Hay?
Apa kau pernah mengira bahwa kita akan sejauh ini? Apa kau pernah mengira kita akan menjalani hubungan seperti ini? Apa kau pernah mengira bahwa saat ini aku lah yang mengetahui kehidupan mu lebih dalam? Bahwa aku lah yang selalu berada di sisi mu, aku lah yang selalu menguat kan mu, aku lah yang selalu mengatakan aku merindukan mu, aku lah orang yang selalu mengatakan aku mencintai mu.
Mari kita lihat enam bulan yang lalu, siapa kah orang yang selalu berada di sisi mu? Siapa kah orang yang selalu mengatakan cinta pada mu? Siapa kah orang yang kau manjakan? Siapa kah orang yang selalu kau beri perhatian?
Enam bulan yang lalu hati ku bukan dalam kondisi seperti ini. Enam bulan yang lalu aku masih dalam kondisi berharap. Enam bulan yang lalu aku masih dalam kondisi berandai andai. Enam bulan yang lalu aku masih dalam kondisi mengelak akan ada nya perasaan ini.
Betapa mengejutkan waktu yang telah bergulir selama ini. Menjungkir balikan semua ketidak mungkinan yang kerap aku pikirkan. Mengubah keadaan ku keadaan mu dan keadaan nya.
Lalu apa yang terjadi bila saat itu aku tidak mengatakan itu? Apa kah aku dan kamu tetap menjadi seperti aku dan kamu yang sebelum nya? Apa kah aku dan kamu akan terus bermain kucing kucingan dengan perasaan? Apakah aku dan kamu tidak akan menjadi kita?
Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan saat aku mengatakan itu. Jujur saja, aku menyesal telah mengatakan itu. Bukan, bukan menyesal itu! Aku menyesal tidak dapat mengontrol perasaan ini, tidak dapat menahan untuk mengatakan perasaan ini. Setidak nya aku harus menahan hingga kau dan dia benar benar sudah berakhir. Bukan saat hubungan mu dan dia baru sedang di ujung tanduk.
Aku menilai diri ku seperti perusak hubungan orang, padahal kau sudah mengatakan beribu ribu kali kalau bukan aku yang membuat kalian berakhir. Aku menilai diri ku sendiri wanita tidak tahu diri, ini benar benar aku rasakan hingga saat ini.
Tahu kah kau hingga saat ini aku masih kerap terbayang bayang hubungan mu dengan dia dulu. Hah, bagaimana tidak? Bisa di katakan aku adalah saksi hubungan kalian dulu. Aku tahu aku melihat bagaimana kalian dulu berpacaran.
Jika saat ini aku mengingat kembali masa masa itu, kau tahu bagaimana perasaan ku? Lebih dari kata sakit dan nyeri di bagian hati. Lebih dari kata frustasi dan menyesal. Entah menyesal mengapa.
Namun berulang ulang kali juga kau mengatakan bahwa itu hanya masa lalu mu. Bahwa itu hanya masa lalu mu yang kelam. Kau juga berusaha meyakinkan ku bahwa saat ini hanya ada aku di pikiran maupun di hati mu. Ya, aku percaya dan itu membuat ku lega. Namun entah mengapa bayangan bayangan itu selalu sekelebat muncul mengganggu pikiran ku.
Mungkin ini cara Tuhan menghukum ku yang telah melukai teman ku sendiri. Mungkin ini cara Tuhan untuk mengingatkan ku untuk memikirkan perasaan orang lain.
Cinta bukan hanya tentang perasaan, namun cinta juga membutuh kan logika.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RandomBetapa mengejutkan waktu yang telah bergulir selama ini. Menjungkir balikan semua ketidak mungkinan yang kerap aku pikirkan.