Untitled Part 3

2K 84 2
                                    

YunDo


KyuWook

;;;

;;;

;;;

M, Drama, Romance and Sorry for Typo

@2015

enjoy!!

;;; ;;; ;;; ;;; ;;;

Pertama kali dia masuk ruangan, yang dirasakan Ryeowook adalah gelap. Butuh beberapa saat untuk menyesuakan matanya dari ruangan yang minim dengan cahaya, setelah beberapa saat dia baru bisa melihat sosok lain disana yang tengah terbaring telentang di sofa besar ruang tengah. Ryeowook berjalan pelan mendekat, dalam keremangan dia bisa melihat kalau Kyuhyun sedang memejamkan matanya dengan sebelah tangan dikening, entah apa yang dipikirkan pemuda itu tapi yang lebih penting sekarang adalah apa yang tengah dia pikirkan sehingga berani masuk kedalam rumah ini. Ryeowook tahu apa saja bisa terjadi disini dan dia pasti tak bisa menolaknya. Bukannya berbalik dan keluar dari sana, Ryeowook semakin mendekat sampai berdiri disamping sofa tersebut. Perlahan tapi pasti tubuhnya membungkuk, merangkak naik keatas tubuh tersebut dan menggeliat pelan untuk mencari posisi nyaman telungkup ditubuh yang bahkan tak menolaknya. Ryeowook memejamkan mata, meletakkan kepalanya di bawah dagu Kyuhyun dan sebelah tangan yang telungkup didada sedangkan sebelahnya lagi dipundak namja tersebut. Perlahan rasa lelah dan kantuk menyerangnya, dengan kesadarannya yang mulai menipis dan tak lama dia terlelap nyaman di atas tubuh Kyuhyun. Yang belum dia sadari adalah untuk merasa nyaman dan aman hanya memerlukan tubuh Kyuhyun didekatnya untuk bisa dirasakan karna kehadiran Kyuhyun perlahan lahan sudah menjadi kebiasaan baginya.


Kyuhyun membuka matanya, menatap datar langit atapnya sambil merasakan gerak halus tubuh Ryeowook diatasnya. Gadis itu tidur pulas diatasnya, Kyuhyun bisa merasakan itu. Tangannya yang berada dikening bergerak pelan menuju pinggang ramping Ryeowook dan sebelahnya lagi menuju kepalanya, memeluk erat tubuh itu. Ryeowook yang merasa lebih hangat menggeliat sambil bergumam pelan, tangannya mengepal didepan hidung dan mulutnya dan sebelahnya lagi menggenggam erat kemeja putih Kyuhyun dibahu, tidak ingin ada jarak ditubuh keduanya. Posisi mereka seperti seorang ayah yang menina bobokan bayinya.
::: :::
Dia hanya takut, hal biasa yang dilakukan saat kita ketakutan adalah sembunyi dan itulah yang dilakukan Ryeowook selama tujuh tahun ini. Semenjak ibunya meninggal dan mimpi yang tiap malam mengganggunya membuat dia hidup dalam ketakutan dan kebisuan. Selama ini dia hanya menjaga diri dari kemungkinan yang ada. Dia tidak sehebat Soehyun yang bisa melakukan apapun dengan baik sehingga kehadirannya bisa diterima oleh siapapun. Dia hanya anak tunggal yang semenjak lahir diberi kasih sayang dan harta berlimpah. Dia tidak memiliki teman, yang menjadi prioritas utama hidupnya adalah keluarga. Semenjak sang Ibu meninggal dan mendapatkan keluarga baru yang asing baginya dia berubah, berubah menjadi seoerti orang yang telah lama hidup susah, Bahkan sang ayah tidak bisa membuat dia tetap seperti yang dulu.
Sinar matahari pagi di musim panas tidak main main untuk memancarkan sinarnya keseluruh penjuru bumi, melalui apa saja yang menghalanginya walaupun tidak bisa ditembus. Ryeowook menggeliat, aroma maskulin yang lembut menyapa penciumannya membuat dia enggan membuka mata dan melanjutkan tidur ditempat yang paling nyaman dia rasakan semenjak tujuh tahun ini. Tapi itu tak terjadi tak lama kemudian matanya perlahan terbuka, membiasakan diri dari sinar matahari yang mulai menyinari ruangan tempatnya saat ini. Sadar dimana dia berbaring dan apa yang terjadi tadi malam dia mulai mendongak dan baru merasakan sepasang tangan mengelilingi pinggangnya.
"Tidur mu nyenyak". Kyuhyun tersenyum kecil, mengangkat tubuh mungil itu agar sejajar dengannya. Ryeowook menahan nafas sesaat, merasa bodoh dengan apa yang dia lakukan tadi malam sampai bisa berada disini. Dia mengangguk, meletakkan tangannya disisi kepala pemuda dibawahnya. "Mimpi buruk lagi?".
Ya ampun. Kenapa pemuda ini sangat mengenalnya, bahkan mereka baru bertemu tapi sudah sangat dekat sampai hampir tiap malam tidur bersama dengan tubuh saling menempel dan bagaimana pemuda ini sangat tahu tentangnya. "Ehm". Bibirnya tersenyum kecil. Kyuhyun menoleh kesamping tepat kearah gelang yang Ryeowook pakai dan itu sukses membuatnya berdesis tak senang.
"Gelang hadiah dari pemuda itu?". Tanyanya dengan memandang Ryeowook diatasnya yang menyerngit bingung. "Gelang yang kau pakai". Jelasnya.
"Tidak, aku membelinya sendiri di hari pertama pembukaan. Kau tak melihatnya?". Kyuhyun memicingkan matanya. "Itu benar".
"Baiklah". Kyuhyun mengangguk. "Kau berhutang dua terima kasih dengan ku". Kyuhyun menoleh kesamping untuk melihat jam didinding yang menunjukkan pukul tujuh lima belas. "Kau tidak bekerja?".
"Waktu kerja habis".
Kyuhyun tampak berpikir sambil menatap Ryeowook lekat membuat gadis itu sedikit salah tingkah. Ryeowook menoleh, memilih menatap kearah TV flat berlayar besar diruangan tersebut. "Apa yang kau lakukan untuk berterima kasih dengan ku".
"Aku tidak memiliki rencana".
"Baiklah". Ryeowook menoleh, melihat wajah Kyuhyun yang masih melihatnya datar. "Kau tidak memiliki rencana aku juga, berarti kita akan berbaring seharian disini".
"Aku bisa pulang kerumah ku sendiri dan kau bjsa berbaring disini sesuka hati mu".
"Apa kau selalu memanfaat kan orang yang menguntungkan disekitarmu?". Ryeowook menyerngitkan alisnya. "Kau benar benar sangat menarik sekaligus licik, Kim Ryeowook. Aku pernah bilang pada mu kalau kau berbeda dengan Soehyun tapi sepertinya aku salah. Kalian sama". Kyuhyun tersenyum, melihat wajah Ryeowook yang menatapnya datar walaupun dia sedang marah. Gadis itu bangun dari atasnya, membenahi penampilannya tanpa menoleh kearahnya yang masih berbaring.
"Mungkin aku memang sama dengannya dan kau tak perlu bilang itu padaku kalau kau sebenarnya hanya ingin aku pergi dari sini agar kau bisa menemui Soehyun".
"Aku tidak bilang begitu".
"Kau sendiri yang bilang aku berbeda, dan sekarang apa? Kau mulai tertarik dengannya? Atau kau sekarang ingin mengatakan kalau dia yang berbeda". Nada Ryeowook tenang, sama sekali tidak seperti orang yang sedang cemburu walaupun nyatanya sekarang dia muak dengan pembicaraannya dengan Kyuhyun.
"Kau terlalu jauh berpikir, Direktur Kim". Kyuhyun bangun, berdiri berhadapan dengan Ryeowook yang mempehatikannya tanpa ekspresi. "Aku tidak pernah menyinggung soal Soehyun pada mu".
"Jadi sekarang kau ingin? Apa kau ingin aku membantu mu dengannya?".
Kyuhyun menghela nafas, emosi gadis didepannya sangat meledak ledak. "Apa kau ingin membantu?".
"Tidak".
"Bagus!!! karna aku juga tidak perlu". Kyuhyun berjalan meninggalkan Ryeowook yang masih berdiri diam ditempatnya dengan mata menatap punggungnya datar.
::: :::
Ryeowook melambaikan tangannya mengiringi kepergian mobil yang membawa Jongwon pergi, pemuda tampan itu harus ke Busan untuk menemui seseorang sebelum pergi ke Jepang. Disampingnya ada Soehyun yang memperhatikannya dari samping. Dia menoleh, membalas tatapan Soehyun yang memandangnya sinis. Gadis disampingnya sangat cantik membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan iri tidak seperti dia jangankan berdandan bahkan memakai sepatu tinggi saja dia tidak bisa .
"Appa menelpon ku menanyai soal mu yang tidak pernah menghubunginya".
Ryeowook berjalan pelan diikuti Soehyun disampingnya. "Kenapa Beliau tidak menelpon ku langsung".
"Aku juga tidak tahu". Soehyun mengangkat bahunya. Langkah kakinya yang anggun dibalut sepatu tinggi berwarna hitam membuat dia seperti model yang berjalan di catwalk. "Aku ingin minta sesuatu dengan mu". Ryeowook diam, berjalan menunduk sambil memperhatikan gelang ditangannya. "Jauhi Kyuhyun, aku tahu kalian tidak terlalu dekat tapi dengan sikap mu yang munafik ada kemungkinan orang sempurna seperti Kyuhyun penasaran dengan mu dan pasti akan mendekati mu".
"Munafik?". Ryeowook terkekeh, apa Kyuhyun juga melihatnya seperti itu.
"Kyuhyun bilang dia menyukai ku". Ryeowook berhenti, menatap Soehyun tajam. "Dia mengatakannya saat kami makan malam di Namsan Tower". Jelas Soehyun.
Ryeowook mengerjab beberapa kali dan kembali berjalan menyusuri jalanan didepan stand yang berjajar rapi. Selama perjalanan mereka menjadi sorotan karna penampilan Soehyun yang mencolok disamping Ryeowook yang sederhana tapi terlihat manis.
"Aku akan berusaha menjauhinya. Tenang saja". Ryeowook menoleh sekilas Soehyun untuk memberikan senyum kecil sebagai keyakinan pada ucapannya sendiri.
"Aku akan bicara pada Appa soalnya dan meminta untuk bertemu secepatnya". Ryeowook mengangguk acuh, matanya menatap kedepan melihat ke sosok yang tengah dibicarakan berdiri ditengah jalan sambil membalas tatapannya. Jarak mereka semakin dekat, Ryeowook melirik Soehyun melalui ekor matanya, gadis itu tampak senang melihat Kyuhyun yang sebentar lagi akan mereka dekati.
"Lakukan apapun sesuka mu dan jangan pernah memberi tahuku karna aku tidak peduli". Ucap Ryeowook datar dengan pandangan lurus kearah Kyuhyun yang berada dekat didepannya sebelum melewatinya dan membiarkan Soehyun berhenti didepan pemuda tersebut.
::: :::
"Dia memang seperti itu, maafkan dia". Soehyun menatap tak nyaman Kyuhyun atas sikap Ryeowook yang tidak menyapanya sama sekali tadi, walaupun mereka tidak saling kenal tapi tetap saja Kyuhyun adalah orang penting untuk perusahaan mereka.
"Tidak masalah kalian tadi sepertinya tampak serius". Kyuhyun menyodorkan sekaleng minuman pada Soehyun yang diterima senang hati oleh gadis tersebut.
"Tidak ada, hanya memintanya untuk menjauhi apa yang ku suka".
Kyuhyun sejenak tertegun sebelum tersenyum kecil sambil memainkan kaleng minumannya."apa yang kau suka, jadi?". Gumamnya.
"Dia menyanggupinya". Soehyun tersenyum senang, menatap ke segerombolan manusia yang tengah menonton aktraksi menakjubkan dari para pemain sirkus.
"Apa menurut mu dia akan melakukannya?".
"Mungkin, aku sedikit mengenalnya. Dia tidak akan melanggar ucapannya sendiri".
Kyuhyun mengangguk, meminum minumannya sambil menatap jauh kearah roller coaster yang tengah bergerak diatas sana.
::: :::
Sekarang tujuan Ryeowook hanya ingin pergi ke taman sakura yang ada di sudut paling barat area festival, taman itu tempatnya berada di bukit jadi saat kita berada disana apa yang terjadi dibawah akan terlihat jelas, termasuk suasana festival. Ryeowook melangkah pelan sambil memperhatikan semua tanaman yang hidup indah disetiap sisi jalan setapak menuju puncak. Bungan liar bahkan hidup subur dan tak kalah indah dari bunga lainnya ditaman itu, saat dia mendongak matanya akan langsung disuguhkan oleh bunga sakura dengan berbagai warna, walaupun bunga itu tak seindah saat musim semi tapi tetap saja apa yang dia lihat benar benar menakjubkan. Sebenarnya dia tidak ingin melihat apa yang tengah terjadi didepannya, kejadian yang membuatnya diam mematung dengan nafas tercekat dan dada yang bergemuruh karna sesuatu yang ingin meledak dan mengeluarkannya melalui mata. Wajahnya masih datar walaupun dia tak yakin kalau kakinya masih bisa berdiri tegak. Dua orang yang dia kenal tengah berciuman mesra dibawah lampu taman dan bunga sakura yang berjatuhan, setting yang romantis bagi penikmat drama tapi memuakkan baginya yang melihat langsung. Seharusnya dia berbalik dan pergi dari sana secara diam diam, tapi saat dia ingin melakukannya tak sengaja matanya bersibobrok dengan hazelnut pemuda yang tengah dicium gadis tinggi kakak tirinya. Wajahnya datar tak ada yang berubah walaupun dia sempat melihat sekilas keterkejutan di hazelnut tersebut. Sekarang yang dia lakukan hanya diam sampai ciuman itu selesai dan dia melihat Soehyun pergi melalui jalur lain tanpa menyadari kehadirannya disana. Menghela nafas, dia berbalik dan kembali berjalan dijalan setapak yang dia lalui tadi.
Kyuhyun menggaruk keningnya kesal, melihat punggung Ryeowook yang berjalan pelan menjauhinya. Setelah persekian detik berpikir tanpa banyak alasan langsung berjalan lebar lebar menuju si Bungsu Kim. Tangannya dengan sigap menarik lengan Ryeowook dan memaksanya untuk berbalik. Ryeowook memandangnya datar tak membiarkan pemuda itu menyentuhnya lebih lama dengan kasar menepis tangan pemuda itu dengan pukulan keras dilengan putih tersebut. Dengan nafas terengah dan mata yang berembun dia berbalik, kembali berjalan dari sana. Kyuhyun menatap lengannya yang memerah bekas pukulan Ryeowook, bukan perih yang dia rasakan membuat dia mematung, tapi ekspresi di mata Ryeowook yang membuat dia susah bernafas. Sekali lagi mencoba menghentikan Ryeowook, kali ini dia memegang Ryeowook kuat dan membuat gadis itu menatapnya. Wajah Ryeowook seperti biasa, tanpa ekspresi dan kali ini gadis itu tak menepis tangan yang memegangnya erat. Kyuhyun menghela nafas, menatap Ryeowook sendu.
"Lepas". Perintah Ryeowook datar, gadis itu sama sekali tak melihat wajah Kyuhyun. "Lepas".
"Ryeowook, kau. . .
"Aku tidak mau tahu. Lepas". Ryeowook memotong ucapan Kyuhyun yang ingin menjelaskan kejadian beberapa saat lalu. Udara malam di musim panas mungkin sama dengan dinginnya di musim semi, Kyuhyun merasakan dinginnya dan dia berkali kali lebih dingin saat melihat Ryeowook seperti sekarang.
"Kenapa kau seperti ini?". Kyuhyun mengguncang bahu Ryeowook, meminta gadis itu untuk menatap matanya.

Kim Ryeowook's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang