Veranda POVSebenarnya apa yang laki laki itu pikirkan, kenapa beberapa hari yang lalu ia mengatakan akan menikahiku dan sekarang dia malah sangat acuh padaku. Ah, apa yang aku pikirkan? Untuk apa membingungkanya? Bukankah itu tidak ada untungnya sama sekali? Ayolah ada apa denganku?
Aku sedang duduk di depan laptop kesayanganku, tanganku tak berhenti menari di atas keyboard untuk menulis beebrapa file yang harus aku kerjakan, ya mengingat aku sudah bekerja di perusahaan laki laki yanh aku katakan tadi. Deva, sebenarnya aku tidak terlalu ingin bekerja di situ, karna aku lebih menyukai kegiatan mendesign baju atau yang lainnya. Tujuanku ke perusahaan itu juga ingin melihat seperti apa seorang Deva Keenan Putra Dirgantara jika sedang bekerja.
Dering teleponku membuatku menghentikan kegiatanku, mataku mencari keberadaan ponselku. Setelah menemukannya aku segera menggeser lockscreen ku ke arah kanan dan ya, ada sebuah pesan masuk.
DevaKP : Jess,
Aku mengernyitkan dahiku saat membaca pesan darinya, dipikiranku terlimtas sebuah pertanyaan 'dari mana dia dapat nomorku?'
JVeranda : Ya pak?
Aku berusaha menjawab sebiasa mungkin, aku tak mau jika ia memiliki pikiran yang terlalu berlebihan tentangku.
DevaKP : Jangan panggil saya pak, ini bukan di kantor Jess.
JVeranda : ok! Ada apa Va?
DevaKP : begini kan lebih baik dilihat mata. Saya cuma mau bilang, besok tolong bawakan file file yang tadi saya sudah suruh kamu kerjakan, bisa?
JVeranda : iya Va, ini lagi dikerjain
DevaKP : oh bagus kalau begitu,
Aku hanya membaca balasan dari Deva dan meletakkan ponselku di samping tumpukan map di sampingku, tak lama ponsel itu kembali ber dering
Veranda POV end
Incoming call from DevaKP..
Ve membukatkan matanya melihat sebuah tulisannyang tertera di layar ponselnya, dengan ragu Ve menekan icons berwarna hijau itu
"Halo." Sapa seseorang di sebrang sana,
"Iya pak, eh maksudku Va? Ada apa?."
"Ah tidak papa, apa kamu beluk tidur?." Sebuah pertanyaan yang konyol bagi Veranda
"Belumlah, kalau udah mana mungkin saya bisa angkat telepon bapak, dan saya juga sedang mengerjakan kerjaan yang bapak kasih." Jelas ve panjang
"Benar juga." Ve hanya bergumam
"Ve?." Panggil Deva
"Veranda? Apa kamu tidur?."
"Nggak Va, ada yang mau di bicarakan?."
"Engh, engga. Yaudah jangan tidur larut malam, good night have a good rest." Ve belum sempat membalas ucapan Deva, Deva sudah lebih dulu mematikan sambungan teleponnya
"Orang aneh." Cibir Ve kemudian larut dalam pekerjaannya.
---
Deva mengacak acak rambutnya kesal, dari raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang tidak dalam keadaan yang baik, ia akhirnya memutuskan ke pantry kantor untuk membuat minuman.
Deva berjalan melewati beberapa staff di perusahaan ini, banyak staff wanita yang terpesona oleh ketampanannya, ia hari ini memakai kemeja berwarna hitam dan jas berwana abu abu, tak lupa sebuah dasi berwarna senada dengan jasnya dan sepasang sepatu berwarna coklat melengkapi penampilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Love but I Love You
FanfictionAku percaya jika tuhan pasti akan memberi kita teman hidup. Hanya tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang dan berpihak pada kita. -Deva- Deva Keenan Putra Dirgantara, di usianya yang bisa dibilang masih muda ia sudah sangat sukses, semua keingi...