Para siswa kesehatan SMK Novellus beserta para staff dan guru pembimbing berkumpul di sebuah ruangan. Tentu saja Kyle ada diantara mereka, karena Flora ada di kelas itu.
Seorang guru wanita yang merupakan wali kelas memberikan penjelasan, "Acara study tour hari ini sudah selesai. Sekarang kalian boleh beristirahat di kamar masing-masing. Satu kamar untuk tiga orang,"
Para siswa mulai membentuk grup tiga orang. Bianca dan Elina langsung menghampiri Flora.
"Siswa laki-laki dan perempuan dipisah," Kyle ikut bicara ketika dia melihat ada kelompok yang terdiri dari siswa berlainan jenis.
Seorang siswa mengangkat tangan hendak bertanya, "Bu Felicia, apa kami boleh berjalan-jalan ke luar hotel?"
Felicia menyerahkan kunci kamar kepada para siswa yang telah membentuk kelompok kecil, "Kalian bisa langsung menuju kamar masing-masing. Untuk yang ingin berjalan-jalan harus izin pada salah seorang guru ataupun staff dari sekolah."
Para siswa yang telah menerima kunci kamar bergegas menuju kamarnya masing-masing.
"Kamar kita kok jauh sama yang lain ya?" Tanya Flora sesampainya di depan kamar.
Bianca membuka pintu kamar dengan kunci yang dipegangnya, "Itu perintah, kamar ini letaknya dekat kamar Alpha, para staff dan guru."
Ketiga siswi itu meletakkan barang bawaannya sebelum berkutat dengan ponselnya masing-masing. Elina dan Bianca mendadak menghentikan aktivitasnya. Mereka saling bertatapan lalu melihat ke arah Flora.
"Ada apa?" Tanya Flora bingung.
"Ada kejadian darurat, Flo. Kamu tunggu di kamar aja ya. Jangan kemana-mana," Bianca menjelaskan sebelum bergegas keluar bersama Elina.
Flora termenung sejenak, dia merasa khawatir. Walaupun tidak tahu apa yang terjadi, dia yakin hal itu berkaitan dengan posisi mereka sebagai petarung kawanan Lupin. Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi.
Tidak lama kemudian ponsel Flora berbunyi, ada sebuah pesan masuk. Ternyata pesan itu berasal dari Trish. Beberapa saat kemudian calon Luna kawanan Lupin terlihat sibuk berkirim pesan singkat.
Seseorang mengetuk pintu kamar. Flora bergegas membuka pintu kamar dan mendapati seorang wanita muda. Mereka berpelukan layaknya teman yang telah lama berpisah. Rupanya yang datang saat itu adalah Trish.
Trish menarik lengan Flora, "Jalan-jalan yuk. Kan udah lama kita gak ngobrol bareng."
"Tapi Kak, aku tidak bisa keluar sekarang. Bagaimana kalau besok?"
"Besok aku check out jam 4 subuh, ngejar jadwal kereta. Tadinya aku mau jalan-jalan sebentar. Kalau gak bisa ya gak apa-apa Flo," Ekspresi kekecewaan tergambar jelas di wajah Trish
Karena tidak ingin mengecewakan teman lamanya, Flora menyetujui ajakan itu. Dia mengenakan jaketnya dan membawa sebuah tas kecil.
"Tapi aku izin dulu ya," Kata Flora ketika mereka berjalan menuju lift.
Ketika pintu lift terbuka, terlihat sosok Felicia berjalan keluar. Flora menghampiri gurunya untuk meminta izin keluar.
"Bu Felicia, saya mau izin keluar sebentar sama teman. Boleh kan?" Pinta Flora.
Iris mata Trish berubah warna menjadi hijau terang. Tapi Flora tidak menyadarinya karena posisi Trish yang berada di belakangnya.
Ekspresi Felicia berubah dingin seolah terpengaruh oleh perubahan mata Trish.
"Saya izinkan kamu untuk keluar malam ini," Felicia menjawab datar dan tanpa ekpresi.
Trish menarik lengan Flora ke arah lift. Tubuh Felicia langsung ambruk beberapa saat setelah pintu lift tertutup.
Trish dan Flora langsung menuju area parkir di basement. Mereka meninggalkan hotel dengan menaiki sebuah Avanza berwarna putih.
"Kita mau ke mana, Kak? Masih jauh gak?" Tanya Flora setelah setengah jam mereka berkendara.
"Bentar lagi sampai kok," Jawab Trish dengan pandangan lurus ke depan.
Mobil yang mereka tumpangi malah berhenti di jalanan yang sepi. Dari balik pepohonan muncul dua orang pria berbadan kekar. Kedua pria itu berjalan menghampiri Avanza putih yang sudah berhenti. Mereka berdiri di kedua sisi mobil . Flora terlihat bingung dan sedikit takut, tapi Trish terlihat begitu tenang.
Trish membuka pintu yang berada persis di samping Flora. Pria yang beradadi sisi kiri mobil langsung membekap Flora dengan sapu tangan. Gadis itu berusaha melepaskan diri dari cengkraman pria yang tidak dikenalnya. Namun usaha tersebuat tampaknya sia-sia karena beberapa saat kemudian tubuh Flora melemas dan kedua matanya tertutup.
"Harusnya kita langsung mengeksekusinya di sini," Keluh Trish.
"Jangan berisik, kau mau menentang perintah Alpha?" Bentak pria yang berada di sisi kanan mobil.
Beberapa saat kemudian Avanza berwarna putih itu kembali melaju. Kali ini Flora yang sudah tidak sadarkan diri berada di kursi belakang diapit oleh dua orang pria.
Sementara itu Kyle yang hendak menemui matenya justru menemukan Felicia tergeletak tidak jauh dari lift. Dia berusaha membangunkan wali kelas Flora, tapi tidak ada reaksi sama sekali. Alpha kawanan Lupin itu menghubungi anggota kawanan yang ikut dalam rombongan study tour melalui mind link.
Seorang staff pria menghampiri mereka. Kyle menyuruhnya untuk membawa Felicia ke klinik sebelum bergegas menuju kamar yang ditempati Flora.
"Sayang, kamu udah tidur?" Seru Kyle sambil mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban dari dalam.
Kyle ragu-ragu antara menerobos masuk atau menunggu Bianca dan Elina kembali ke kamar. Felicia yang terlihat tergeleak di lantai membuat Kyle berpikir sesuatu yang tidak beres terjadi. Tapi mungkin saja Flora tertidur karena bosan.
Setelah berpikir sejenak Kyle memutuskan untuk masuk dengan kunci cadangan yang dimilikinya. Dia telah memesan kunci cadangan kamar matenya pada pihak hotel.
000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Pertama-tama aku mau minta maaf atas keterlambatan update chapter ini. Cerita ini sudah mulai mendekati akhir. Terima kasih atas saran dan dukungannya untuk cerita ini.
Aku juga sekalian mau promosi cerita baruku. Judulnya 'Mantra Cinta'.
Sinopsis: Ulang tahun yang ketujuh belas biasanya merupakan momen yang berkesan bagi remaja. Tapi untuk Sarah, ulang tahun ketujuh belasnya adalah saat dimana kehidupannya berubah drastis.
Siswi kelas tiga SMU itu menemukan bahwa dirinya adalah keturunan penyihir. Dalam proses belajar, Sarah menemukan sebuah mantra cinta di buku sihir keluarganya. Dia menggunakan mantra itu untuk memikat pujaan hatinya. Mantra cinta itu sepertinya berhasil dan tepat sasaran karena target tiba-tiba menyatakan cinta. Tapi kenapa sang musuh bebuyutan juga ikut berubah jadi protektif dan penuh perhatian. Apa terjadi kesalahan teknis dengan matranya?
Sebenarnya aku menulis beberapa cerita lain selain ini. Tapi sepertinya cerita ini lebih disukai ketimbang karyaku yang lain (selisihnya sangat jauh). Jadi, kalau sempat tolong mampir di ceritaku yang lain ya. Ceritanya ada di profilku. Tolong berikan saran kalian untuk ceritaku yang lain. Dan lagi-lagi please,
VOTE
COMMENT
SHARE
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupin (completed)
WerewolfDesa Lupin terletak di pinggir hutan. Sepintas desa itu terlihat seperti desa biasa, namun sebenarnya para penduduknya menyimpan rapat sebuah rahasia. Flora seorang gadis beusia 17 tahun harus melanjutkan pendidikkannya di desa Lupin. Alasannya, ked...