Her First Day

7.9K 623 20
                                    

Yunhee menatap layar ponselnya dengan tatapan tidak percaya. Baru saja dia menerima telepon dari ibunya yang mengatakan bahwa keluarganya sedang berada di Jepang untuk mengunjungi rumah kakaknya. Bagi Yunhee, tidak masalah jika orang tuanya pergi ke sana karena memang kakaknya menikahi pria dari Negara Sakura tersebut delapan bulan yang lalu. Hanya saja, dia sangat berharap bahwa orang tuanya, apalagi ibunya, tidak melakukan hal-hal aneh seperti menghubungi Hyukjae.

Hyukjae dan orang tuanya sudah saling kenal, bahkan mereka sangat dekat dari yang Yunhee bisa bayangkan. Ibunya akan selalu menelepon pria itu setiap kali dia sedang berada di Jepang, bertanya apakah pria itu juga berada di sana atau tidak. Dan Hyukjae bukan tipe pria yang suka berbohong, jadi ketika dia menjawab bahwa dia memang sedang ada bisnis di sana, ibu Yunhee akan segera minta untuk bertemu.

Yunhee mendesah dalam-dalam mengingat percakapannya dengan sang ibu, beliau bilang sudah bertemu dengan Hyukjae, bahkan mereka makan bersama. Lalu bagaimana bisa Hyukjae meninggalkan istrinya yang juga sedang berada di sana dan malah bertemu dengan orang tuanya?

Setelah menimbang-nimbang lagi, Yunhee akhirnya memutuskan untuk menelepon Hyukjae. Dia menekan nomor 1 pada ponselnya, melakukan panggilan cepat. Mengira bahwa teleponnya akan segera dijawab, Yunhee merasa sangat kecewa ketika pria itu tidak juga menjawab teleponnya. Mungkin dia sibuk, gumamnya dalam hati.

Yunhee menggelengkan kepala, mengesampingkan pikiran yang membuatnya tidak nyaman itu. Lebih baik dia segera tidur karena besok pagi akan menjadi hari yang sangat panjang, dia tidak boleh terlambat. Naik ke atas ranjang, Yunhee membaringkan tubuhnya, mencoba untuk rileks dan secepat itu pula rasa ngantuk mengklaimnya sehingga dia langsung terlelap.

***

Pagi-pagi sekali, sekitar pukul lima, Yunhee sudah berada di dalam gedung CKH-Tech. Dia tidak segera menuju lantai sembilan, melainkan ngobrol dengan resepsionis di lantai satu. Beruntung wanita resepsionis itu juga datang pagi, jadi dia tidak perlu repot-repot menunggu.

"Hai," Resepsionis itu menyapa. "kau yang waktu itu, 'kan? Nona Lee Yunhee?"

Yunhee memberinya senyuman tiga jari, senang bahwa wanita itu masih mengingat namanya. "Ya, panggil saja aku Yunhee. Dan kau?"

"Aku Hanyeong." Kata Hanyeong. "Kenapa pagi-pagi sekali kau sudah ada di sini? Kau bekerja di sini?"

"Um, ya. Aku ditugaskan menjadi asisten pribadi Tuan Cho." Yunhee mengangguk.

"Woah, hebat."

"Begitulah, ceritanya panjang." Yunhee mengedikkan bahu. "Um, Hanyeong, apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Hanyeong tersenyum. "Bergantung apa yang ingin kau tanyakan." Ucapnya.

"Ini tentang Tuan Cho."

"Aha! Masalah pribadi Tuan Cho, tidak, aku tidak tahu apa-apa." Hanyeong berkata cepat-cepat seraya memberi tanda silang menggunakan lengannya.

Yunhee tergelak, "Bukan, bukan. Aku ingin bertanya tentang kebiasaan atau apa yang dia sukai dan dia benci seperti, kopi apa yang biasa dia minum, yah, hal-hal semacam itu."

Yah, pada kenyataannya Yunhee tidak mengenal Kyuhyun sedalam itu. Meskipun pria itu sering menyebutnya seperti stalker, tapi sebenarnya Yunhee sama sekali tidak tahu apa Kyuhyun suka atau benci.

"Oh," Hanyeong mendesah lega. "kenapa kau tidak tanyakan pada seketertarisnya saja, Ji-Ohn."

"Tidak mungkin, dia terlalu jutek."

Hanyeong tertawa, kemudian mengangguk setuju. "Benar, aku saja malas menyapanya."

Yunhee terkekeh dan mengangguk setuju. "Jadi, kau tahu?"

Ridiculously Demanding (Kyuhyun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang