Love 24

5.2K 356 28
                                    

hhaaaiii~~ pagiii~~ happy sunday, readers. ^^ #lompat-lompat

berhubung author lagi 'sedikit' senggang pagi ini, jadi nulis aja. :3 sekalian buat bacaan hohoho.

oke happy reading~~ dan selamat menikmati liburannya. ^^

=========================================================================

Hari ini bukanlah hari yang baik untukku. Bagaimana mungkin aku mengatakan kalau ini adalah hari baikku di saat hari yang di tunggu-tunggu hancur seketika? Kau pergi dengan mengenakan pakaian wanita. Dengan giring-giring pria berjas hitam 5 orang. Hei, aku bukan anak presiden. Ini sama saja dengan saat aku di apartement. Enath mengapa aku sama sekali tak menyukai acara jalan-jalanku. Aku hanya menghela nafas untuk kali ini. Hari yang begitu dingin, dan harus menemani Assie untuk berbelanja. Bukan sesuatu yang aku inginkan.

"Apa kau bosan? Ayolah, kita nikmati ini. Aku tak pernah datang pada kota ini. Kau tau? Kota ini sangat indah. Aku ingin melihat pemandangan malam harinya."

Aku hanya tersenyum tipis ketika Assie dengan antusiasnya menikmati jalan-jalan kali ini. Jujur, dari pada di sebut sebagai pembunuh, Assie lebih cocok pada gadis yang berusia 13 thn yang sangat senang sekali untuk jalan-jalan. Aku tak ada niatan ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan. Aku hanya menemani Assie berbelanja, dengan di temani Tayo yang ada di belakangku. "Aku rasa kita akan pergi ke gedung itu." Aku melihat arah telunjuk yang di arahkan Assie. Terdapat sebuah gedung pencakar langit yang sangat tinggi. Gedung itu merupakan gedung paling tinggi di kota Veresg. Itu adalah sebuah gedung yang di gunakan perusahaan elektronik yang tebesar di negara Eropa ini. Tentu itu hanyalah salah satu percabangan dari perusahaan itu. Aku yakin untuk mencapainya sangat susah.

Aku rasa ini benar-benar terlalu kekanakkan. "Kau benar-benar terlalu kekanakkan." Aku menolehkan kepalaku terhadap Tayo. Dia memandang Assie begitu rendah.

"Ada masalah dengan umurku? Tuan Nakajima?"

Tayo tidak seperti Alex, atau Reviel yang pembawaannya sangat temperamen. Tayo sangat tenang, walau dia terlihat emosi sekalipun. Kini Tayo hanya memandang Assie. Aku yakin, jauh dari lubuk hati terdalam, tak akan tau apa yang dia rasakan. Raut wajahnya yang benar-benar datar membuat Assie semakin jengkel. "Kau begitu menyebalkan! Aku sungguh tak menyukai sikapmu yang begitu menjijikkan itu."

"Oh, terima kasih atas pujiannya Miss Minteasa. Aku sangat tersanjung."

"Tak ada yang berniat memujimu. Apa kau mengajakku untuk duel? Hah?!" aku melihatnya hanya memijit pelipisku yang benar-benar mulai pening. Tak ada 1 pun di antara kami yang mengalah. Aku hanya heran, bagaimana mereka bekerja dengan sangat sempurna, yang biasa terbilang hubungannya sangat tak akrab. Memikirkan pertengkaran yang terjadi membuat kepalaku pening. Tak terasa tubuhku limbung ke samping, dan menabrak seseorang. BRUK!

"Aw!" aku hanya memekik pelan ketika tubuhku benar-benar menabrak orang itu. Aku melihat orang itu memakai tudung yang menutupi sebagian wajahnya. Tentu dia menunduk kebawah, yang membuatku tak dapat melihatnya. "Are you okey?" kulihat Assie juga Tayo menghampiriku, dan membantuku berdiri.

"Yeah. Tentu." Saat aku melihat pakaian yang dia kenakan, kini aku tau orang itu seorang pria. Aku membantunya membereskan barang-barangnya yang terjatuh. Setelah itu ia mendongakkan wajahnya menatapku seraya mengucapkan kata 'terima kasih'. Tapi sebelum, aku menjawabnya. Dia menatapku dengan wajah terkaget-kaget. Wajahnya sangat pucat pasi. Tubuhnya membeku. Dia menatapku seakan aku adalah sebuah penampakan yang menakutkan.

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang