Chapter seven

116 7 1
                                    



*SAMY POV*

Dia mulai menggigit bibir bawahku, dan merasakan adanya benda asing yang basah menyentuh bibirku. Benda itu seperti mencoba masuk ke dalam bibirku, dengan hati-hari. Cara dia menggulum bibirku, terasa begitu lembut.

Kemudian aku pun membuka mulutku. Lidahnya mulai menjelajahi mulutku, sampai pada akhirnya lidahnya menyentuh lidahku. Aku pun berusaha untuk membalasnya. Sepertinya dia terkejut karena aku membalasnya.

Ia pun memperdalam ciuman kami dengan memiringkan kepalanya dan mendorongku sedikit ke arah dinding. Ia mencoba menggulum bibirku lagi. Jujur saja bibirnya sangat nyaman dan lembut.

Dan dengan tiba tiba ia mengakhiri ciuman kami dengan nafas ngos-ngosan namun cengiran lebar.

"Hmm kau sangat gugup. Aku tidak menyangka kau akan membalasnya" katanya mulai mengejekku.

"Kau meragukkanku? Ha?"

"Hmm sedikit" jawabnya lagi.

Dengan sekali gerakan aku mencoba menariknya dan menciumnya sekali lagi. Ya. Dia tidak seharusnya meragukkanku. Rasakan itu.

"Bagaimana? Kau masih meragukkanku ha?" Kali ini aku mencoba meyakinkannya.

"Hmm bagaimana yaa. I'll tell you the truth" kali ini ia membuatku penasaran.

"Tell me! " aku sudah geram dengannya.

"Whoaa. Calm down. So, your lips.."

"My lips what?"

"Sangat lembut dan menggairahkan. Aku tidak bisa tahan jika melihat bibirmu basah seperti itu" jawabnya dengan meng-lap bibirku dengan jari jarinya.
"Its good. And i like it" tambahnya lagi.

Mungkin wajahku sekarang seperti kepiting rebus. Aku malu. Kau tau? Dia memujiku. Lagi.

"Blushing. eh?" Ternyata dia memperhatikanku.

"No. Mungkin matamu saja yang buram" bantahku

"Hmm samantha..." Kali ini dia mendekatiku.

"Apa? Kau ingin apa lagi?" Tanyaku dengan nada meninggi.

"Aku.. Mpfhh.. Aku ingin kau menjadi kekasihku" katanya sambil meraih tanganku dan mendekatkan ke dada bidangnya.
"Would you be mine?" Tanyanya, yang hampir membuatku menganga.

"Hmm"

"Oh ayolah Sam. Jangan seperti itu. Maksudku aku tidak memaksamu. Tapi jangan membuatku semakin penasaran dengan kalimat HMM mu itu" sepetinya dia mulai takut jika aku menolaknya.

"Bagaimana ya Harry. Aku bingung jika aku menjawab tidak"

"Tidak apa kalau kau tidak mau" katanya menampilkan senyum miris nya. Ingin sekali aku tertawa melihatnya.

"Hey! Jangan seperti itu" aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku.
"Bahkan aku belum selesai berbicara" tambahku lagi

"Apa maksudmu?"

"Ya. Aku tidak. Tidak menolakmu" ucapku sambil tersenyum.

"Apa? Aku tidak mendengarmu Samsweet?" Katanya dengan suara meninggi.

"Aku tidak menolakmu HARLOD" ucapku dengan teriakan kecil.

Sejurus kemudian ia memelukku dan mengucapkan sesuatu

"You'll always be mine. Remember that" bisiknya sambil menggigit kecil cuping telingaku.

"Hmm" jawabku membalas pelukannya

"Bermalam lah dirumahku. Karena esok kita akan memasuki universitas baru" kata Harry lembut.

*HARRY POV*

HARMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang