Part 7Di Lokasi Shooting
Pukul 19.00"Ki kenapa sih lo cemberut aja?" Tanya Rizky dia masih belum menyadari kesalahannya tadi pagi pada Yuki. Karena menurutnya itu bukan suatu kesalahan. Rizky mencoba menyentuh punggung telapak tangan Yuki tapi yuki menghempaskannya.
Yuki masih diam tak menjawab pertanyaan Rizky. Verrell yang duduk disana jadi heran sendiri pada dua insane didepannya ini, tapi dia sudah bisa menebak kalau mereka memang sudah saling mengenal sebelumnya dan sekarang mereka sedang bertengkar.
"Kalian udah lama temenan ?"
"Iya udah lama banget, kita udah ngerti satu sama lain. Yuki sahabat terbaik gue. Dan gue tau kalau dia diem gini berarti dia lagi marah sama gue." Jawab Rizky.
Mereka asik berbincang, ketika langit yang sudah dari tadi mendung menurunkan hujan yang lebat, Sutradara langsung meminta crew untuk memindahkan kamera ke tempat yang aman dari air hujan.
Rizky mengulurkan tangannya, membiarkan tangannya dibasahi oleh air hujan itu, kepalanya menengadah menatap langit. Dia memikirkan seseorang yang mungkin sedang menunggunya dirumah, sendirian.
"Kita break, kalian boleh pulang, cuaca ga mendukung buat shooting outdoor" Perintah Sutradara, terlukis senyum diwajah Rizky.
"Kuy lo pulang bareng siapa?"
"Gue pulang bareng Rizky." Jawab Yuki, sementara Rizky sedang sibuk menelpon ke rumahnya tapi tak ada yang menjawab, hatinya mulai berkecamuk khawatir.
"Sorry ki, gue ga bisa anterin lo pulang, rell lo anter Yuki pulang ya, gue buru-buru."
Rizky langsung berlari ke parkiran, dia tak perduli dengan hujan yang membasahi tubuhnya.
Verrell memandang Yuki yang sekarang menunduk lesu, seperti ada yang mengganggu pikirannya, Verrell langsung tersenyum jahil dia mengacak-acak rambut Yuki.
"Lo jelek kalo lagi cemberut gitu."
"Rese lo, buru anterin gue pulang."
"Emang ada yang bilang gue mau anterin lo pulang?" Tanya Verrell dengan wajah sok serius.
Yuki tak menanggapi, dia mengambil payung dari ruang property, dia berlari ke parkiran dan langsung masuk ke dalam mobil Verrell tanpa meminta persetujuannya lagi, Verrell menyusul, tapi ketika dia akan membuka pintu mobil, pintu mobilnya dikunci dari dalam, Yuki menunduk. Verrell yakin Yuki menangis.
Verrell mengeluarkan kunci mobilnya, dan membuka pintunya, ketika dia masuk Yuki tampak menghapus airmatanya dan memalingkan wajahnya dari Verrell. Sepertinya Yuki tak ingin Verrell tahu kalau dia sedang sedih.
Verrell diam, dia tak berkata apapun, dia juga tak menyalakan mobilnya,. Yuki malah semakin terisak tak bisa menahan tangisnya ketika suasana begitu sepi dan sunyi, sementara Verrell hanya diam, seolah dia hanya ingin Yuki nyaman melepas semua tangisnya.
"Kok lo diem ?" Tanya Yuki heran dengan suara terisak.
"Kok lo nangis?"
Yuki diam sejenak, menghapus air mata yang berjatuhan kepipinya itu.
"Gue lagi kesel sama Rizky." Ucapnya singkat, dia tidak bisa mengungkapkan semua kekesalannya pada Rizky karena itu berbahaya, ini semua menyangkut karir dan hidup Rizky.
"Elo sama Rizky punya hubungan khusus ?" tanya Verrell, alisnya yang memang sudah tebal sekarang bertautan.
"Kita deket, tapi kita belum pacaran."
YOU ARE READING
DESTINY
Fiksi Penggemarkebetulan adalah cara tuhan membahasakan takdir. dan kebetulan itu membawa mereka bertemu untuk sebuah alasan