Prologue

2 0 0
                                    

"Bukan hanya harta dan ketenaran yang mereka cari, tapi juga kekuatan"

Ucap seorang gadis yang dari tadi sedang duduk diatas meja belajarku, tangan kecilnya yang sangat mulus menggenggam erat sebuah cangkir yang berisi teh panas. mata hitamnya menatapku dengan serius sambil sesekali bibirnya yang tipis meniup niup uap panas dari teh tersebut. 

Aku hanya bisa melihatnya heran dari atas tempat tidurku. Ini pertama kalinya ada seorang gadis yang masuk kekamarku dan langsung duduk manis diatas meja belajarku. Mungkin tubuhnya saja yang terlihat mungil namun melihat dari gestur dan cara bicaranya sepertinya dia seumuran denganku.

"Apa maksudmu?, dan bagaimana kau bisa masuk kedalam kamarku"

Dia tersenyum, kemudian menengguk habis teh yang sudah dia pegang sejak tadi

"Maaf aku lupa memperkenalkan diri"

gadis tersebut turun dari meja belajar dan melangkahkan kaki kecilnya ke arah tempat tidurku. 

"sebenarnya tidak perlu bagiku untuk melakukannya tapi kau bisa memanggilku Fuuko"

Sekarang gadis itu tepat berada di depanku, gaun putih yang dipakainya sangat berlawanan dengan rambut panjang yang berwarna hitam. tubuhnya benar benar mungil walaupun sudah berdiri tapi tinggi badannya tidak jauh berbeda saat dia sedang duduk tadi.

tanpa kusadari tanganku bergerak sendiri dan menyentuh bahu kirinya.

"hey apa yang kaulakukan ?"

"kau bukan hantu kan ?"

"tentu saja bukan, cepat singkirkan tangan kotormu itu "

Setelah menyentuhnya aku yakin kalau dia hanyalah gadis  biasa. Saat ini yang tersisa di pikiranku hanyalah bagaimana caranya dia bisa masuk kedalam kamarku.

"aku tidak akan menanyakan siapa namamu, tujuanku kemari adalah untuk memperkenalkan diri"

Fuuko lagi lagi mengucapkan kata kata yang semakin membuatku bingung.

"Sudah waktunya aku pergi, sampai jumpa lagi saat kau sudah punya nama aku pasti kembali"

Fuuko membuka jendela kamarku kemudian melompat keluar.

"Sudah punya nama ?, bukannya aku sudah punya nama semenjak lahir"

Kata kata Fuuko membuat kepalaku sangat penuh rasanya seperti ingin meledak dan yang paling membuatku tidak percaya bagaimana bisa seorang gadis melompat keluar dari jendela kamar lantai dua dan menghilang tanpa jejak sedikitpun.

Malam itu aku berbisik dalam hati mungkinkah ini akibat terlalu lama dalam bermain video game, sepertinya mereka tidak bercanda tentang kerusakan otak.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The AdminsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang