"Jelasin kak." Pinta Tiffany ke Bianca. Tiffany, Azza, Keenan, Alvin, Azzam dan Ainun sedang berkumpul di Ruang Tamu.
Bianca menghela nafas sejenak, "Tunggu bunda. Bunda bentar lagi nyampe. Okay?"
"Apa susahnya sih jelasin?" Ujar Tiffany dengan sinis.
Bianca berdecak sebal, "Apa susahnya sih nunggu?"
5 Menit Kemudian terdengar ketokan pintu. Pintu pun dibuka oleh Azza yang ternyata Vita sudah datang.
Vita berjalan menghampiri Tiffany dan duduk disebelah Tiffany.
"Kamu apa kabar sayang?" Tanya Vita sambil mencium pipi dan kening Tiffany.
"Bun. Jelasin semuanya." Pinta Tiffany to the point.
"Jelasin apa sayang?" Tanya Vita dengan pura-pura bingung.
"Jelasin kenapa Azza bisa kenal sama Kak Bi, dan Shena. Dan jelasin kenapa tiba tiba aku disuruh masuk pesantren." Ujar Tiffany yang memang baru menyadari bahwa ada sedikit janggal disini.
Vita memandang Tiffany lama dan menghembuskan nafas pelan.
"Okay. Bunda bakalan jelasin dari awal se awal-awalnya. Bunda dan Umi Ainun kenal di New York. Karena kita sama-sama satu tempat kuliah, Dan juga Umi Ainun adalah satu-satunya orang indonesia yang bunda kenal. Sejak bunda kenal sama Umi Ainun, sifat bunda berubah. Bunda lebih agak kalem dan mudah diatur dari sebelum-sebelumnya.
Disaat bunda dan Umi Ainun sama sama pindah ke Indonesia, kita lostcontact. Karena Bunda tinggal di jakarta dan Umi Ainun tinggal di Bandung. Nah satu tahun kita lostcontact, Bunda sama Umi Ainun ketemu lagi dan disitu Umi Ainun cerita sama bunda kalo dia mau nge-bangun sebuah pesantren. Nah disitu Bunda tertarik untuk jadi Donatur Pesantren ini. Lagian juga Umi Ainun, Azzam, Dan Azza sering ke jakarta dan ke rumah. Tapi kamu nya aja yang entah kemana, jarang dirumah.
Dan 2 tahun terakhir ini Bunda perhatiin sikap kamu yang kelewatan walaupun kamu nggak pernah nyentuh barang haram tapi kalau nggak sekarang untuk ngerubahnya ya kapan lagi? Gak lama lagi pasti kamu bakalan terjerumus di barang haram itu. Makanya bunda masukin kamu ke Pesantren ini." Jelas Vita dengan panjang lebar. Tiffany tersenyum sinis.
"Bunda masukin aku ke pesantren cuma gara-gara aku sering buat onar, sering di drop out, sering kelayapan, dan sering ke club. Cuma gara-gara itu?! Terus kenapa Kak Bi, Kak Angel, dan Tiara juga nggak dimasukin ke pesantren? Kenapa cuma aku sendirian yang masuk ke pesantren ini? Terus juga, aku tau kalo sikap bunda juga sama kaya aku. Tapi Mami nggak pernah tuh masukin bunda ke Pesantren. Bunda masukin aku ke pesantren itu sama aja kaya bunda nggak percaya sama aku! Aku juga bisa berubah bun. Tapi nggak gini caranya!" Ujar Tiffany dengan wajah memerah pertanda ia sedang marah.
"Bunda masukin kamu ke pesantren demi kebaikan kamu, Tiffany!" Kata Vita dengan menatap Tiffany yang sedang menatapnya juga dengan tatapan sinis.
"Udah udah. Vita, Keenan, Bianca, sama Azza pergi dulu ya? Umi mau bicara sebentar sama Tiffany." Pinta Ainun. Vita, Keenan, Bianca, dan Azza pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Ainun duduk disebelah Tiffany.
"Umi tau ini sama sekali nggak adil buat kamu. Tapi Bunda kamu ngelakuin ini juga karena sayang sama kamu, Tiffany." Ujar Ainun dengan lembut.
"Kalo Bunda sayang sama aku, bunda gakbakalan masukin aku ke pesantren yang buat aku jadi ngerasa gak bebas." Tukas Tiffany dengan kesal.
Ainun tersenyum, "Kamu masih ingat dengan perkataan Umi tadi malam? Umi nggak bakalan ngelarang kamu untuk berbuat apapun yang kamu mau. Tapi janji, setelah kamu bosan dengan apa yang kamu perbuat di pesantren ini segera berbicara sama Umi. Kita perbaiki sikap kamu dengan perlahan-lahan. Oke sayang?"
***
09.30
Azza sudah tertidur di kasur sedangkan Tiffany masih terbangun dan duduk di meja belajar sambil memikirkan apa yang akan ia perbuat besok.
Tiffany berjalan ke Lemari baju nya. Dan mengeluarkan Baju-Baju Muslim yang dikirim oleh bunda-nya saat dua hari setelah masuk pesantren. Tiffany mengambil Gunting yang berada diatas meja dan mulai menggunting pakaian nya yang tadinya Lengan-nya panjang menjadi pendek. Dan yang tadinya Rok-nya Panjang menjadi Rok Pendek.
Ia tersenyum sinis ketika memikirkan semua orang pasti akan sangat terkejut melihatnya dan dia pun akan membuktikan bahwa dia tidak akan berubah menjadi lebih baik walaupun ia berada di pesantren.
Tiffany keluar dari kamarnya ingin berjalan menuju dapur untuk meminum tetapi dia mendengar ada seseorang perempuan dan laki-laki sedang berbicara di Ruang TV. Ia pun dengan pelan berjalan mengintip Bianca dan Azzam sedang berbicara?
"... Kamu udah tau kan sikapnya Tiffany? Kakak harap kamu bisa ngerubah Sikap Tiffany untuk jadi lebih baik dan setelah itu kakak yang paling pertama ngerestuin kamu." Ucap Bianca kepada Azzam.
Azzam tersenyum dan mengangguk, "Akan saya coba kak."
Tiffany menaikkan satu alisnya, "Inikah permainan kalian? Kalo gitu, gue yang bakalan pertama kali ngehancurin permainan ini."
***
Menurut kalian Part ini nyambung gak sehh. Bingung sendiri gue T_T. Maaf ya lama update dan maaf juga kalo pendek. Kan gue mau nge-gantungin kalian. Hehehe.Baik kan gue ngasih foto Azzam? Imbalannya Vote 500 dan Comment 50 eaps. Wkwkwk
Muach!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl In Pesantren
Teen Fiction[TELAH DITERBITKAN] Takdir benar-benar tidak bisa ditebak. Ia mampu merubah kehidupan seseorang dengan waktu sesingkat mungkin. Siapa sangka Tiffany yang bandel dan keras kepala ini akhirnya masuk ke dalam pesantren? Ingin rasanya ia menertawai...