknya, entah mengapa takdir selalu menggiringnya ke tempat yang menyedihkan. Yunhee yang malang, dia secara mendadak mendapat telepon dari Dalbi yang mengajaknya bertemu di sebuah kafe.

Tidak ada pilihan lain selain menerima ajakan itu, jika tidak, mungkin saja Dalbi akan berpikiran lain dan mengira yang tidak-tidak. Untuk dua minggu ke depan saat Yunhee bekerja menjadi asisten Kyuhyun, dia tidak mau bertemu dengan Dalbi yang kemudian menuduhnya dengan hal macam-macam—salah satunya adalah merebut Kyuhyun. Maka, Yunhee memenuhi permintaan Dalbi kali ini untuk menghilangkan kecurigaan itu. Yah, walaupun dengan terpaksa.

Kegelisahan menyelimuti Yunhee saat dia melihat sosok Dalbi memasuki kafe. Wanita itu tidak pernah tidak kelihatan elegan. Bahkan kali ini, hanya dengan kemeja kedodoran berwarna merah marun sepaha dengan ikat pinggang, stocking hitam panjang dari pinggung hingga mata kaki, dan sepatu boots hitam, Dalbi tampak memukau. Rambut coklat berombak wanita itu tertata rapi seperti habis dari salon.

Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang