Truth (Or Dare)

4K 250 14
                                    

"Truth or dare?"

Sasuke Uchiha mengerenyitkan dahi.

"Apa maksudmu?"

"Jangan bilang kau tidak mengetahui permainan kecil seperti ini." Cibir lawan bicara pemuda tampan itu.

"Truth or dare?" Ulang Sasuke datar.

"Jangan curang. Aku yang menanyakannya duluan. Truth or dare?"

"Truth." Ada baiknya jika Sasuke mengikuti permainan picisan tersebut. Jadi ia menjawab dengan pilihan pertama.

"Ah~!" Lawan bicaranya berseru. Terlihat sekali jika ia senang karena Sasuke menanggapinya. "Tunggu sebentar, aku akan memikirkan pertanyaanku." Sang lawan bicara mengerenyitkan dahinya. Terlihat serius sekali memikirkan satu pertanyaan untuk pemuda tampan dihadapannya.

"Terlalu lama, Bodoh. Hanya satu pertanyaan dan kau berpikir seolah memikirkan seribu pertanyaan." Ujarnya, dibalas dengan majunya bibir lawan bicara.

Sasuke bungkam. Keheningan menyapa.

Satu detik. Lawan bicaranya bertahan dalam mode merajuk.

Tiga detik. Alis lawan bicaranya menukik.

Sebelas detik. Alis yang menukik mulai mengendur, kurva perahu mengambil alih bentuk bibir si mpunya.

Satu pertanyaan yang baik telah terpikir eh?

"Baik." Jeda sesaat untuk dramatisasi, "apa rencanamu saat ini?"

Sasuke memasang wajah tembok. Pertahanan terakhirnya, karena Sasuke yakin, jika ia berada dalam manga maka ia akan berada dalam posisi berjungkir balik. Berpikir sekian menit untuk pertanyaan truth or dare dan pertanyaan yang keluar hanya 'apa rencanamu saat ini?'

Hebat sekali.

Sasuke menatap lawan bicaranya, tepat pada iris cemerlang tersebut.

"Kurasa aku ingin kamarku, dengan seseorang disana. Melucuti pakaiannya dan menghajarnya hingga ia tak lagi bisa memberiku pertanyaan bodoh."

"Cabul!" Lemparan bantal sofa dihindari dengan super baik. "Itu pertanyaan sepele yang sangat penting tahu!"

"Hn? Sepele yang penting? Kontradiksi sekali, Bo-" lemparan bantal kedua membungkamnya.

"Jawab saja. Brengsek." Kekesalan terlihat jelas diwajah lawan bicaranya. Seingat Sasuke, truth or dare hanya permainan? Mengapa jadi serius seperti ini?

"Rencanaku?" Sasuke memilih mengikuti kemauan lawan bicaranya. Bukan hal yang baik jika seseorang merajuk hanya karena permainan. "Kamarku, dengan seseorang disana. Melucuti pakaiannya dan membuatnya meneriakkan namaku sepanjang malam." Sasuke menghindari lemparan bantal ketiga, "dimana dihari sebelumnya, aku ingin menciduknya, membawanya kehadapan pendeta, memasangkan cincin dijarinya, dan menciumnya dihadapan saksi." Bantal keempat tak jadi melayang. Beralih fungsi sebagai tempat persembunyian pipi yang memerah.

Tentu tak bisa mengelabui mata tajam milik Uchiha. Membuat satu sudut bibir bungsu dari keturunan Uchiha tersebut naik beberapa mili.

"Giliranku. Truth or dare?"

Satu Oktober.

Memang tak salah memainkan truth or dare kapanpun. Tapi, dalam rangka menyambut Halloween? Bukankah yang benar adalah trick or treat?

Ah, apa pentingnya itu sekarang?

***
LightMiu

Love MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang