Tera adalah pacarku. Dia sangat menyukaiku, tapi aku menyukai Natha. Dia tau aku menyukai orang lain tetapi masih saja mendekatiku.
Ini salahku.
Tiap hari aku merasa bersalah padanya. Dia dengan tulusnya mencintaiku dan aku hanya menerimanya karena sudah kewajibanku sebagai pacarnya.
Dia baik. Sangat. Melebihi Natha. Melebihi semua lelaki yang pernah kukenal. Aku tak tega untuk menyakitinya, jadi aku hanya membiarkannya untuk berusaha membahagiakan aku. Jahatkah aku?
Tepat hari ini kami sudah menjalin kasih selama sebulan. Masih baru. Rencananya, kami akan jalan-jalan dulu setelah pulang kuliah nanti, jadi aku berangkat bareng sama dia deh hari ini. Biasalah ya, anak muda.
"Bangun dek," kegiatan rutinnya.
"Iya mas udah kok. Mau jemput jam berapa nanti?" balasku.
"Hmm jam setengah 9 aja gimana?"
"Oke deh."
"Mandi gih. Kamu kan mandinya lama -_-"
"Ya ampun lama darimananya sih? Nyampe setengah jam aja engga -_- itu mah kamu."
"Oh iya bener hehe. Yaudah aku mandi ya. Kamu juga sana, trus sarapan."
"Iya maaaaasss. Aku gimana mau mandi kalo kamu chat aku teruuuuuuusss?"
"Hehe aku lagi kangen kamu sih. Ga sabar buat ketemu deh :3"
"Dasar. Yaudah aku mandi ya. Babaaaaaiii."
"Haha iyaaa. Dandan yang cantik ya!"
Aku hanya bisa tersenyum tipis. Jahat sekali diriku ini.
****
"Mas aku kebelet pipis nih. Aku duluan ya. Udah ga tahan banget," kataku sambil loncat-loncat kecil.
"Yaudah iya. Nanti pulangnya tungguin aku dulu ya."
"Yaiyalah. Kalo aku ga nungguin kamu, aku pulang sama siapa?" jawabku sebal.
"Hehe jangan cemberut gitu ah. Yaudah masuk sana."
Aku hanya menganggukkan kepala dan langsung berlari. Saking buru-burunya, aku sampai menabrak seorang pria. Aku hanya meminta maaf tanpa memandang wajahnya dan langsung menuju toilet. Setelah menuntaskan kegiatanku, aku berjalan santai menuju kelas.
Sesampainya di kelas, ternyata kelas masih sepi. Untuk membunuh rasa bosanku, aku pun mengeluarkan headset dan ponselku untuk mendengarkan lagu sambil menyenderkan kepala diatas meja.
Aku tak tahu berapa lama aku tertidur, yang pasti aku terbangun karena suara berisik. Tak berapa lama, dosen masuk bersama seorang pria yang tidak aku kenal. Anak baru? Ini kan udah seminggu, masa iya bisa pindah jurusan. Apa dia anak BEM? Mungkin juga sih, ujarku dalam hati.
"Nah disini ada temen baru kalian. Silahkan perkenalkan diri kamu", ujar dosen perempuan itu.
"Nama saya Jason William. Panggil aja Jason. Saya baru pindah kesini seminggu yang lalu dari London," ujar pria tampan nan putih itu.
Wew, bule masuk kampung. Tampan sih, tapi itu dosen kenapa ikutan genit ya? Ga inget umur apa?
"Sekarang kamu cari tempat duduk yang kosong ya. Mari kita lanjutkan materi kita," kata dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum yang Menghilang
RomanceAku takut. Aku sakit. Aku benci dia. Aku benci diriku sendiri. Berat rasanya memikul peran protagonis yang dibalut dengan antagonis didalamnya, memakai topeng bidadari yang dibaliknya terdapat wajah iblis, menjadi pribadi yang bahkan aku sendiri tid...