Mengeja namamu dalam nafasku
Membuatku lelah.
Kau tahu,rasanya seperti tercekik.
Kau bukanlah udara yang harus kuhirup,tanpamu aku tetap bisa hidup.
Namun tetap saja,hatiku mana bisa berbohong?
Ketika menggapaimu itu sesulit menanam duri jadi bunga,aku tetap saja bertahan.
Bertahan pada keadaan.
Yang semestinya sudah lama aku menyerah.Tapi menyerah tanpa alasan,bagiku begitu konyol.
Terlebih alasan itu berubah menjadi kamu.Dulu kau ku puja,dulu kau ku cinta.
Tapi semua berubah nista.
Saat aku sadar,ruang hampa ini tak akan pernah kau sentuh. Sesenti pun.
Lalu untuk apa aku membiarkannya terbuka untukmu?Satu kata.
Bodoh.
Aku tak ingin menjadi bodoh karena begitu ingin mengikat udara hampa. Sepertimu.-Halisa.2015-