Di sebuah jalan yang di hiasi banyak pohon maple di tiap tepinya. Sangat cantik dengan keindahan dedaunan yang menguning bahkan kecoklatan yang tengah berguguran. Menghujani tepian jalan dengan daun indahnya. Jalan itu memang tidak ramai, hanya beberapa kendaraan yang melewatinya.
Seorang pemuda terlihat tengah berdiri dengan wajah yang berseri, tepatnya di samping pohon maple. Dengan sebuah bunga mawar merah muda di tangannya. sesekali ia mencium aroma khas bunga tersebut. Sambil sesekali mengalihkan pandangannya menuju arah jalan. Berharap orang yang ditunggunya datang.
Sementara itu, di ujung jalan seorang gadis mengenakan dress putih selutut dengan rambut sebahu yang tergerai, ia berjalan dengan amat perlahan. Wajahnya ia tundukan. Langkah kakinya mengajak ia duduk di bangku panjang tepat berada dibelakang sang pria yang kini masih menunggu seseorang.
Ya... mereka tengah menunggu. Menunggu seseorang yang spesial baginya. Mereka tetap menunggu. Di sana. Di sebuah jalan panjang yang terdapat banyak pohon maple. Namun apakah mereka benar-benar menunggu? Atau malah ditunggu?
@@@@@@@@@@@
Jarum jam mengarah pada pukul 2 siang-kurang lima menit. Namun meja pemuda itu sudah rapi semenjak sepuluh menit yang lalu. Jam yang berada di atas papan tulis menjadi satu-satunya pemandangan menarik baginya, di banding suara sang guru wanita paruh baya yang masih setia bercerita kisah sejarah yang ada dibuku tanpa jeda. Membuat suasana semakin membosanan.
Kriiiiiinng
"baiklah, cukup sekian hari ini. Sampai jumpa di hari berikutnya"
brakk
Belum guru sejarah itu menutup mulutnya, pemuda itu langsung membuka pintu kelas dengan cepat dan kasar. Yang ditanggapi dengan gelengan dan desah malas sang guru.
Pemuda itu dengan tergesah dan senyum merekah, berlari menaiki tangga menuju kelas yang ia tuju.
Sreett
Kini ia tepat berada didepan pintu kelas yang masih tertutup. Dan tak lama pintu itupun terbuka. Menampilkan seorang guru wanita muda yang sempat terkejut dengan kemunculan tiba-tiba siswanya. Pemuda itu hanya tersenyum hormat, yang di balas dengan senyum singkat sang guru, sambil berlalu dengan jalan wibawanya.
Selepas guru itu pergi, barulah keluar penghuni kelas tersebut berbondong-bondong dengan tertib. Ia bagai pemisah jalan sehingga membuat para siswa-siswi tersebut membuat dua arah jalan keluar. Untuk menghindarinya. Pemuda itu hanya terdiam, berdiri tegak sambil mencari sosok yang ia tunggu.
Keningnya berkerut kala sudah tak ada yang keluar dari kelas. Ia pun mulai masuk kedalam kelas. Dan... yah, harusnya sudah ia duga. Sosok yang ia tunggu kini dengan santainya menaruh kepalanya diatas meja. Beralaskan tas punggung merahnya.
" dalam hitungan tiga kau tidak berdiri, akan ku tambahkan hukumannya. Satu-dua-ti..."
Sreeett
"hey... kenapa cepat sekali menghitungnya, HAH? Dasar curang!"
Murka serena, sambil berdiri tiba-tiba. Gadis itu menampilkan wajah cemberut dan mengepalkan kedua tangannya.
Sedang sang pemuda hanya tersenyum miring.
"kalau begitu. Cepat ikut aku dan LAKSANAKAN TUGASMU!"
Seru pemuda itu dengan penekanan kata diakhir kalimat. Mendengar titah tersebut, serena semakin memajukan bibirnya. Kali ini ia benar-benar kesal dengan sifat menyebalkan pria yang ada dihadapannya. Bahkan kini ia mulai menyesal telah mengenalnya. Dalam hati ia menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
waiting
Romancepernahkah kalian menanti seseorang yang spesial dihidup kalian? menantinya hingga kalian tak tahu sudah berapa lama menanti?! tapi seseorang itu tidak juga datang. Lalu bagaimana jika ternyata kalianlah yang tengah di nantinya?