he he... sekalian deh ini lanjutin aja. . .
mood bae lagi betah-betahnya di gue jam ini. Dan lagi nggak ada kuliah juga alias libur. Jadi bisa nge-date bareng leppie lama-lama. hi hi:*
Check this out!!^^
CHAPTER FIVE
Keinginan untuk berendam menenangkan otot kaku pupuslah sudah. Aku baru mengisi bak mandi pun laura sudah menggedor pintu. Apakah dia tidak sadar seberapa lama dia mandi-di luar berendam?
Aku keluar dar kamar mandi dan nyaris kehilangan nafas melihat ranjang kami.
"Kau mengeluarkan semua baju dari lemari?" aku benar-benar heran dengan tumpukan pakaian di kedua ranjang kami. Itu seperti anak gunung karakatau kembar berjarak satu meter dalam kamar lima kali lima meter.
"Aku hanya mencoba beberapa." Ia terlihat biasa seakan merapikan hal itu nanti dia tidak membutuhkan ku.
"Bagaimana kita bisa merapikannya malam ini?" aku benar-benar bingung dengan urusan itu.
"Kita tidak akan merapikannya malam ini, virgin pussy." Ia berkedip dan bergaya seperti model professional dan aku memegang kamera, alih-alih hanger kosong. "And do I look breath-taking?"
"Dan haruskan kita tidur di lantai?" aku tidak menemukan lahan bahkan untuk duduk di ranjang kami. "Tunggu, apakah kamu memakai baju kaos dalam ke pesta?" baju nya sangat tipis tanpa lengan dan pendek. "Dan berhenti memanggilku virgin pussy." Degus ku kesal.
"Pertama, kita tidak akan tidur di kamar busuk ini nanti malam." Ia mengggoyang-goyangkan jari telunjuk saat aku ingin menyela. "Kedua, ini adalah karya emas siapapun itu yang di namakan kamisol." Lalu ia menghela nafas dramatis sambil memutar bola mata nya kemudian berkata, "Dan yang terakhir aku benar-benar tidak bisa melakukan apapun untuk panggilanmu itu. kecuali kita benar-benar sudah menyingkirkan aib itu."
Apa baru saja dia mengatakan keperawanan adalah aib?
"Pertama, kita tidak akan tidur di luar. Kita akan pulang se larut apapun." Aku balas menggoyang-goyangkan telunjuk seperti dia saat dia sama ingin menyela. "Kedua, kau terlihat seperti pelacur dengan karya emas itu." aku berusaha memutar mata namun laura selalu mengatakan itu mendelik, bukan memutar mata. "Ketiga, keperawanan bukanlah.."
"Aib, melainkan tanda kesucian yang harus kau jaga baik-baik dan hanya akan kau persembahkan kepada suami mu di masa depan. Begitulah orang Indonesia memandangnya." Ia menyelesaikan peragraf yang sering ku ulang. "Dan perlu kau ingat," ia tersenyum jahat. "Ini New York, bukan Indonesia. di sini kami menyebutnya Virgin Pussy."
"Ugh. . . . berdebat denganmu memang tidak pernah menang. Aku duduk di atas tumpukan pakaian.
"Maka jangan pernah berdebat denganku." Tawa nya benar-benar menyebalkan.
***
Aku sedang berjalan terseok-seok di samping laura. Kami sudah berada di halaman belakang keluarga Jones. Rumahnya besar dan cantik, bertiang tinggi seperti rumah princess-princess. Halaman belakang itu tidak terlihat seperti halaman belakang sekarang. Dan, apakah aku sudah mengatakan kalau rumah Aubrey ada kolam renang nya?
"Everybody give me attention. .lihat siapa yang datang." Aubrey berjalan kearah kami sambil merentangkan tangan nya. Di tangan kanan ada minuman. Aku penasaran bagaimana ia masih bisa memegangminuman dengan kuku sepanjang itu. dan aksesories kuku yang penuh sekali.
"Shit. . ." aku mendengar laura mengumpat.
Semua orang meilirk kea rah kami. Atau persisnya laura dan Aubrey. Mereka kan pusatnya perhatian dan sama-sama ratu drama. Sedangkan aku adalah miss invisible girl.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE?
ChickLitBagai mendapati hujan emas bercampur berlian. Itu yang Gina Laura rasakan ketika ia di terima sebagai mahasiswa di Columbia University. Kampus yang berkelas dan masuk ke dalam Ivy Leauge adalah impian semua orang, termasuk dirinya. Ia merasakan hidu...