Enjoy!
Papa menyuruh ku mengajak Scott berkeliling hari ini, oh sungguh badanku yang malas ini sangat tidak berkompromi.
Aku segera bersiap siap, dan menyambar tas selempang kecilku.
"Papa, aku bawa mobil ya" ucap ku sambil menyantap english breakfast yang sudah disiapkan.
"Ya, hati hati" ucap papa sambil membalikkan korannya yang sedang duduk disofa.
"Ayok, keburu siang" ucapku ke arah Scott, sambil melirik jam tangan dan meminum teh ku.
"Renio mana pa? Ohya, hari ini papa kerja?" tanya ku
"Hm, dia sekolah, inikan weekdays, dan ya, tentu papa Kerja" ujar papa
Aku mengangguk lalu berlalu ke luar, mobil sudah disiapkan Supir kami.
Scott dan aku pun masuk kedalamnya. Dan aku memegang kemudi."Jadi, kita mau kemana?" tanya ku, karna dari tadi kami hanya berputar putar sekitar rumah.
"terserah, kan bukan aku yang nyetir" ujarnya sambil mulai menguap.
"hmm" ujarku lalu memutar kemudi ku tiba tiba, karna terlintas ide.
"Klasik" ucap nya ketika mobil ku berhenti dan telah rapi berjajar di barisan parkiran.
"Jangan banyak komentar, kau beruntung aku mau mengajak mu kesini" ucap ku
"Kau yang beruntung karna aku belum pernah naik, jadi aku mau ikut" ucapnya santai dan keluar mobil seakan tau arah jalannya.
Aku segera merapikan diriku dan mengejarnya, astaga dia benar benar hilang, aku menelfon hp nya tetapi tidak aktif, yaampun dia kemana.
Sudah setengah jam aku berkeliling tetap tak menemukannya, akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri london eye sendiri, nanti pasti dia juga akan pulang, walau tak tau arah.
"ya, ya, aku tau" semar semar terdengar suara mirip Scott, tunggu, itu memang, Scott.
"Hmm" batukku, menyadarkan nya yang sekarang sedang menggoda beberapa gadis dengan rayuan menjijikannya.
"Rain? Sorry girls, I'll call you guys tonight, my girlfriend will hit me if, u know, right" ucapnya sambil wink kepada mereka.
Yang dihadiahi mereka smua melihatku keji, Scott mengeluarkan smirk nya lalu menggandeng tangan ku masuk kedalam antrian london eye.
"What do you mean?" ucap ku kesal saat kami mulai berada diantrian depan
Dia menatap ku
"when you nod your head yes but" yaampun dia malah bernyanyi, kuakui suaranya lumayan, ehm.
"Uh, forgot the lyrics" ucapnya tertawa
"Weird" desisku
"come on, have fun, rain!" ucapnya lagi
Aku hanya menggelengkan kepala ku takjub.
Kami masuk kedalam salah satu caplet london eye, aku berdiri di ujung nya, dan menganggumi pandangan kedepan, tanpa kusadari, Scott kini mengamati wajahku teliti, aku menatap kearahnya dan Ia membuang mukanya. Tanpa sadar sepenuhnya pula Scott menggenggam
Tangan ku begitu protective, seakan tak mau kehilangan, genggaman yang mengatakan bahwa smua akan baik baik saja, genggaman yang mengatakan bahwa dia akan menjaga ku. Aku mengeratkan genggamannya dan kini mata kami bertemu, jantungku berdegup kencang.Ia tersenyum tulus, aku bingung, apakah aku suka padanya? Ini baru beberap bulan, tapi, dari awal kami bertemu, hubungan kami seperti mengisyaratkan bahwa kami mempunyai hubungan khusus, Tuhan tolong aku, aku baru saja menyadari isi caplet ini hanya kami berdua!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (COMPLETED)
Teen FictionApakah sulit menjalani hidup dengan kedua orang tua yang bercerai dan keduanya memiliki dambaan hati-hati masing-masing? Apakah sulit menyukai seseorang yang seharusnya tak kusukai? Apakah salah mencintainya sampai rasanya sesakit ini?