luka

191 9 0
                                    

Luka aku dah tak berupa,
Kerana belum sempat sembuh,
Timbul luka lain.

Terlalu banyak tertoreh luka,
Sampai aku sendiri tak kenal warna darah,
Apa yang sakit itu luka yg berdarah,
Atau luka torehan.

Bila saat sembuh datang,
Kau rakus seksa aku kembali,
Tak ada belas kasihan.

Sudah aku ingatkan,
Sudah aku ungkap kan,
Aku terluka,
Sering terluka,
Mengapa kau selalu lupa?

Darah ghaib yang mengalir itu tiada tolok bandingan sakitnya,
Derasnya sama laju dgn air mata yang berlari jauh dari mata aku.

Tapi sikit pun tidak diendahkan,
Ego kau jadi raja,
Marah kau yang berkuasa,
Kau punya hak untuk melukakan,
Tanpa perlu ada penawar.

Tapi aku yang menanggung?
Peritnya, sakitnya, pedihnya,
Aku pikul sendiri.

Luka demi luka kau pahatkan,
Sampai tiada satu ruang pun yang tidak berdarah.

Terima kasih cinta,
Untuk luka yang kau beri,
Atas sayang yang aku kasi.

puisi bisuWhere stories live. Discover now