Part 4 : Change

1.8K 103 12
                                    

Dengan rambut amburadul aku turun mengambil sarapan. Hari ini libur jadi tidak ada yang namanya sekolah. Aku bebas melakukan apapun, tapi tidak bebas ketika melihat sosok pria tua yang mengamatiku dari taman. Tatapannya tidak pernah berubah padaku selama 10 tahun. Itu menyebalkan, walaupun dia orangtua kandungku.

"Tanner apa kau sibuk?" tanyaku ketika melihat Tanner berusaha membuka tutup botol selai cokelat.

"Tidak. Kenapa?"

"Aku ingin potong rambut. Temani aku boleh?" tanyaku ragu.

"Hmm okay. Aku juga ingin merapikan rambutku. Mau pergi jam berapa?"

"Jam 9. Setelah sarapan dan mandi."

Sehelai roti kuletakkan di piring, lalu mengoleskan selai cokelat yang telah Tanner buka. Tak tanggung-tanggung aku menambah porsi, efek kelaparan semalam.

"Kau menghabiskan rotinya?"

"Aku lapar Tanner. Kau tidak kasihan padaku?"

"Yasudahlah."

9 a.m

"Shithead ayo."

Aku buru-buru keluar dari kamar, tak lupa sepatu converse hitam putih kukenakan. Beginilah aku ketika berada di luar sekolah. Penampilanku berubah drastis, aku tidak tahu kenapa bisa begini.

Kita akhirnya sampai di barber shop. Ruangannya tidak terlalu besar tapi nyaman.

"Mau dipotong bagaimana?" tanya pria yang sudah berada di belakangku ini.

"Dirapikan saja, rambutku mulai memanjang. Tapi jangan potong terlalu pendek," pintaku.

Pria ini dengan gesitnya memotong sehelai demi helai rambut bruenette milikku. Ia bahkan memutar-mutar kursiku. Dia kenapa sih?

"Sudah siap, wow kau terlihat tampan."

Aku tersenyum. 

Jika diperhatikan wajahku tidak jelek-jelek juga. Kenapa tidak kuubah saja penampilanku di sekolah ya? Gumamku.

"Wow, kau kah itu?" tanya Tanner speechless.

"Always be your shit brother Tanner."

"Haha kemari kau biar kujitak kepalamu."

Kami akhirnya pulang setelah memotong rambut. Tapi aku malas di rumah, bagaimana kalau ajak Tanner hang out? Jarang-jarang kami keluar bersama seperti ini.

"Tanner, aku mau jalan-jalan. Kau keberatan?" ajakku.

"Aku tidak bawa cukup uang. Bagaimana kalau kita pergi ke rumah temanku saja?"

Ah malas, nanti yang ada malah aku dicuekin sama Tanner. Jadi ingat saat ulang tahun temannya, dia mengajakku dan bodohnya aku ikut. Mau tau apa yang terjadi? Aku terjatuh di kolam renang karena salah satu teman Tanner mendorongku usil. Saat itu usiaku masih 12 tahun. Aku menyesal ikut acara itu. Sungguh.

"Tidak, terima kasih Tanner. Aku tidak mau kejadian itu terulang lagi."

"Haha kau masih ingat ternyata."

Tentu saja bodoh. Itu pengalaman paling buruk yang kudapat setelah pergi denganmu.

"Kalau begitu kita pulang."

"Terserah kau saja." Tanner mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal.

Saat mobil perlahan melambat, aku melihat gadis bruenette melintas di taman kota. Ia sendirian, tidak, dia bersama gadis kecil.

I AM A KILLER (TAMAT) Special Greyson Chance FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang