Kriiiiinggggg
Suara alarm kamar Lucas berdering sangat keras hingga aku terbangun. Kulihat jam menunjukkan pukul lima pagi. Saat aku hendak duduk, aku tersadar bahwa sesuatu mengganjal tanganku, saat kulihat ternyata Lucas tidur sambil mengenggam tanganku. Aku tak mengerti mengapa Lucas melakukan itu, memang sih malam ini sedikit dingin, tapi yasudahlah mungkin dia melakukannya tanpa sengaja. Aku menarik tanganku perlahan dan segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dan mencuci muka.
Karena Lucas masih tidur dan aku bingung mau ngapain, aku iseng-iseng buka facebook di handphoneku. Kulihat ada 5 notif dan salah satu nya memberitahu ada 3 temanku yang sedang berulang tahun hari ini. Saat aku klik notif tersebut, aku lihat nama Lucas tertulis disana. Ternyata hari ini Lucas ulang tahun! Aku sedikit panik karna gak tau harus ngapain, apa perlu aku diam-diam keluar dan membeli kue? Ah mana ada toko kue yang sudah buka pagi-pagi seperti ini. Jadi ya terpaksa aku gak bisa ngasih kejutan apa-apa pagi ini.
"Kak Evan, kok udah bangun?" Aku sedikit kaget saat Lucas tiba-tiba bangun.
"E-Er iya Luc, Oh iya, selamat ulang tahun ya Luc. Maaf aku gak bisa ngasih kejutan apa-apa, aku aja baru tahu kalo hari ini kamu ulang tahun dari facebook hehe." Jawabku sambil menyodorkan tanganku pada Lucas.
"Oh iya kak Evan, makasih ya, Kak Evan ngucapin gini aja aku udah seneng kok." Sambil menjabat tanganku.
"Gini aja deh, kamu minta apa nanti aku kasih deh."
"Iya deh kak, iya, kak Evan mau sarapan gak? Ayo kak sarapan dulu."
Aku hanya mengangguk saat dia menawariku untuk sarapan, Lucas mengambil kaosnya yang tadi malam ia pakai dan memakainya, lalu berjalan menuju ruang makan di bawah. Aku pun mengikutinya dari belakang.
Ruang makan Lucas tak kalah mewah dari ruangan-ruangan lain di rumahnya. Meja panjang dengan butiran-butiran batu hias yang berkilau dan kursi-kursi ala kerajaan yang klasik sungguh pas di ruangan ini. Dan pojok ruangan, terdapat sebuah foto keluarga yang sangat besar, ada Ayah, Ibu dan Lucas disana. Tapi yang kulihat hampir tidak ada potret kebahagiaan di foto itu, memang benar mereka semua tersenyum tapi tak Nampak bahagia dan terkesan dipaksaan, entah itu pendapatku saja atau memang benar seperti itu. Lucas yang melihatku heran sambil memandang foto keluarga itu langsung bertanya.
"Kenapa kak fotonya?Ada yang aneh ya?" Tanya Lucas.
"Gimana ya Luc, kok kayaknya ekspresi di foto itu agak gimana gitu, sedikit dipaksa, menurutku."
"Sebenernya, perempuan yang difoto itu bukan Mama kandung ku kak. Mama sama papa cerai waktu aku umur 12 tahun. Lalu Papa nikah lagi sama perempuan yang ada di foto itu, ya sekarang jadi Mama tiri aku hehehe." Lucas menjawab dengan tertawa sekenanya. Aku tahu dia pasti sedih mengetahui orangtuanya bercerai di usia yang sangat muda.
"Eh sorry Luc, bukan maksudku ngingetin ka-"
"Iya gak papa kak, Mama tiri ku baik kok, perhatian, tapi ya gitu jarang dirumah." Ucap Lucas memotong ucapanku.
Tak lama, bi Ijah datang dengan membawa sepiring roti bakar dan dua gelas susu dan meletakannya di meja makan. Lucas mempersilahkanku makan, lalu kuambil sepotong roti bakar dan kulahap perlahan. Dalam hati aku kasihan dengan keadaan Lucas apabila seperti ini. Memang hidupnya benar-benar tercukupi, bahkan lebih, tapi kurang perhatian orang tua. Bahkan dihari ulang tahun anaknya sendiri, orangtua Lucas tidak bisa hadir disamping Lucas. Sungguh miris batinku melihatnya.
"Hari ini kak Evan pingin jalan-jalan kemana?Mumpung hari minggu." Ucap Lucas memecah keheningan.
"Kan hari ini kamu yang ulangtahun, terserah kamu aja deh."
"Gimana kalo hari ini ke wonderland kak?Katanya ada wahana baru loh."
"Oke, aku mah ngikut aja sama yang hari ini ultah hehe."
"Yaudah kalo gitu aku mandi dulu ya kak."
Lucas lalu membereskan piring dan gelasnya di tempat cuci piring, lalu berlari menuju kamarnya diatas. Aku juga segera menghabiskan roti dan susuku lalu naik ke kamar Lucas.
Xxx
Wonderland hari ini cukup ramai karna hari ini hari minggu. Aku menunggu Lucas yang sedang mengantre di loket pembelian tiket masuk. Tak lama kemudian Lucas menghampiriku sambil membawa dua tiket masuk dan menarikku menuju gerbang masuk Wonderland. Aku tak terlalu terkejut saat kulihat antrean panjang di setiap wahana karna hari ini memang hari libur, tapi antrean panjang ini cukup membuatku berpikir dua kali untuk menaiki wahana-wahana disini. Aku orangnya cukup malas menununggu. Tapi ya mau gimana lagi, demi Lucas, aku turuti saja apa maunya.
Dia menarikku menuju wahana ferris wheel dan mengantre disana. Sekitar 10 menit mengantre, giliran kami menaiki wahana itupun tiba. Lucas dan aku masuk ke dalam bilik (atau apapun namanya :v) wahana tersebut. Wahana tersebut mulai berputar perlahan, aku kira wahana ini tak sebegitu tinggi, ternyata cukup tinggi juga. Saat wahana mencapai di titik puncak teratas, Lucas tiba-tiba mengenggam tanganku.
"Kak Evan, aku mau nagih kado kakak sekarang."
"Hah?Emang kamu mau minta apa?" Tanyaku sedikit bingung, tanganku masih digenggam oleh Lucas, bahkan lebih erat.
"Aku mau kak Evan jadi pacar aku." Ucap Lucas dengan suara sedikit bergetar.
"Hah?Bisa diulangi nggak?Kayaknya aku salah denger deh."
"AKU-MAU-KAK-EVAN-JADI-PACAR-AKU!" Kali ini Lucas mengatakannya dengan tegas dan lantang. Aku pun jadi bingung sendiri dibuatnya. Saat wahana sudah sampai dibawah, aku segera keluar dan sedikit berlari meninggalkan Lucas. Aku tidak tahu apa maksudnya. Apa dia gak sadar kalo kita sama-sama cowok?
"Kak Evan!" Lucas berlari sambil mencengkram tanganku agar aku berhenti.
"Lepas!Lepasin gak!Dasar homo!" Aku pun mencoba melepaskan tanganku dari cengkraman tangannya, lalu aku berlari lagi. Aku kira saat aku menghina dirinya seperti itu, dia tak akan mengikutiku lagi. Tapi tidak, dia tetap berlari mengejarku. Aku pun tertangkap olehnya, dia mencengkram tanganku kuat kali ini, dan kini ia malah menarikku, terpaksa aku harus mengikutinya.
Saat kami sudah berada ditempat yang sepi, Lucas mendorongku ke tembok. Dan tiba-tiba dia mencium bibirku. Aku mencoba mendorongnya tapi tanganku ditahan oleh tangannya yang satunya. Aku benar-benar gak bisa menghindar. Tak lama, ia-pun menghentikan ciumannya tersebut, lalu ia menatap mataku, lalu ia menangis.
"Maaf kak. Maaf." Ia berucap dengan terbata-bata. Lalu ia melepaskan cengkraman tangannya dan berlari meninggalkanku.
END OF CHAPTER 3
MAAFKAN YA KALO SERING TYPO :V
MAAFKAN JUGA KALO CHAPTER 3 INI LEBIH SINGKAT
TOLONG VOTE DAN KOMEN KALO ADA KEKURANGAN (PASTI BANYAK KEKURANGANNYA LAH :V)
MAKASIH SEMUA YANG SUDAH VOTE!
TUNGGU KISAH LUCAS SAMA EVAN SELANJUTNYA YAA
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tak) Selamanya(?)
General FictionTak selamanya kisah cinta berakhir indah. Iya, apalagi kisah cinta antara dua laki-laki yang sedang dalam perjalanan mencari jati dirinya. Dalam cerita satu ini, saya coba hadirkan kisah cinta antara Lucas Eldric dengan Evan Collins yang rumit, dan...