Mimpi Buruk

560 16 6
                                    

"Selamat tinggal romi, terima kasih untuk segalanya" Dara membakar sebuah diary kecil namun tebal bergambar beruang teddy. Itu adalah diary yang diberikan oleh romi. Ya! Menurutnya segala hal tentang romi harus dihilangkan. Ini salah satu cara untuk menghormati suaminya, pikirnya.

Pikirannya melayang pada beberapa cuplikan isi dari diary tersebut.

Hi! Masih dengan dara disini. Hm, hari ini kembali menyenangkan seperti biasa, tentu aja! karna hari ini bisa ketemu romi, hehe.. Romi udah mulai dewasa, ga lagi jadi tukang ngambek, bahkan sangat-sangat pengertian sekarang.. Oh yes, dia merasa bersalah karna udah kelewatan hari ulang tahun gw, but! dia kasih diary ini as my late birthday gift, seneng banget.. Romi si anak sma ga lagi marah kalo gw telat balas chat, dia tau gw ga suka diganggu saat jam kuliah dan kayanya dia menikmati.. Anw, Thanks god you sent him to me..

Dara terkekeh geli membayangkan betapa kanak-kanaknya hubungannya bersama romi dulu. Ya! Keduanya dewasa bersama.

"non! dicariin den abi, den abi baru sampe rumah" sri membuyarkan lamunan dara.

Suaminya sudah sampai rumah. Rumah mertuanya tentu saja. Ini sudah pukul 6 sore, sudah jadwal pulang abi kalau tidak lembur. Dara segera berjalan menuju kamar mereka. Di dalam kamar, dilihatnya abi yang tertidur lengkap dengan kemeja dan kaus kaki. Dara segera menyiapkan perlengkapan mandi abi beserta pakaian sholatnya.

Begitu dara kembali fokus menatap suaminya, ternyata ada yang berbeda dengan tidur abi kali ini. Nafasnya menderu semakin lama semakin cepat, wajahnya sangat pucat dan keringat dingin yang mengucur diseluruh tubuh.

"abi?.." segera perempuan itu mengecek suhu tubuh suaminya ternyata sangat dingin, "abi...kenapa bi?" ekspresi abi terlihat takut, "abi bangun bi" dara menggoyangkan tubuh suaminya namun nihil, abi belum terbangun, "abi kenapa? abi...bangun abi" dara menepuk pipi abi dengan lembut dan mata lelaki itu berhasil terbuka, "abi kenapa?" tanya dara kembali, abi mengerjap, dia malah bingung dengan pertanyaan dara.

"kenapa apanya yank?" jawab lelaki itu masih bingung.

"loh? liat badan kamu coba, kamu sampe pucat gitu" dara mengambil minyak kayu putih dan mulai memijat kepala abi.

"ko bisa ya?" lelaki itu memperhatikan baju kemejanya yang sudah basah.

"mimpi apa barusan?"

"lupa" abi menikmati pijatan sang suami.

"hm...ini nih gara-gara tidur magrib, pamali abi, sana gih mandi trus sholat" dara telah selesai dengan ritual pemijatannya.

"pamali mulu, bumali coba" abi mencoba bercanda.

"ih abi, aku serius!!" perempuan itu memukul-mukul tubuh sang suami.

"hehe, iyaaa" abi bangkit, mencium dara sekilas dan berjalan menuju kamar mandi.

'memang gw mimpi apa sih? lagi juga kenapa bisa lupa?' batin abi.

---

"saya bukan pembunuh!! saya bukan pembunuh!!" sayup-sayup dalam tidurnya dara mendengar suara itu.

"bukan saya!!" kali ini suara terdengar lebih keras diiringi tubuhnya yang terasa sedikit terguncang.

Dara terbangun. Ya! tempat tidur mereka bergerak. Sumbernya dari lelaki di sebelahnya yang tidur dengan gelisah. Kembali keringat dingin mengucuri tubuhnya.

"bukan saya!! saya bukan pembunuh!!" pekik abi dalam tidurnya.

"abi...abi bangun bi...abi mimpi apa sih?" dara menepuk-nepuk pipi suaminya. Lelaki itu masih berkutat di alam mimpi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Segi BanyakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang