Udara siang itu sejuk. Suara deru mobil bersahutan bersamaan dengan beberapa mobil yang mengepulkan asap kotor. Suara klakson sempat memekik di perempatan jalan. Di pusat kota New York, berdiri kokoh sebuah rumah sakit setinggi tujuh belas lantai. Dikelilingi dinding kaca redup yang begitu mengkilat. Memantulkan cahaya matahari ke segala arah. Mobil-mobil terlihat masuk dan keluar dengan frekuensi yang hampir bersamaan. Beberapa pria berseragam berkumpul di beberapa pos satpam di depan gedung itu.
Anna masuk ke rumah sakit itu melalui pintu depan. Sebuah pintu kaca besar dengan sebuah sensor yang akan secara otomatis membuka ketika ia hendak masuk dan bau khas langsung menyusup ke hidungnya. Sebuah ranjang beroda dan empat orang yang mendorong di sekelilingnya mendahului. Seorang anak di atas ranjang itu terlihat memegangi dadanya karena kesulitan bernapas dan wanita tua yang Anna pikir adalah ibunya terlihat menangis dan berusaha menenangkan anaknya. Seorang resepsionis berdiri di balik sebuah meja besar berwarna cokelat dengan seragam berwarna krem. Anna tersenyum kepada Anastasia. Di belakang tubuh jangkungnya yang sedang berdiri, ia bisa melihat sebuah pintu dengan kaca di tengah bertuliskan 'staff only'.
Ia bergerak ke lorong sebelah kiri. Menuju sebuah kotak berpintu besi yang akan mengantarnya ke lantai tujuan. Ia berkerumun dengan beberapa orang, mencium berbagai parfum mahal dari tubuh orang di sampingnya. Ia menunduk, memperhatikan sepatunya yang tampak kontras dengan sepatu yang lain. Sepatunya berwarna hitam yang hampir menyerupai coklat karena luntur. Sepatu bertumit rendah itu cukup nyaman dan well, memang agak memalukan tapi lebih baik dibandingkan dengan sepatunya yang lain.
Anna masuk saat pintu lift itu terbuka dan sebelum memutuskan untuk berdiri di pojok, ia terlebih dulu menekan tombol dan getaran tanda pesan masuk membuatnya langsung merogoh saku rok-nya.
Kau bisa sampai di sini lebih cepat?
dr. SteveIa membalas pesan itu dengan singkat dan bilang bahwa ia sudah sampai di rumah sakit. Ia turun saat sebuah layar di atas pintu lift menunjukkan lantai yang menjadi tujuannya. Setelah mengucapkan permisi, kerumunan yang masih berada di dalam lift seakan membelah memberinya jalan.
Ruangan di lantai ini tidak terlalu padat, karena lantai ini adalah lantai khusus dokter spesialis. Beberapa orang terlihat duduk di depan pintu bernomor dan beberapa suster sibuk dengan map-map berwarna putih. Ia masih terus berjalan menuju ruangan paling pojok.
"Selamat siang Anna. Aku pikir kau tidak masuk hari ini." Suster Clara Bill menyapanya dari balik meja cokelat di depan sebuah pintu bernomor 505.
"Aku hanya punya sedikit keperluan." katanya sambil menatap sebuah pintu bernomor 505 dan bertuliskan 'dr. Steven Haynsworth.' "Apakah dr. Steve sedang ada pasien?" tanyanya lagi. Wanita itu membenarkan letak kacamatanya dan menjawab.
"Iya, Mrs. Butler. Keluarga pasien yang sedang ditangani dr. Steve. Sebentar lagi juga selesai." Clara memberikan botol minuman kepada Anna. Ia mengambil dengan tatapan terima kasih. Ia dan Clara berbeda usia cukup jauh, yaahh... kurang lebih enam tahun. Tapi tubuh gadis itu bisa dibilang beberapa senti lebih pendek dari Anna. Warna rambut mereka juga sangat kontras, rambut Clara berwarna pirang sedangkan ia coklat lebat. Yang Anna sukai dari Clara adalah hidungnya yang mancung dan lehernya yang jenjang.
Wanita itu kembali sibuk dengan map-mapnya. Memeriksa data-data pasien hari ini. Anna hanya memperhatikkan Clara yang mulai mengetuk-ngetukan pulpennya di meja dengan pandangan seperti memikirkan sesuatu. Beberapa menit kemudian pintu terbuka, dr. Steve keluar bersama Mrs. Butler. Wanita berambut keriting berwarna merah terang itu terlihat sedih. Setelah mengucapkan terima kasih, ia tersenyum pada Anna dan Clara lalu mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Covenant Of Marriage
Romance(Pindah ke Dreame) Anna hanya punya Ibunya didunia ini dan bekerja sebagai seorang Asisten pribadi dokter adalah pekerjaan terbaik yang bisa ia dapat selepas drop out dari Columbia University. Tapi pada kenyataannya, takdir membawanya pada Jul...